Ads (728x90)

Latest Post

Kesehatan

Tips

Santet atau penyakit 'kiriman' memang tidak dikenal oleh dunia kedokteran. Tapi tak dapat dipungkiri praktik tradisional ini masih dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia. Namun karena biasanya dalam tubuh korban santet ditemukan berbagai benda asing seperti paku, peniti maupun logam, mau tak mau benda-benda itu harus dikeluarkan oleh tim dokter lewat prosedur operasi.


Berikut beberapa kasus penyakit berbau mistis yang pernah ditangani tim dokter di Indonesia.

1. Safira (3 tahun), mengeluarkan belasan paku dari betis


Penghujung tahun 2011, tim dokter RSUD Andi Makassau, Kota Pare-pare, Sulawesi Selatan mengeluarkan 25 besi menyerupai paku dan 1 jarum suntik dari betis seorang gadis usia 3 tahun. Tidak terubngkap bagaimana benda itu bisa masuk ke dalam tubuh si gadis.

"Bagi kami, paku dan jarum tersebut adalah benda asing di dalam tubuh manusia. Benda-benda itu kami temukan di betis, lengan serta punggung dan harus kita keluarkan lewat operasi. Itu penjelasan medisnya," jelas dr Khamaruddin Said, SpB, salah satu dokter yang menangani Safira.

2. Supiyati (25 tahun), mengeluarkan 107 paku berkarat dari kaki dan tangan


Sebanyak 107 benda asing berupa paku berakarat, jarum dan kawat keluar dari tangan dan kaki seorang perempuan di Dlingo, Bantul, Yogyakarta pada September 2012. Diagnosis dokter, perempuan asal Sumatra ini mengalami corpus alienum cruris multiple dan abces bilateral multiple. Sempat dinyatakan bersih, tetapi benda asing itu muncul lagi dan baru teratasi setelah didoakan seorang ustadz.

"Kalau sudah menyembul biasanya saya tarik pelan-pelan. Ada paku, jarum, pecahan kaca, rambut bahkan jarum suntik", terang Supriyati yang dirawat di RS Nur Hidayah.

3. Tina (19), mengeluarkan air mata kristal saat menangis


Gadis asal Sumedang, Tina Agustina menghebohkan media pada pertengahan 2012 karena mengaku bisa mengeluarkan air mata kristal saat menangis. Alhasil, sebagian masyarakat meyakini air mata Tina bisa memberikan peruntungan termasuk bisa menyembuhkan penyakit.

Tim dokter Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo telah melakukan pemeriksaan dan tidak menemukan kelainan maupun benda asing pada mata Tina. Demikian juga dengan Badan Geologi Kementerian ESDM, yang memastikan bahwa air mata kristal Tina tidak alami melainkan buatan pabrik.

4. Sugiono, memuntahkan gunting dan seng


Pemuda asal Simalungun, Sumatera Utara ini memuntahkan benda-benda tajam seperti paku, jarum, kaca, ujung gunting dan seng pada sekitar bulan September 2010. Sempat dirawat di Puskesmas karena sakit luar biasa di bagian perut, namun dokter menyatakan tidak ada penyakit apapun.

"Kalau mau muntah, perut saya langsung terasa sakit. Kemudian saat muntah, keluar benda aneh-aneh," kata Sugiono yang akhirnya memilih berobat ke dukun, lalu dinyatakan kena santet. Beruntung, benda-benda tajam itu tak melukai kerongkongannya.

5. Dwi Priyo Santoso (25), puluhan jarum bersarang di kepala


Puluhan jarum yang bersarang di kepala Dwi Priyo Santoso sejak 2007, diyakini karena santet atau guna-guna. Dwi terkena guna-guna setelah ibunya yang seorang janda, Mariani, menolak seorang pria yang menaruh hati padanya 5 tahun lalu.

Setelah beberapa kali dibawa ke dukun, akhirnya Dwi berobat ke RS Mardi Waluyo, Blitar. Pihak RS merujuk Dwi agar berobat ke RS Syaiful Anwar, Malang. Namun tim dokter menduga logam mirip jarum yang bersarang di kepala Dwi adalah susuk dan dari situ dokter menduga Dwi menderita tumor hidung.

6. Cicin Listia Vitasari (30), meninggal akibat puluhan benda logam di perutnya


Agustus 2009, Cicin mengaku sakit perut hingga lemas dan sulit bernafas. Oleh orangtuanya, ia dibawa ke RSUD Situbondo dan setelah dilakukan rontgen ditemukan beberapa benda logam di perut seperti silet, tusuk konde, biji streples, kawat dan jepit rambut.

Kondisi Cicin melemah karena infeksi saluran kencing, sehingga RSUD Situbondo tidak berani melakukan operasi. Tak tahan dengan sakitnya, Cicin pun menghembuskan nafas terakhirnya pada Sabtu (29/8/2009) dini hari sebelum dirujuk ke RSU dr Soetomo Surabaya.

Post a Comment