Anda pasti punya akun Facebook. Kemungkinan besar kalau Anda membaca blog ini, Anda juga punya akun Twitter. Beberapa dari Anda punya blog atau situs sendiri. Kalau Anda tidak punya blog, setidaknya Anda pasti aktif di forum Kaskus. Saat Anda aktif di setiap social media tersebut, tanpa sadar Anda memindahkan sebagian jati diri Anda ke ranah daring.
Setiap rangkaian kata yang Anda tweet secara tidak langsung menunjukkan ketertarikan Anda akan suatu topik. Paling sederhananya, kejadian di Jumat malam kemarin saat kemacetan melanda Jakarta pasca hujan. Seseorang dengan karakter yang tidak sabar akan mengumpat di Twitter tentang kemacetan yang dihadapinya.
Twitter menjadi pelampiasan kekesalan, daripada ia meledak sendirian di dalam mobil. Ada lagi yang tidak melihat kemacetan sebagai sumber kekesalan, tapi malah melihatnya dari sisi positif. Ia jadi lebih banyak men-tweet dan menyampaikan kata-kata inspiratif. Setiap tweet baik negatif atau positif membangun persepsi para pembacanya.
Setiap turahan tweet atau status update di Facebook merefleksikan karakter seseorang. Kita sebagai teman yang melihatnya langsung mempersepsikan karakter orang itu di benak kita. Kita membayangkan karakter seseorang itu pintar, kritis, gaul, kreatif, dari ungkapan status update-nya. Kita juga membayangkan karakter seseorang itu pemarah, sombong, bodoh, jorok, juga dari ungkapan status update-nya. Pencitraan seseorang di benak kita ini yang bahasa gaulnya dikenal dengan sebutan personal branding.
Di ranah daring, seseorang dikenal oleh setiap tulisannya. Kalau sekarang setiap tulisan Anda selalu berisi keluh kesah, maka personal branding yang Anda ciptakan di mata orang lain adalah Anda orang yang suka mengeluh dan protes. Kalau saat ini Anda adalah seorang ibu yang suka menulis topik tentang si kecil di blog Anda, maka personal branding yang Anda ciptakan adalah kepedulian seorang ibu akan keluarganya. Kalau Anda suka berbagi info seputar finansial, maka Anda menciptakan personal branding kalau Anda memang ahlinya di bidang itu.
Pada dasarnya semua orang ingin tampak terlihat baik di mata teman-temannya. Namun perlu diingat, kesan baik itu hanya muncul kalau segala tindak dan perilakunya pun baik. Setiap tweet atau status update atau tulisan di blog perlu kita isi dengan konten positif dan bermanfaat. Kalau Anda ingin dicitrakan sebagai seorang ahli social media, maka seringlah menulis dan berbagi tentang social media. Kalau Anda ingin dicitrakan sebagai seorang fashionista sejati, maka isilah blog Anda dengan ulasan fesyen terkini. Apapun yang Anda tulis merefleksikan personal branding Anda.
Sekarang, ada sedikit pertanyaan nih.
- Coba sebutkan blog yang Anda paling favoritkan, dan apa persepsi Anda tentang penulis blognya?
- Coba sebutkan salah satu pengguna Twitter atau Facebook, dan karakter seperti apa yang Anda bayangkan saat membaca status update-nya?
Post a Comment