Tidur ternyata dapat membuat seseorang melewatkan begitu banyak hal seperti misalnya ujian di sekolah atau pun masa liburan yang seharusnya dapat diisi dengan berbagai hal menyenangkan. Hal ini dirasakan langsung oleh remaja Inggris, Stacey Comerford, yang mengidap Kleine Levin Syndrome.
Akibat menginap Kleine Levin Syndrome, Stacey kabarnya dapat menghabiskan waktu satu bulan untuk sekali tertidur. Bahkan sang ibu, Bernie Richards mengatakan, waktu tidur Stacey kadang bisa mencapai dua bulan.
"Sindrom itu bisa menyerang setiap saat. Selama ini waktu tidur terlama Stacey adalah dua bulan," ujar Bernie, yang dikutip Mirror.
Bernie menambahkan, Kleine Levin Syndrome menyerang putrinya dengan tiba-tiba tanpa adanya tanda-tanda terlebih dahulu.
"Aku pernah menemukannya tertidur di lantai dapur. Pernah suatu waktu Aku mendapatinya tengah berjalan ke kamar mandi atau ketika ia tengah mengambil minuman. Namun, itu dilakukannya sambil memejamkan mata. Ketika ia terbangun ia tidak merasa aneh. Stacey tidak tahu sama sekali apa yang dialaminya," jelas Bernie.
Stacey telah menderita Kleine Levin Syndrome sejak satu tahun lalu. Namun kepastian atas vonis ini baru dijatuhkan pada Maret lalu.
"Stacey merasa lelah sepanjang waktu. Ia tidak bisa berkonsentrasi dengan sekolahnya. Pikirannya kosong dan ia tidur selama berminggu-minggu," ujar Bernie.
Ternyata Stacey bukanlah satu-satunya remaja Inggris yang mengidap Kleine Levin Syndrome. Seorang remaja asal Sheffield, Inggris, Mitchell Baldwin pun dilaporkan mengidap kelainan yang sama dengan yang diderita Stacey.
Meski tidak memiliki waktu tidur selama Stacey, namun polanya yang dialami keduanya sama. Mitchell dikabarkan hanya menghabiskan waktu selama 22 jam untuk tidur.
"Ini membuatku frustasi. Aku melewatkan banyak hal dalam hidupku," tutur Mitchell.
Kleine Levin Syndrome atau yang dikenal juga dengan sebutan Sleeping Beauty Syndrome adalah penyakit langka di dunia. Dari miliaran penduduk bumi hanya sekira 1000 orang saja yang menderita kelainan ini.
Post a Comment
Post a Comment