Ngomongin soal buka usaha maupun membesarkan usaha, selalu berujung pada ketersediaan modal kerja dalam bentuk uang atau cash. Bahkan dari awal menulis blog, selalu muncul pertanyaan dan komentar tentang keinginantahuan bagaimana cara mendapatkan modal karena tidak cukupnya modal, atau sulitnya mendapat modal, padahal sudah ingin sekali buka usaha atau sudah terdesak untuk membesarkan bisnisnya .
Meskipun sudah banyak yang berusaha meyakinkan, terutama bagi pemula bisnis, bahwa untuk membuka
usaha faktor modal uang merupakan faktor yang “tidak terlalu penting” atau “bukan prioritas pertama”, tapi tetap saja kalau tidak ada modal uang sepertinya pergerakan usaha akan sedikit pelan dan terhambat.
Dan tidak dipungkiri pula bahwa dibalik setiap kesuksesan atau ledakan bisnis , sudah pasti ada pergerakan atau penambahan modal uang (hutang dan piutang) yang berhasil dihimpun pemilik usaha. Untuk itulah kita perlu sedikit lebih kreatif untuk bisa memperoleh suntikan-suntikan dana segar dari pihak lain.
Salah satu cara agar mudah mendapatkan modal adalah mesti tahu dimana modal berada dan kenali sumber-sumbernya. Setelah kenal, akrabi baik-baik sumber tersebut. “Tidak ada makan siang yang gratis” katanya, ini juga terjadi pada modal, maka perlu juga dipahami imbalan-imbalan apa yang mesti disiapkan yang akan diminta oleh sumber modal tersebut, istilah dalam iklan-iklan adalah penuhi “syarat dan ketentuan berlaku “.
Beberapa sumber modal yang patut dikenali dan diakrabi, antara lain:
- Saudara, kerabat, dan keluarga. Ini mungkin salah satu sumber modal yang bisa memberikan syarat dan ketentuan yang lunak, dan patut dipertimbangkan pertama kali untuk menghimpun modal usaha.
- Teman, sahabat, temannya teman, sohib, dll. Sumber ini juga patut diperhitungkan dan jadi prioritas awal, karena juga bisa menawarkan syarat dan ketentuan yang ringan.
- Kartu Kredit. Kartu kredit bisa dimanfaatkan untuk tarik tunai dan dengan pengelolaan yang baik, bisa jadi sumber talangan dana dengan sistem gali lubang tutup lubang. Minimal diperlukan dua kartu kredit agar bisa aman melakukan gali lubang tutup lubang seperti ini. Tips dan trik-nya bisa cari sendiri ya
- Bank. Sumber pendanaan yang paling populer barangkali. Sudah ada pilihan mau bank konvensional atau bank syariah. Yang tidak mau ambil resiko bunga, bisa ke bank syariah dengan sistem semacam bagi hasil. Tapi sebagai peminjam kita harus memenuhi persyaratan yang lengkap sebelum bisa menarik dana dari bank. Pahami dan kenali betul-betul segala persyaratan dan konsekuensi dari peminjaman ke bank ini. Jangan terpaku hanya pada bank-bank besar ternama, manfaatkan bank-bank kecil yang mampu memberikan syarat yang lebih ringan.
- Pegadaian. Punya barang berharga yang masih sayang jika dijual? pegadaian bisa mengatasi masalah modal anda dengan menggadaikan barang berharga milik anda dan anda masih tetap bisa memanfaatkan dan memiliki barang tersebut. Sekarang pegadaian sepertinya semakin fleksibel. Barang-barang yang tidak bisa diagunkan di bank, bisa diterima dengan mudah di pegadaian. Bisa mobil, motor, emas, perhiasan, dll yang tidak bisa dijadikan agunan di bank, bisa digadaikan. Bunga atau biaya gadainyapun relatif ringan jika memang digunakan untuk usaha yang produktif & profitable. Juga sudah ada pilihan pegadaian konvensional dan pegadaian syariah.
- CSR Perusahaan Besar. Perusahaan-perusahaan besar dan BUMN memiliki program CSR (Corporate Social Responsibility- CMIIW) yaitu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dengan memberikan bantuan kepada usaha-usaha kecil agar bisa berkembang. Syarat dan ketentuan CSR memang berbeda-beda dan relatif lebih ringan dibanding pinjaman bank. Layak untuk dikenali dan digali segala informasi dari tiap penyedia CSR agar bisa mendapat modal usaha.
- Suplier. Suplier sering ingin sekali barang cepat terjual. Kalau suplier tahu kita mampu menjual barang dengan bagus, tapi kita terhambat modal, asal disampaikan dengan baik, kemungkinan besar suplier akan bersedia membantu dalam bentuk pinjaman barang dagangan.
- Pembeli / Customer. Pinjam uang dari pembeli? yang bener aja? Ya, pinjam uang dari pembeli adalah praktek bisnis yang lazim. Sudah banyak yang mempraktekannya. Kalau anda punya barang dagangan yang memang dibutuhkan, pasti customer dengan rela hati akan memberikan uangnya sebagai DP (Down Payment). Bahkan banyak yang rela membayar cash keras di depan untuk mendapat barang yang diinginkan. Contoh klasik ya di dunia properti, contoh lain peluncuran handphone, note bokk dll yang memang diidamkan pembeli. Contoh lain penjualan voucher belanja sebagai gift. Orang belum beli barang tapi sudah menyerahkan uang ke kita.
- Rentenir. Dalam agama rentenir sangat dilarang. Saya juga tidak menganjurkan, karena ancamannya neraka, hiiii…… Tapi karena dalam praktek masih saja ada, rentenir layak dimanfaatkan dalam kondisi yang kepepet. Dan sebagai pengusaha mestinya punya semangat negosiasi yang kuat. Makanya kalau pinjam ke rentenir mesti negosiasikan dengan baik, biar bisa keluar dari jebakan bunga dan rentenir. Tawarkan bagi hasil jika memungkinkan.
- dan lain-lain yang masih banyak lagi. Kreatifitas andalah yang membatasi. The sky is the limit.
Semoga bermanfaat
Wassalam
sumber : http://fuadmuftie.wordpress.com/2010/05/05/kenali-akrabi-sumber-modal-usaha-percepatan-bisnis/
Post a Comment
Post a Comment