Diabetes mellitus merupakan suatu kondisi yang sering disertai dengan manifestasi pada kulit. Manifestasi yang muncul pada kulit pun dapat bermacam-macam bentuknya. Adanya efek metabolik didalam mikrosirkulasi dan berubahnya susunan kolagen dikulit mengakibatkan banyak kelainan yang mungkin terjadi pada kulit penderita DM.
Diperkirakan bahwa 30% dari pasien dengan diabetes mellitus akan mengalami masalah kulit pada tahap tertentu sepanjang perjalanan penyakit mereka. Kadar gula kulit (glukosa kulit) merupakan 55% dari kadar gula darah atau glukosa darah pada orang biasa. Pada penderita diabetes, rasio kadar glukosa kulit meningkat sampai 69-71% dari glukosa darah yang sudah meninggi. Pada penderita yang sudah diobatipun rasionya melebihi 55%. Kulit pada daerah ekstremitas bawah merupakan tempat yang sering mengalami infeksi. Kuman stafilokokus merupakan kuman penyebab utama.
Infeksi bakterial pada pasien DM biasanya melibatkan banyak mikroorganisme, yang sering terlibat adalah stafilokokus, streptokokus, batang gram negatif dan kuman anaerob. kemudahan infeksi kulit pada penderita DM disebabkan kondisi hiperglikemi atau asidosis yang menyebabkan gangguan mekanisme sistem imunoregulasi berupa menurunnya fungsi sel T kutaneus sehingga berakibat lambatnya gerakan kemotaksis, fagositosis dan menurunya kemampuan bakterisidal sel leukosit.
Penatalaksanaan berupa perawatan basah pada infeksi tipe basah (kompres cairan fisiologis atau antiseptik), atau perawatan kering pada infeksi kering yang dikombinasi dengan antibiotik sistemik maupun topikal.
Daftar Pustaka:
-PERKENI. 2011. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. FKUI RSCM. Jakarta.
-Tin, M. 2009. Manifestasi kulit pada diabetes mellitus. RSU PKU Muhammadiyah Delanggu.
-Price, A. S dan Wilson, M. L. 1995. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit Edisi IV. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Post a Comment