BROWNIS LAGI
Karya Maratus Shopiyah
Kukuruyuggggg…. suara ayam telah berkokok tapi selimut tetap setia menghangatkan Ara yang tertidur pulas dikamar tidur.
Maklumlah Ia baru pulang kampung ke ngawi –awalnya sih kerja di Jakarta–rasa capek sebenarnya sudah hilang. Mengingat pas hari-Hnya sampai kampung dia masuk angin kasep (dalam bahasa jawa artinya terlanjur parah).
Maklumlah Ia baru pulang kampung ke ngawi –awalnya sih kerja di Jakarta–rasa capek sebenarnya sudah hilang. Mengingat pas hari-Hnya sampai kampung dia masuk angin kasep (dalam bahasa jawa artinya terlanjur parah).
Hari ini agendanya adalah mencari Surat Sehat guna memenuhi persyaratan masuk kerja. Keluarga Ara adalah keluarga yang tidak kurang mampu dibidang perekonomian jadi Ia tidak bisa meneruskan pendidikannya setelah SMA. Meskipun kakaknya yang terakhir bisa melanjudkan tapi karna Kakaknya mendapatkan beasiswa. Awalnya Ara pernah mencoba mendaftar untuk dapat beasiswa, tapi otaknya yang pas-pasan kalah saing dengan teman-temannya yang lebih pandai dari Dia.
Brownis Lagi |
Mentari mulai menampakkan cahaya kehidupannya, perlahan tapi pasti ia merangkak naik ke atas angkasa yang begitu luasnya. “Buk, aku pergi ke puskesmas dulu yha”, pamit Ara kepada Ibunya. “ yakin yha tidak mau dianterin Ibu?” tanya Ibu yang sudah siap dengan pakaian rapi. “ tidak usah Bu, Ara berani kok sendirian” jawabnya sampil mencium tangan Sang Ibu tercinta.
Assalamualaikum ... Ara pergi meninggalkan rumah.
Di dalam bis Ara mengambil handphonenya dan memainkan jarinya diatas tombol angka hp tersebut, dan mengirimkan sebuah sms kepada Agus — salah satu cowok yang sedang dekat dengannya (saat ini hubungannya dengan Andi sedang kacau, nyaris putus mungkin, atau mungkin lebih tepatnya memang sudah PUTUS).
Assalamualaikum ... Ara pergi meninggalkan rumah.
Di dalam bis Ara mengambil handphonenya dan memainkan jarinya diatas tombol angka hp tersebut, dan mengirimkan sebuah sms kepada Agus — salah satu cowok yang sedang dekat dengannya (saat ini hubungannya dengan Andi sedang kacau, nyaris putus mungkin, atau mungkin lebih tepatnya memang sudah PUTUS).
Aku lagi OTW ke puskesmas nie
Biiippphhh…
Ngapain
Jawabannya jutek amat sih, pikirnya.
Nyari Surat Sehat
Tak lama kemudian ada balasan sms masuk
Owh… moga berhasil ya
Sesuai dengan yang Ara ingin kan. Andai kamu tau aku pengen ketemu kamu Gus, aduh anak kecil ini. Lalu Ara membalas sms dengan jujur apa yang ada dihatinya.
Kamu g mau ketemu aku tha?
Sepertinya Agus juga ingin bertemu, tapi bronish ini mempunyai tingkat jaim yang sangat tinggi. Bukan Agus namanya jika Ia terlalu ramah kepada seorang cewek. Kemudian hp Ara bergetar, tanda ada sebuah sms masuk.
Yadah jam 10 aku tunggu di pegadaian ngrambe yha
Lalu Ara mulai menurunkan kedua kakinya disebuah perempatan yang bersebelahan dengan pasar, ya itulah yang dinamakan prapatan ngrambe. Ia menyusuri toko-toko dan akhirnya sampai juga ia di puskesmas ngrambe.
