Ini sungguh kejadian yang menjengkelkan. Satu bentuk pelecehan nasionalisme kita. Siapapun terusik. Bendera Portugal pekan lalu di Gunung Jaya Wijaya sudah mulai berkibar.
Campur tangan asing
makin kentara.
Sekjen Dewan Papua Thoha Al Hamid menceritakan
kepada saya semalam. Tentu berkibarnya bendera Portugal membuat aparat polisi meradang. Maka
satu peleton polisi pun dikirmi ke sana. Mereka
merayap, siaga penuh. Sambil mengendap-endap,
senjata laras panjang pun mulai terkokang. Sang
komandan sesekali berkomunikasi melalui HT.
Dalam jarak 100 meter mereka mengepung rumah
itu. Semuanya siaga penuh.
Wajar saja mereka geram, karena tidak hanya
bendera OPM yang sering berkibar di sana. Kini
malah bendera Portugal. Papua memang ibarat
kubangan tambang emas. Baik Amerika maupun
Uni Eropa semua berebut menambang kekayaan
alam di sana. Diam-diam, perang kepentingan
sudah berkecamuk keras. Meski sebenarnya
pemerintah Indonesia masih adem ayem saja.
Lima polisi kemudian menggebrak rumah itu. Para
penghuni histeris. Jhon Mambo, pemilik rumah,
meski dikepung dua peleton polisi tetap tenang saja.
Ia yang berprofesi pengacara tentu tahu prosedur.
Katanya, "Ada apa ini?", Polisipun nyaut, "Anda
mengibarkan bendera Portugal, Anda kami tangkap,
Ayo ke markas" satu polisi menarik keras Jhon.
Tapi tangan kekar Jhon menampiknya. Ia tidak kalah
galaknya. Katanya, "Bapak ini kurang kerjaan, apa?
Saya memang mengibarkan bendera Portugal. Karena saya pendukung kesebelasan Portugal. Lihat tuh... !!!"
Jhon menunjuk kepala suku yang rumahnya
berjarak 200 meter ke arah bawah. "Itu bendera
Perancis berkibar...."
Polisi " Oh..Demam Piala Euro ya...."
Serius amat seh...
NB : Cerita ini gue ambil dari pesbuk dengan sedikit perubahan.
Post a Comment