Hukum Merayakan Hari Valentine
dari bacaan Valentine's Day Melenceng Jauh dari Ajaran Islam
dan Valentine's Day dan Identitas Syariat kita (ISLAM)
terdapat pertanyaan tentang hukum merayakan hari valentine
Pertanyaan:
Pada akhir-akhir ini telah tersebar
dan membudaya perayaan hari
Valentine -terutama di kalangan
pelajar putri, padahal ia
merupakan salah satu dari sekian
macam hari raya kaum Nasrani.
Biasanya pakaian yang dikenakan
berwarna merah lengkap dengan
sepatu, dan mereka saling tukar
mawar merah. Bagaimana hukum
merayakan hari Valentine ini, dan
apa pula saran dan anjuran anda
kepada kaum muslimin. Semoga
Allah selalu memelihara dan
melindungi anda.
Jawab:
Merayakan hari Valentine itu
tidak boleh, karena:
Pertama, ia merupakan hari raya
bid’ah yang tidak ada dasar
hukumnya di dalam syariat Islam.
Kedua, ia dapat menyebabkan
hati sibuk dengan perkara-
perkara rendahan seperti ini yang
sangat bertentangan dengan
petunjuk para pendahulu kita
yang sholeh. Semoga Allah
meridhai mereka. Maka tidak
halal melakukan ritual hari raya,
baik dalam bentuk makan-
makan, minum-minum,
berpakaian, saling tukar hadiah
ataupun lainnya.
Hendaknya
setiap muslim merasa bangga
dengan agamanya, tidak menjadi
orang yang tidak mempunyai
pegangan dan ikut-ikutan.
Ada seorang gadis mengatakan,
bahwa ia tidak mengikuti
keyakinan mereka, hanya saja
hari Valentine tersebut secara
khusus memberikan makna cinta
dan suka citanya kepada orang-
orang yang memperingatinya. Ini
adalah suatu kelalaian, padahal
sekali lagi perayaan ini adalah
dari ritual agama lain!
Hadiah yang diberikan sebagai
ungkapan cinta adalah sesuatu
yang baik, namun bila dikaitkan
dengan pesta-pesta ritual agama
lain dan tradisi-tradisi Barat, akan
mengakibatkan terobsesi oleh
budaya dan gaya hidup mereka.
Alhamdulillah, kita mempunyai
pengganti yang jauh lebih baik
dari itu semua, sehingga kita tidak
perlu meniru dan menyerupai
mereka. Di antaranya, bahwa
dalam pandangan kita, seorang
ibu mempunyai kedudukan yang
agung, kita bisa
mempersembahkan ketulusan
dan cinta itu kepadanya dari
waktu ke waktu, demikian pula
untuk ayah, saudara, suami …dst,
tapi hal itu tidak kita lakukan
khusus pada saat yang dirayakan
oleh orang-orang kafir.
Semoga Allah senantiasa
menjadikan hidup kita penuh
dengan kecintaan dan kasih
sayang yang tulus, yang menjadi
jembatan untuk masuk ke dalam
Surga yang hamparannya seluas
langit dan bumi yang disediakan
bagi orang-orang yang bertakwa.
Semoga Allah menjadikan kita
termasuk dalam golongan orang-
orang yang saling mencintai karna
Allah dan membenci karna Allah
‘azza wa jalla.
Semoga Allah melindungi kaum
muslimin dari segala fitnah (ujian
hidup), yang tampak ataupun
yang tersembunyi dan semoga
meliputi kita semua dengan
bimbingan-Nya. Wallahu a’lam
bish-shawwab [Ibnu
Irman]
Bersumber dari Ya Allah Ijinkan Hamba Menggelar Sajadah Bersamanya
Post a Comment