Antrean nomer 18? Aduh gimana nie bisa lama donk, fikir Ara dalam hati. Spiker berbunyi dengan amat keras “Antean nomer 17 masuk ruang BP”. Seorang bapak-bapak tua pun masuk ke ruang dokter.kemudian spiker itu berbunyi kembali tanda mempersilahkan nomer antrean berikutnya untuk masuk ke ruangan dokter, memang betul spiker itu mempersilahkan Ara untuk masuk keruang dokter “ nomer 18 masuk ruang BP”
“ Mbak Arsya Shofia, betul” sapa dokter itu dengan ramah. “Iyha saya Arsya Shofia” jawabnya dengan santun. “ Mau minta Surat Sehat? Benar?” tanya dokter itu selanjutnya, “iyha” jawannya dengan singkat. Kemudian Ara melanjutkan dengan beberapa tes mengenai kesehatannya. Dan alhamdulilah ia dinyatakan sehat oleh dokter yang memeriksanya.
Biiippphhh…
Ngapain
Jawabannya jutek amat sih, pikirnya.
Nyari Surat Sehat
Tak lama kemudian ada balasan sms masuk
Owh… moga berhasil ya
Sesuai dengan yang Ara ingin kan. Andai kamu tau aku pengen ketemu kamu Gus, aduh anak kecil ini. Lalu Ara membalas sms dengan jujur apa yang ada dihatinya.
Kamu g mau ketemu aku tha?
Sepertinya Agus juga ingin bertemu, tapi bronish ini mempunyai tingkat jaim yang sangat tinggi. Bukan Agus namanya jika Ia terlalu ramah kepada seorang cewek. Kemudian hp Ara bergetar, tanda ada sebuah sms masuk.
Yadah jam 10 aku tunggu di pegadaian ngrambe yha
Lalu Ara mulai menurunkan kedua kakinya disebuah perempatan yang bersebelahan dengan pasar, ya itulah yang dinamakan prapatan ngrambe. Ia menyusuri toko-toko dan akhirnya sampai juga ia di puskesmas ngrambe.
Antrean nomer 18? Aduh gimana nie bisa lama donk, fikir Ara dalam hati. Spiker berbunyi dengan amat keras “Antean nomer 17 masuk ruang BP”. Seorang bapak-bapak tua pun masuk ke ruang dokter.kemudian spiker itu berbunyi kembali tanda mempersilahkan nomer antrean berikutnya untuk masuk ke ruangan dokter, memang betul spiker itu mempersilahkan Ara untuk masuk keruang dokter “ nomer 18 masuk ruang BP”
“ Mbak Arsya Shofia, betul” sapa dokter itu dengan ramah. “Iyha saya Arsya Shofia” jawabnya dengan santun. “ Mau minta Surat Sehat? Benar?” tanya dokter itu selanjutnya, “iyha” jawannya dengan singkat. Kemudian Ara melanjutkan dengan beberapa tes mengenai kesehatannya. Dan alhamdulilah ia dinyatakan sehat oleh dokter yang memeriksanya.
Tepat pukul setengfah sepuluh ia keluar dari puskesmas. Aduch masih setengah jam lagi, mau ngapain dulu yha, hmm ke indomart dulu ach. Baru saja Dia melangkah dari pintu puskesmas, Ia baru ingat bahwa ibu nitip suruh beliin obat buat bapak, uch hampir aja lupa. Lalu Ara singgah ke apotik “shofa” yang berdiri diseberang jalan dan tepat didepan puskesmas.
Lalu Ara melanjutkan berjalan menuju indomart, Ia memang lebih suka belanja keperluannya di minimarket tersebut, selain harganya yang relative lebih murah juga barang-barangnya yang lebih lengkap..
