Masyarakat Indonesia dinilai sangat antusias dengan perkembangan yang terjadi di Republik Rakyat China. Dengan pertumbungan ekonomi tertinggi di dunia, negara itu seakan menyedot perhatian masyarakat dunia termasuk di bidang pendidikan. “Pengalaman dari tahun–tahun, jumlah pengunjung meningkat terus seiring bertambahnya minat belajar ke China,” kata Ir. Samuel Wiyono, MBA, praktisi pendidikan China ketika ditemui di kantornya, di Jakarta, Selasa (30/10), sehubungan penyelenggaraan Pameran Pendidikan China (PPC) ke-15.
Menurut dia, pesatnya perkembangan negeri berjuluk "tirai bambu" itu mendorong banyak negara untuk mendirikan sekolah di negara itu. Tercatat, The University of Nottingham Ningbo China, Xian Jiaotong Liverpool University di kota Suzhou, The Sino-British College di kota Shanghai, Blue Mountains International Hotel School kota Suzhou, dan masih banyak lainnya. "Kampus-kampus tersebut menawarkan program studi dengan pengantar bahasa Inggris," katanya.
Selain itu, dalam pameran buat masyarakat Indonesia tersebut, juga terdapat kampus milik Pemerintah China seperti Harbin Institute Technology, Beihang University-Beijing, Wuhan University Technology, Na***g University Aeronautics Astronautics, Ningbo University, Jiangxi Normal University-Nanchang, dan Guangxi Teachers Education University-Nanning dan lainnya.
Pesatnya perekonomian China, menurut Samuel, mendorong kampus-kampus menerapkan biaya terjangkau. "Selain terbaik untuk belajar bahasa Mandarin, mahasiswa dapat belajar Mandarin secara cuma-cuma," katanya. Selain itu, beberapa gelar sarjana S1 mapun Pascasarjana S2 program studi unggulan juga ditawarkan dengan menggunakan pengantar bahasa Inggris.
"Beijing Language & Culture Institute (BLCI) menargetkan pengunjung pameran akan mencapai 15 ribu orang. Pameran yang akan diadakan di Jakarta, Surabaya dan Denpasar itu sendiri terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya," katanya. Samuel menjelaskan pameran ini menampilkan berbagai program studi, mulai dari hanya Study tour, Belajar bahasa Mandarin, Sekolah menengah SMU, Foundation/Diploma, Gelar Sarjana S1 atau Pascasarjana S2, dengan menggunakan bahasa Mandarin maupun Inggris. Baik yang seluruh perkuliahannya di China, maupun satu hingga dua tahun terakhir di Inggris atau Australia.
Editor : Wani Sailan.
Sumber: PR Online.
Post a Comment