Adalah Hendricus, salah satu pemilik Mikro Market Design (M2D), yang memproduksi rumah miniatur tersebut. Menurut Hendri, hingga kini ia telah membuat delapan jenis rumah tradisional, seperti rumah adat Toraja, Papua, dan bahkan Kincir Angin Belanda yang kesemuanya terbuat dari bahan kayu organik. Hendric menggunakan beberapa skala untuk membuatnya, namun ia sangat mementingkan kemiripan. Seperti yang ia tunjukkan kepada DUIT!, sebuah miniatur pendopo khas Malang yang masih tetap mempertahankan jendelanya meskipun sangat kecil. Bahkan ornamen ukiran yang terdapat di rumah tradisional pun turut jadi perhatian.
“Pembelinya lebih banyak pejabat-pejabat daerah untuk memperkenalkan kebudayaannya. Seperti baru-baru ini Pemkab Malang minta dibuatkan pendopo,” katanya saat ditemui DUIT! Jumat (16/7) lalu. Hendric menjual rumah miniatur mulai dari Rp 1,8juta hingga Rp 2juta tergantung ukurannya. Uniknya, untuk pemesan yang berada diluar kota, Hendric tidak mengirimkan rumah miniatur dalam bentuk final. Pemesannya harus merakit sendiri sesuai dengan buku petunjuk yang disertakan. Selain itu, Hendric juga menyertakan informasi mengenai asal-usul rumah miniaturnya. “Jadi orang nggak asal beli. Mereka juga mendapat wawasan tentang rumah miniatur yang dibelinya,” jelas mantan pegawai kantoran ini.
Pendopo khas Malang pesanan salah satu pejabat daerah.
“Yang penting saya ingin melestarikan kebudayaan Indonesia,” katanya. Bak gayung bersambut, belum lama ini ia dihubungi oleh salah satu pihak kementerian yang memberi kesempatan baginya untuk ikut pameran di luar negeri. “Ya kita tunggu saja,” tutupnya.
Post a Comment
Post a Comment