Setelah membayar ke kasir, Ara beranjak ke sebuah bangunan pegadaian yang terletak didekat indomart tersebut. Kemudian Ara duduk disebuah tempat duduk didepan pegadaian. Aduh anak kecil ini selalu menemaninya akhir-akhir ini, apa lagi setelah Andy kekasihnya yang begitu dicintainya menggantung hubungannya, tidak ada kabar. Kadang seketika terbesit dibenaknya bahwa hubungannya memang telah berakhir, tapi perasaannya kepada saudaranya itu tidak bisa berhenti. Meski banyak orang yang bilang cinta mereka adalah “Cinta Terlarang”. Tapi apa mau dikata, Cinta sudah terlanjur tumbuh dan sudah mendarah daging diantara keduanya. Apa sih yang dipikirkan kekasihnya itu sehingga Ia tega menghukum dirinya dengan cara yang menyiksa seperti ini. Sentuhan tangan seseorang menyadarkannya dari lamunannya, refleknya Ara langsung berdiri dan menoleh kepada sumber tangan itu. Betapa kagetnya Dia mengetahui siapa orang itu.
“udah lama yha nunggunya?” tanya agus
“ Enggak kok baru aja aku nunggunya” jawab Ara yang masih kaget. “ Gimana udah dapet surat sehatnya?” tanya Agus yang begitu datar. “ udah ” jawab Ara yang ingin membalas kejutekan Agus. Suasana hening karna keduanya yang sama-sama meningikan jaim masing-masing.
Kamu g dimarahin gurumu ntar kalo lama-lama?” Tanya Ara sekedar untuk memecahkan keheningan diantara mereka. “ Enggak, tenang aja, ini waktu istirahat kok…” jawabnya yang membuat hati Ara lega, karna Ia tidak ingin terlalu mengganggu sekolah anak tersebut, apalagi Agus skarang sudah kelas XII. Jadi harus ekstra belajarnya. “ tapi…..” lanjudnya lagi.” Tapi apa gus?” Ara yang penasaran dengan kelanjutan pembicaraan Agus. “ Ini udah waktunya masuk, Mbak” Jawabnya dengan kalem. “Owh,,,,, yha udah cepet kembali sana, ntar malah dikira mbolos lagi.” Jawab Ara dengan sedikit rasa kecewa di hatinya. Tanpa menjawab perkataan Ara, Agus langsung balik badan dan meninggalkan Ara didepan pegadaian.
Huft, Anak kecil itu.
Dari arah kanan terlihat sebuah bis Andy’s Kencana. Kenapa nama Andy itu pasaran banged di dunia ini. Lalu Ara melangkahkan kedua kakinya untuk mendekati jalan raya. Kernet bis tersebut mangatakan “Ayho Gendingan-gendingan-gendingan” dengan amat lantang. Ara melambaikan tangannya sebagai pertanda ingin naik bis tersebut. Dan bis melaju dengan kecapatan sedang.
Udah naik bis?
Sebuah sms masuk dari Agus. Gus-gus, sebenernya mau mu apa sih, kadang cuek bebek, kadang poerhatiannya minta ampun, kadang biasa aja, ach dasar susah ditebak. Tak lama kemudian sebuah sms masuk lagi.
Kenapa g di bales? Marah sama aku? Maaf kalo gitu yha aku g berniat nyueki kamu, tapi……
Tapi? Tapi apa gus? Kenapa kamu g mau jujur aja sama aku, padahal kamu selalu menuntut kejujuran kepada ku tapi kamu sendiri?, sejuta misteri mu membuatku semakin penasaran.
Udah kok,
Ara sengaja membalas dengan kata-kata singakat padatnya, seakan ingin membuat Agus semakin menghawatirkannya.
Nanti jam satu kita bertemu di warnet biasa kita ketemu
Hmmm tentu aja caranya ini benar-benar manjur membuat hati seorang Agus yang keras bagai batu mampu mencair oleh panasnya api.
Bis melaju dangan santai membuat Ara sejenak merilekskan badannya yang agak tegang karna pertemuan tadi.
Jam sudah menunjukan pukul 12.30 waktunya untuk mengantarkan nasi buat anak-anaknya kakak Ara, Dia kakak satu-satunya yang tinggal didesa.
Mbak hari ini biar Aku aja yha yang nganter bekal buat anak-anak” katanya kepada kakaknya tersebut
“ Serah kamu aja” jawabnya dangan begitu santai.
