VIVAnews - Badan Antariksa Federal Rusia (Roscosmos) kemungkinan menjalin kerjasama dengan Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA) untuk menjalankan program penelitian Mars, Exomars. Program ini rencananya akan dilaksanakan kuartal pertama tahun 2013.
"Perjanjian akan ditandatangani. Kita mulai membiayai proyek ini," kata Kepala Roscosmos, Vladimir Popovkin dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Izvestia seperti dilansir dari rbth.asia.
Popovkin membahas kesiapan Rusia untuk bergabung dengan proyek dalam sebuah percakapan telepon dengan kepala ESA, Jean-Jacques Dorden, pada 21 Desember lalu. Kedua belah pihak sepakat untuk menandatangani perjanjian kuartal pertama tahun depan.
Menurut Popovkin, penandatanganan dokumen tersebut sebenarnya direncanakan dilaksanakan pada November lalu. Tapi, tertunda karena kompleksitas prosedur resmi yang diadopsi oleh ESA.
"Teks dokumen tersebut akan disetujui 'hingga satu koma' pada 20 Januari nanti," ujar Popovkin.
Program Exomars merupakan program untuk mengirim orbiter ke Mars pada 2016 dan mengirim robot penjelajah dua tahun kemudian. Pada awalnya program ini dijalankan oleh badan antariksa AS (NASA) dan ESA.
Tapi belakangan NASA menarik diri dan mengatakan mencabut keikutsertaannya dalam proyek. NASA juga tidak akan memberikan peluncur Atlas untuk program tersebut.
Rusia telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan program ini. Rusia menawarkan untuk menyediakan roket pembawa, Proton, untuk peluncuran dan pertukaran peralatan ilmiah untuk keanggotaan penuh.
Roscosmos sebelumnya mengatakan pembiayaan Rusia untuk program ExoMars bisa tertutup sebagian oleh pembayaran asuransi. Biaya asuransi tersebut mencapai 1,2miliar Rubel atau sekitar US$ 40,7 juta dari misi wahana antariksa Phobos-Grunt yang jatuh untuk membuktikan Phobos (satelit) bulan Mars. Partisipasi Rusia dalam proyek tersebut telah disetujui oleh dewan ruang angkasa dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia.
Post a Comment
Post a Comment