Pengertian
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh, sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin berkurang.
Anemia jenis ini merupakan anemia yang paling sering di jumpai, terutama di negara tropis.
Prevalensi
Diperkirakan penderita anemia defisiensi besi di seluruh dunia berjumlah lebih kurang sebanyak 500 juta orang. Anemia defisiensi besi mengenai semua usia dan golongan ekonomi, walaupun jumlah terbanyak terdapat pada anak dalam masa pertumbuhan, terutama di negara berkembang. Di Indonesia, ada perbedaan yang nyata antara desa dan kota. Berdasarkan hasil penelitian di desa-desa pada provinsi Sumatera Barat; Jawa Tengah; dan Bali, 50% penduduk yang menderita anemia disebabkan oleh defisiensi besi dan 40% anemia defisiensi besi disertai dengan investasi cacing tambang. Di Amerika Serikat, prevalensi anemia defisiensi besi ditemukan sebesar 0,2% pada laki-laki, 2,6% pada wanita yang belum menopouse, dan 1,9% pada wanita yang sudah menopouse.
Etiologi
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun.
1. Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun yang dapat berasal dari:
- Saluran cerna akibat dari tukak peptik kanker lambung,
kanker kolon, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang.
- Saluran genetalia wanita -› menoragi atau metroragi.
- Saluran hematuria.
- Saluran napas -3 hemoptoe.
2. Faktor nutrisi akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi yang tidak baik (makanan banyak mengandung serat, rendah vitamin C, dan rendah daging).
3. Kebutuhan besi ineningkat seperti pada prematuritas anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan.
4. Gangguan absorpsi besi gastrektomi, kolitis kronis.
Patofisiologi
Perdarahan menahun menyebabkan kehilangan besi, sehingga cadangan besi makin menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted state. Apabila kekurangan besi berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang, sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara klinis belum terjadi, keadaan ini
disebut iron deficient erythropoesis. Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer, sehingga disebut sebagai iron deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epitel serta pada beberapa enzim yang dapat menimbulkan gejala pada kuku, epitel mulut dan faring, serta berbagai gejala lainnya.
Gejala Klinis
Gejala anemia defisiensi dapat digolongkan menjadi tiga golongan besar berikut ini.
1. Gejala umum anemia
Gejala umum anemia yang disebut juga sebagai sindrom anemia dijumpai pada anemia defisiensi jika kadar hemoglobin turun di bawah 7-8 g/dl. Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, serta telinga mendenging. Pada anemia defisiensi besi, karena terjadi penurunan kadar hemoglobin secara perlahan-lahan, sering kali sindrom anemia tidak terlalu mencolok dibandingkan dengan anemia lain yang penurunan kadar hemoglobinnya lebih cepat.
2. Gejala khas akibat defisiensi besi
Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi dan tidak dijumpai pada anemia jenis lain adalah sebagai berikut.
- Koilorikia 4 kuku sendok (spoon nail) kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertikal, dan menjadi cekung sehingga mirip seperti sendok.
- Atrofi papila lidah permukaan lidah menjadi licin dan
mengilap karena papil lidah menghilang.
- Stomatitis angularis 4 adanya peradangan pada sudut mulut,
sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.
- Disfagia 4 nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.
- Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan aklorid.a. 3. Gejala penyakit dasar
Pada anemia defisiensi besi dapat dijumpai gejala-gejala penyakit yang menjadi penyebab anemia defisiensi. Misalnya pada anemia akibat penyakit cacing tambang dijumpai dispepsia, parotis membengkak, dan kulit telapak tangan berwania kuning.
Pustaka
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem Hematologi Oleh Wiwik Handayani
Post a Comment
Post a Comment