Ara menyiapkan semua bekal yang akan diantarkannya kepada anak kakaknya tersebut. Kemudian Ara menaiki sepeda motor Supra X milik kakaknya. Dan melaju dangan kecepatan tingkat tinggi,
Ara memberhentikan sepedamotor tepat didepan sekolahan putri dan Rifky
Tak lama kemudian muncul sosok anak laki-laki kecil yang kurus namun berpostur tinggi, Dialah keponakan Ara yang paling ganteng—semua cucu Ayah Ara perempuan kecuali Ryfky—
“Riphy” Ara memanggilnya dan menunjukkan bekalnya. Ara kerap memanggilnya seperti itu sehingga Ia sudah terbiasa memanggil Rifky dengan sebutan Riphy.
Setelah memberikan bekal mereka, Ara bergeges untuk pergi ke warnet tempat Agus menunggu. Ia mencari computer yang masih kosong, betapa kagetnya Ia melihat sosok Agus disitu. Kemudian Ara masuk kedalamnya, terjadi keheningan beberapa saat setelah Ia duduk disebelah Agus.
“Katamu jam satu?” Ara mulai mengawali pembicaraan mereka
“ Maaf,” hanya itu yang keluar dari mulut Agus
“ Maaf? Maaf buat apa??” tanya Ara yang mulai heran dengan sikap Agus
“ Maaf, Aku udah lancang mencintaimu” jawabnya dengan mimik muka amat sangat serius, membuat Ara tak berani memandang ke wajah Agus. “ Gus,,,”
“ Kenapa kamu tidak mau natap Aku mbak, tatap mataku dan jawab pertanyaan ku tadi” bentak Agus namun dengan suara yang lemah. “ Maaf Gus,,,”
“ Kenapa?” tanyanya. “KENAPA” bentaknya lagi dengan suara yang lebih keras. Dasar anak kecil ini, Aku bimbang Gus, Kamu tidak tau aku memang sudah melupakan luka yang telah dilakukan mas Andy. Tapi sayang ku kepadanya tidak bisa berubah sedikit pun. Fikiran Ara udah mulai buyar mengingat kenangannya bersama Andy yang sudah berjalan setahun lebih.
“Maaf Gus ada beberapa hal yang membuat aku tidak bisa menerima kamu” jawabnya dengan sedikit rasa bimbang. “Apa?” tanyanya dengan sedikit kekecewaan.
“ Pertama, karna umurmu yang masih dibawahku”
“Tapi Cuma jarak 2 hari mbak kamu tanggal 9 aku tanggal 11, Mbak”
“Aku tidak mau memanjakan diriku kepada orang yang lebih muda dari ku lagi, Aku kapok Gus, dulu aku juga pernah punya pacar yang lebih muda dariku, tapi akhirnya aku dihianati demi cewek lain”
“ Aku janji akan berikan yang terbaik buat kamu”
“ Maaf cintaku kepada mas Andy tidak bisa berubah, Aku takut itu akan menyakiti kamu Gus, Aku tidak mau kamu cuma jadi pelampiasanku jika aku menerima kamu Gus, yang pada akhirnya akan menyakiti kamu. Maafkan aku, maaf”
“Awalnya aku masih bisa menolerir alasanmu yang pertama dan yang kedua, tapi jika itu alasanmu menolakku karna perasaanmu kepada Andy tidak bisa berubah, Aku tidak akan memaksa kamu untuk menarima cintaku, mbak”,” Makasih Gus, kita berteman aja yha”kataku, dan Agus hanya menganggukkan kepala.
Setelah kejadian itu, Aku dan Agus masih sering menjalin hubungan, tapi hubungan itu tidak lebih dari sebuah persahabatan. Pacaran memang indah untuk dijalani, Tapi jika itu sebuah paksaan, endingnya tidak akan baik bagi pasangan kita sendiri.
PROFIL PENULIS
Nma :maratus shopiyah
Umur :18 tahun
Agama : Islam
Alamat facebook :maratus shopiyah
Umur :18 tahun
Agama : Islam
Alamat facebook :maratus shopiyah
Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.
Post a Comment
Post a Comment