1. Kera Malam Dari Peru
Kera spesies baru ini ditemukan di kedalaman hutan Peru, memiliki berat tubuh sekitar 0,9 kg dengan tinggi 0,3 m. Kera yang satu ini memang sulit untuk ditemukan terutama di siang hari, karena ia aktif di malam hari (nokturnal). Memiliki mata yang dapat memantulkan cahaya seperti yang dimiliki oleh kucing, dan untuk menemukannya para peneliti dari National Autonomous University of Mexico jarak yang cukup jauh di kegelapan hutan Peru, dan rajin-rajin mengamati pepohonan setinggi 100 kaki (30m) untuk dapat menjumpai kera malam yang satu ini.
2. Laba-Laba Loncat Bertaring Besar
Nama spesies serangga yang satu ini untuk sementara masih rumit, dan dihubungkan secara fisik. Seekor laba-laba, bertaring besar dan suka melompat, itulah yang membedakannya dengan spesies laba-laba yang lain. Spesies laba-laba yang satu ini ditemukan pada 2012, di kawasan Taman Nasional Kinabalu, Kalimantan bagian Malaysia. Ia menggunakan gigi taringnya yang besar untuk bertarung ataupun memangsa lawannya. Laba-laba yang juga mampu melompat ini ditemukan di tanah yang gembur, berdasarkan hasil penelitian dari Naturalis Biodiversity Center dari Belanda, selain digunakan untuk bertarung taringnya yang besar itu digunakan untuk proses perkawinan. Dikabarkan National Geographic, telah ditemukan 10 hingga 15 jenis laba-laba lompat di tahun 2012.
Para peneliti dan ilmuwan dari University of Chicago di tahun 2012 telah menemukan spesies dinosaurus jenis baru yang dikabarkan telah punah 150 juta tahun lalu. Para peneliti dan paleontolog menamakan spesies dinosaurus ini dengan Pegomastax Africanus, digambarkan ia memiliki wajah yang menyerupai burung parrot (nuri) namun memiliki gigi taring besar serta bulu tajam yang menutupi permukaan punggungnya menyerupai landak.
Tidak ada yang mengetahui apa yang ada di benak seekor kera ketika ia tengah atau lebih suka hidup menyendiri, seperti yang dilakukan oleh spesies kera Cercopithecus Lomaniensis. Kera yang baru ditemukan pada 2012 ini hidup di kawasan hutan Republik Demokratik Kongo secara tak sengaja. Ketika itu tahun 2009, sekelompok peneliti dari Amerika Serikat yang dipimpin oleh John Hart (direktur bidang sains untuk Lukuru Wildlife Research Foundation) menjelajahi daratan Kongon untuk melakukan sebuah studi. Mereka kemudian menemukan kera dikenal dengan sebutan Kera Lesula yang dipelihara oleh seorang gadis desa. Kera tersebut dipelihara karena hidup sendiri setelah induknya mati. Kera Lesula memiliki tampilan yang sangat berbeda dengan jenis kera lainnya, hal tersebut disimpulkan setelah dilakukan penelitian pada DNA, kemudian tekstur kulitnya.
5. Tikus Bertelinga Kecil Peru
Para ilmuwan seperti tidak selalu memberikan nama yang pas bagi spesies barunya, seringkali mereka memberikan nama didasari oleh penampilan fisik dan keunikan perilakunya. Seperti ketika mereka menemukan spesies tikus baru asal Peru yang satu ini, mereka menamakannya dengan ‘Tikus Bertelinga Kecil’ yang ditemukan oleh tim peneliti dari National Autonomous University of Mexico. Padahal selain memiliki telinga kecil, mata mereka pun terbilang kecil.
Post a Comment