Forum Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dikoordinasi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Barat memperkenalkan sistem integrasi aplikasi pendidikan berbasis TIK. Tujuannya, di samping membantu guru dan siswa memudahkan proses belajar-mengajar juga membantu para orangtua memahami pelajaran anak-anaknya.
Sistem integrasi aplikasi pendidikan (SIAP) bisa diakses melalui internet melalui situs: siapbelajar.com secara gratis karena menggunakan portal seperti media online. "Forum TIK ini terdiri dari berbagai ahli TIK, ahli pendidikan, komunitas, media massa dan berbagai pihak yang peduli terhadap pendidikan di Indonesia," ujar Kepala Diskominfo Dudi Sudrajat Abdurachman, Jumat (30/11/2012) di Bandung.
Menurut Dudi, forum ini merupakan embrio Dewan TIK Daerah yang akan bergiat dengan prioritas bidang pendidikan. Tujuannya, membantu pemerintah mengatasi berbagai masalah pendidikan melalui penggunaan TIK. Persoalan pendidikan yang umum selama ini antara lain terjadinya kesenjangan kualitas pendidikan, kuantitas dan sebaran pengajar, dan kualitas pengajar rata-rata rendah.
Ketua Forum TIK Jabar Mervin T Hutabarat memaparkan, penelitian yang dilakukan terhadap 2.500 kelas tahun 2009 di Amerika Serikat menyimpulkan bahwa sistem pendidikan melalui TIK ternyata lebih baik dari pada pengajaran konvensional melalui tatap muka. TIK mengatasi masalah umum pendidikan karena materinya multimedia, tidak ada jarak, jangkauannya luas dan penggunanya memiliki kesempatan yang sama.
Pengembangan proses pembelajaran bisa dilakukan melalui komunitas belajar dengan program pembelajaran digital. Mervin yang juga Direktur Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi (PPTIK) Insitut Teknologi Bandung (ITB) ini menjelaskan, ITB dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengembangkan komunitas belajar melalui digital learning lesson study. Yakni pengkajian pembelajaran bersama oleh komunitas pendidik secara berkelanjutan.
Sistem pembelajaran digital ini memiliki berbagai keuntungan yakni guru, tutor, pakar tidak perlu bertemu fisik setiap saat. Jangkauan lebih luas, mendekatkan sekolah, pendidik dan peserta bisa datang dari latar belakang yang berbeda. Selain itu kompetensi pemanfaatan TIK oleh guru meningkat. Kegiatan dapat terekam dan terdokumentasi dengan baik. Sistem pembelajaran ini sudah diujicoba di Subang (Jawa Barat) dan Keerom (Papua).
Editor :Nasru Alam Aziz
Post a Comment
Post a Comment