Ads (728x90)

Latest Post

Kesehatan

Tips

Asalasah ~ Orang bijak mengatakan, jangan pernah berbisnis dengan keluarga anda. Bisa saja suatu saat perasaan pribadi bisa ikut masuk dalam menjalankan perusahaan. Memisahkan antara kepentingan keluarga dan perusahaan sudah terbukti sangat sulit dilakukan. 

Belum lagi, jika bisnisnya sudah tumbuh pesat, biasanya tingkat ketegangan antara sesama saudara pemegang kepentingan makin tinggi. Seperti dikuti dari CNBC, Kamis (29/2/2012), berikut ini adalah beberapa 'perang' sesama saudara di perusahaan yang sudah mendunia.

1. Puma dan Adidas
http://asalasah.blogspot.com/2012/09/5-perang-saudara-perusahaan-keluarga-terkenal.html


Kakak-adik Adolf dan Rudolf Dassler mendirikan perusahaan sepatu di ruangan tempat cuci baju di rumah ibunya, kota Herzogenaurach, Jerman, pada tahun 1924. 

Tapi, tak berapa lama perusahaannya berdiri, terlihat jelas kedua saudara itu punya sifat yang bertolak belakang. Ketegangan di antara keduanya pun tak terhindarkan lagi, apalagi memasuki masa Perang Dunia II.

Rudolf yang dipaksa wajib militer dikirim ke garis depan, setelah berhasil pulang, ia malah diciduk oleh tentara Amerika dan dipenjara selama satu tahun. Ia banyak mendengar kabar penangkapannya itu diatur oleh adiknya sendiri.

Kedua saudara itu pun akhirnya pecah kongsi di 1948. Rudolf Dassler mendirikan perusahaan yang saat ini dikenal dengan merek Puma. Sementara Adolf, yang biasa disapa Adi, mematenkan merek Adidas di 1949. 

Saking hebatnya perseturuan mereka, bahkan kota Herzogenaurach pun terbelah menjadi dua, di mana pabrik Adidas dan Puma berada di sisi kota yang berbeda terpisahkan oleh sungai.

Sampai akhirnya pada tahun 2009, seiring dengan adanya Global Peace Day in 2009, kedua pabrik memutuskan untuk bertanding sepakbola. Namun, masing-masing tim berisikan gabungan karyawan dari dua pabrik tersebut.

Tim hitam berisikan para direksi dari kedua perusahaan, sementara tim putih merupakan karyawan biasa. Hasilnya, 7-5 untuk kemenangan tim hitam.

2. Perusahan Hiburan untuk Dewasa Hustler
http://asalasah.blogspot.com/2012/09/5-perang-saudara-perusahaan-keluarga-terkenal.html


Dua bersaudara Larry (kiri) dan Jimmy (kanan ) Flynt berada di pengadilan negeri Ohio pada 19 Januari lalu untuk keputusan yang bisa menentukan masa depan Hustler. Jimmy merasa perusahaan tersebut adalah miliknya, seperti yang selama ini dipegang oleh kakaknya yang lebih dikenal luas sebagai pendiri.

Konflik antara dua saudara ini sudah lama terjadi, sekitar beberapa tahun yang lalu setelah Larry memecat dua anak Jimmy dari perusahaan tersebut. Selain itu, Larry juga pernah mengusir Jimmy dari toko Hustler yang dioperasikannya di pusat kota Cincinnati. 

Jimmy pun merespons dengan mengajukan tuntutan ke pengadilan yang isinya menyatakan, ia juga berhak diikutsertakan dalam bisnis keluarga tersebut dan berhak atas setengah aset perusahaan tersebut.

Akan tetapi dalam pernyataan tertulis yang diberikan Larry kepada pengadilan, menurutnya, Jimmy hanyalah karyawan biasa di Hustler yang kinerjanya kurang baik. Sampai kini, pengadilan belum menutup kasus tersebut.

3. Ambani Group dari India
http://asalasah.blogspot.com/2012/09/5-perang-saudara-perusahaan-keluarga-terkenal.html


Dua bersaudara paling kaya di India, Mukesh Ambani (kanan) dan Anil Ambani (kiri) mengakhiri perseturuan pada 2010 dengan membentuk kesepakatan tidak tertulis atas konflik yang mereka bangun sendiri.

