Ads (728x90)

Latest Post

Kesehatan

Tips


Assalamu'alaikum wr.wb
memasuki bulan ke dua, bulan
Februari, kita menyaksikan
banyak media massa, tempat perbelanjaan,
pusat-pusat hiburan bersibuk-Ria
berlomba menarik perhatian
mulai dari para remaja yang
masih bau kencur sampai dengan
adult (wong dewasa) dengan
menggelar acara-acara pesta
perayaan yang tak jarang
berlangsung hingga larut malam
bahkan hingga dini hari. Semua
pesta tersebut bermuara pada
satu hal yaitu Valentine’s Day
atau biasanya disebut hari kasih
sayang.

Biasanya pada 14 Februari
mereka saling mengucapkan
“selamat hari Valentine”, berkirim
kartu dan bunga, saling bertukar
pasangan, saling curhat,
menyatakan sayang atau cinta.
Sangat disayangkan banyak
AaBeGe khususnya teman-teman
kita, para remaja muslim
yang terkena penyakit ikut-ikutan
dan mengekor budaya Barat atau
budaya ritual agama lain akibat
pengaruh TV dan media massa dan
lainnya. Termasuk dalam hal ini
perayaan Hari Valentine, yang
pada dasarnya adalah

mengenang kembali pendeta St.
Valentine. Belakangan, Virus
Valentine tidak hanya menyerang
remaja bahkan orang tua pun
turut larut dalam perayaan yang
bersumber dari budaya Barat ini.

Sejarah Valentine
Ensiklopedia Katolik menyebutkan
tiga versi tentang Valentine, tetapi
versi terkenal adalah



1. Kisah Pendeta St. Valentine
yang hidup di akhir abad ke 3 M
di zaman Raja Romawi Claudius II.
Pada tanggal 14 Februari 270 M
Claudius II menghukum mati St.
Valentine yang telah menentang
beberapa perintahnya.
Claudius II melihat St. Valentine
meng-ajak manusia kepada
agama Nasrani lalu dia
memerintahkan untuk
menangkapnya.

2. Dalam versi kedua , Claudius II
memandang para bujangan lebih
tabah dalam berperang daripada
mereka yang telah menikah yang
sejak semula menolak untuk pergi
berperang. Maka dia
mengeluarkan perintah yang
melarang pernikahan. Tetapi St.
Valentine menentang perintah ini
dan terus mengada-kan
pernikahan di gereja dengan
sembunyi-sembunyi sampai
akhirnya diketahui lalu
dipenjarakan. Dalam penjara dia
berkenalan dengan putri seorang
penjaga penjara yang terserang
penyakit. Ia mengobatinya hingga
sembuh dan jatuh cinta
kepadanya. Sebelum dihukum
mati, dia mengirim sebuah kartu
yang bertuliskan “Dari yang tulus
cintanya, Valentine.” Hal itu
terjadi setelah anak tersebut
memeluk agama Nasrani bersama
46 kerabatnya.

3. Versi ketiga menyebutkan
ketika agama Nasrani tersebar di
Eropa, di salah satu desa terdapat
sebuah tradisi Romawi yang
menarik perhatian para pendeta.
Dalam tradisi itu para pemuda
desa selalu berkumpul setiap
pertengahan bulan Februari.
Mereka menulis nama-nama
gadis desa dan meletakkannya di
dalam sebuah kotak, lalu setiap
pemuda mengambil salah satu
nama dari kotak tersebut, dan
gadis yang namanya keluar akan
menjadi kekasihnya sepanjang
tahun. Ia juga mengirimkan
sebuah kartu yang bertuliskan “
dengan nama tuhan Ibu, saya
kirimkan kepadamu kartu ini.”
Akibat sulitnya menghilangkan
tradisi Romawi ini, para pendeta
memutuskan mengganti kalimat
“dengan nama tuhan Ibu”
dengan kalimat “dengan nama
Pendeta Valentine” sehingga
dapat mengikat para pemuda
tersebut dengan agama Nasrani.

Versi lain mengatakan:
1. St.Valentine ditanya tentang
Atharid, tuhan perdagangan,
kefasihan, makar dan pencurian,
dan Jupiter, tuhan orang Romawi
yang terbesar. Maka dia
menjawab tuhan-tuhan tersebut
buatan manusia dan bahwasanya
tuhan yang sesungguhnya adalah
Isa Al Masih, oleh karenanya ia
dihukum mati. Maha Tinggi Allah
dari apa yang dikatakan oleh
orang-orang yang zalim tersebut.

2. Hari tersebut adalah hari
perayaan agama Romawi kuno
yang meyakini 15 Februari adalah
hari raya Lupercalia (dewa
kesuburan), 2 hari pertama 13-14
Februari dirayakan sebagai
persembahan bagi dewi cinta
Juno Februata, diakhiri dengan
pengundian para pemuda untuk
memilih pasangannya yang boleh
dizinahi selama setahun.
Kemudian masuklah agama
Nasrani yang menuntut akulturasi
budaya pada masa Gregory I dan
Paus Gelasius I, hari itu
dinamakan Valentine Day karena
bertepatan dengan kematian sang
Santo (Encyclopedia Britannica,
The World Book Encyclopedia)

Mengadakan pesta pada hari
tersebut bukanlah sesuatu yang
sepele, tapi lebih mencerminkan
pengadopsian nilai-nilai Barat
yang tidak memandang batasan
normatif dalam pergaulan antara
pria dan wanita sehingga saat ini
kita lihat struktur sosial mereka
menjadi porak-poranda.
Bahkan saat ini beredar kartu-
kartu perayaan keagamaan ini
dengan gambar anak kecil
dengan dua sayap terbang
mengitari gambar hati sambil
mengarahkan anak panah ke
arah hati yang sebenarnya itu
merupakan lambang tuhan cinta
bagi orang-orang Romawi!!!

Budaya ini diawali pada 1415 M,
Duke of Orleans yang sedang
dipenjara di Tower of London
mengirim surat pada istrinya pada
hari perayaan valentine, oleh
seorang penyair Inggris Geoffrey
Chaucer peristiwa itu dikaitkan
dengan musim kawin burung
dalam sebuah puisi.

Post a Comment