Sebelumnya, mereka juga sudah sepakat untuk menyelesaikan konflik yang sudah terjadi bertahun-tahun itu di Januari 2006 dengan melakukan perjanjian supaya tidak saling menganggu lini bisnis masing-masing.

Mukesh menjalan Reliance Industries, dan Anil memimpin Anil Dhirubhai Ambani Group. Reliance Industries sudah sepakat untuk tidak masuk ke sektor gas untuk listrik sampai 31 Maret 2022.

Pada tahun di mana mereka memisahkan perusahaan milik ayahnya, perang harga antara harga jual gas dari Reliance Industries menghentikan banyak pasokan listrik di sebagian besar India bagian utara.

Ditambah dengan gagalnya merger antara Reliance Communications milik Anil Ambani dengan MTN Group dari Afrika Selatan karena kerjasama itu dihalangi oleh Mukesh Ambani yang mengatakan penjualan saham di perusahaan saudaranya hanya boleh dibeli oleh dirinya.

4. Keluarga Gucci
http://asalasah.blogspot.com/2012/09/5-perang-saudara-perusahaan-keluarga-terkenal.html


Keluarga Gucci sudah mulai memproduksi berbagai aksesoris dan pakaian berbahan kulit khas Italia sejak abad ke lima belas. Akan tetapi, merek Gucci yang paling dikenal dunia saat ini dipantenkan oleh Guccio Gucci di kota Florence pada 1906.

Kedua anaknya, Aldo dan Rodolfo kemudian mengambil alih perusahaan keluarga tersebut dan mendorongnya hingga tumbuh dengan sangat pesat. Sayangnya, skandal keuangan perusahaan yang dilakukan oleh anggoat keluarga berujung pada konflik yang berkepanjangan.

Konflik tersebut berujung pada tuntutan ke pengadilan yang dilancarkan oleh Paolo Gucci, terhadap ayahnya, Aldo, serta beberapa anggota keluarga Gucci lainnya. Keluarga Gucci juga mengajukan tuntutan balik kepada Paolo yang seorang desainer supaya tidak menggunakan merek Gucci dalam produk kulit miliknya. Kedua tuntutan ini berakhir damai di tahun 1980.

Sayangnya, konflik tersebut tidak menjadikan keluarga Gucci menjadi utuh kembali, tetapi justru semakin retak dan masing-masing berusaha untuk mengambil alih perusahaan. Guna mencegah hal itu terjadi, akhirnya keluarg Gucci sepakat menjual 50% sahamnya di Guccio Gucci S.p.A. ke sebuah oerusahaan investasi asal Timur Tengah di tahun 1988.

5. Gordon Ramsay Holdings
http://asalasah.blogspot.com/2012/09/5-perang-saudara-perusahaan-keluarga-terkenal.html


Kehidupan pribadi koki terkenal asal Inggris, Gordon Ramsay, yang dikenal sebagai koki temperamental dari acara The Hell's Kitchen, menjadi sorotan media pada akhir 2010 ketika ia berseteru dengan mertua laki-lakinya. 

Ramsay memutuskan hubungan profesional dengan mertuanya yang bernama Chris Hutcheson setelah memecatnya dari jabatan presiden direktur di perusahaan miliknya, yaitu Gordon Ramsay Holdings, pada bulan Oktober. 

Hutcheson yang geram menyebut Ramsay seorang 'monster' yang mencoba membuat anaknya, Tana yang tak lain istrinya Ramsay, membenci ayahnya sendiri. Ramsay pun membalas melalui keterangan tertulis dengan menyebuy Chris sebagai 'diktator.'

Konflik ini menjadi sasaran empuk media Inggris meraup keuntungan besar saat itu. Hingga akhirnya pada Januari 2011, Ramsay berniat untuk mengakhiri perseturuan tersebut.

Kepada media lokal ia mengaku sudah berbuat salah, dan belajar banyak dari kesalahan tersebut. Ia juga memberi pesan kepada khalayak jangan pernah mencapurkan kepentingan bisnis dengan keluarga.

sumber:http://sangatuniksekali.blogspot.com/2012/03/5-perang-saudara-di-perusahaan-keluarga.html
 

Post a Comment