THE BEATIFUL SONG FOR NINO
Karya Desi Septiani
Seseorang menghampiriku ketika aku sedang membeli sosis jumbo disebuah tempat tongkrongan anak muda. Aku terkejut karena dia tiba-tiba menjulurkan tangannya dan mengatakan “hay boleh kenalan? Namaku Nino” dia tersenyum penuh harapan untuk aku menjawabnya. Aku pun ikut tersenyum karena kalau tidak tersenyum rasanya aku tidak menghargainya,”eh hay juga, namaku Flora” aku menjawabnya dengan senyuman yang terheran-heran. Diapun duduk sebelahku dan mengajakku mengobrol, oh iya aku ditemani oleh temanku yaitu Mira tapi Mira hanya tertawa kecil melihat kejadian itu. Setelah lama berbincang-bincang aku baru tahu dia mempunyai hobi bermain sepeda BMX, ya aku suka lelaki yang mempunyai kegiatan terutama ya olahraga tapi olahraga tertentu seperti sepeda, skateboard, dance, ya seperti itu dilihatnya aktif keren lah dimataku. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam ternyata tidak terasa dan aku harus pulang, tidak sempat kami bertukar nomor handphone karena Mira yang terburu-buru menarik tanganku untuk pulang.
The Beautiful Song For Nino |
Perkenalan yang sungguh indah hari ini, dari penampilannya oke aku suka ditambah wajahnya yang tidak begitu tampan namun terus terbayang difikiranku, ya andai saja aku bisa berkomunikasi dengannya meskipun tidak bertemu ya seperti telfonan, smsan, atau social network tapi sayang sekali aku tidak tahu semuanya. Aku fikir kami tidak akan bisa bertemu lagi. Saat aku sedang melamunkan itu tiba-tiba “krrrriiiiing” ada telfon dari Rizky, tumben sekali dia menelfonku.
“hallo..ada apa ki?” jawabku dengan nada malas,
“eh Flora maaf ganggu ini aku Nino yang tadi kenalan dicafe, kamu temannya Rizky ya?” ternyata yang menelfon Nino bukan Rizky,
“eh kamu Nino kirain Rizky, iya aku temannya, ada apa no?” jawabku dengan terkejut,
“emm gak apa-apa ko Cuma mastiin aja kalo ini benar kamu, makasih ya bye” telfonpun ditutupnya.
“hallo..ada apa ki?” jawabku dengan nada malas,
“eh Flora maaf ganggu ini aku Nino yang tadi kenalan dicafe, kamu temannya Rizky ya?” ternyata yang menelfon Nino bukan Rizky,
“eh kamu Nino kirain Rizky, iya aku temannya, ada apa no?” jawabku dengan terkejut,
“emm gak apa-apa ko Cuma mastiin aja kalo ini benar kamu, makasih ya bye” telfonpun ditutupnya.
Oh my god baru saja aku memikirkan dia ternyata dia muncul, aku senang sekali. Nino pun mengirim sms padaku menggunakan nomornya dan kami sering sekali smsan dan telfonan.
Malam ini Nino mengajakku ke café untuk hangout berdua ya tanpa kutolak langsung saja kuterima ajakkannya. Aku dandan selama 2 jam hanya untuk bertemu Nino yang bukan siapa-siapa bagiku namun rasanya aku akan bertemu orang special harus melakukan seperti ini. Aku duduk di café itu dan menunggu kehadiran Nino sambil mendengarkan musik untuk mencari inspirasi koreoku. Ahh tiba-tiba pandanganku gelap kenapa ini seperti ada yang menutup mataku aku takut aku khawatir karena aku berifikiran negative, aku takut diculik dibunuh ahhh segalanya yang menyeramkan. Daaarrr ternyata Nino yang menutup mataku untuk mengagetkanku, haah tenang sekali aku kira seseorang yang mempunyai niat jahat untukku. Selama 2 jam mengobrol entah apa yang diobrolkan kadang topik yang menyambung kadang tidak tapi tidak apa-apa yang penting bisa berdua dengan Nino. Akhirnya larut malam dan waktupun harus memisahkan kami, ahh rasanya tidak ingin aku pulang, ingin aku selalu bersama Nino tapi apa mungkin? Dia kan tidak menyukaiku. Akupun diantarnya pulang sampai depan rumah, sungguh hari yang sangat sangat menyenangkan untukku.
Ya fix aku jatuh cinta pada Nino lelaki yang baik sederhana tidak berlebihan itulah lelaki yang aku cari untuk kujadikkan kekasih tidak seperti mantan-mantanku yang bejad semuanya. Andai saja Nino rasa apa yang aku rasa saat ini mungkin saja dia akan mengungkapkan perasaanya padaku dan menginginkan aku menjadi kekasihnya ohhh tidak akan aku berkata tidak Tuhan. “ting nong ting nong” suara bel rumahku berbunyi tanda ada seseorang yang datang, siapa ya? Apa mungkin Nino tapi kan tadi dia sudah pulang lalu siapa? Aku membuka pintu dan eng ing eing ternyata Rizky yang datang malam-malam begini. Kusuruh dia masuk duduk disofa dan ku buatkan minum untuknya.
“eh ada apa ki malam-malam gini datang kerumahku tumben” tanyaku,
“emm aku mau ngomong sesuatu sama kamu Flo” tanyanya nada gugup,
“loh ko gugup ki? Mau ngomong apa? Penting?” tanyaku,
“emm susah malu ngomongnya Flo gimana ya?” ekspresinya kebingungan,
“ayolah cepet ki keburu malem nih” ujarku kesal,
“aku cemburu lihat kedekatan kamu sama Nino, aku suka sama kamu” ucapnya dengan cepat,
“haaa?” aku terkejut sekali,
“ya, aku mau kamu jadi pacarku Flo, maaf” dia mengatakan itu padaku,
“maaf aku gak bisa jawab sekarang, kamu pulang ya udah malem bye” usirku.
Tidak disangka Rizky akan melakukan itu dengan nekat, bukannya jika dikelas dia seringkali menggangguku? Ahh tidak meskipun dia menyebalkan tapi aku sedikit menyukainya tapi aku lebih menyukai Nino bagaimana ini aku dilema Tuhan.
Pagi hari aku mengirim sms pada Rizky dan mengatakan dengan tegas untuk menolaknya dan aku lebih memilih menunggu Nino karena aku yakin Nino merasakan hal sama denganku. Dengan tidak sengaja aku pergi keluar rumah dan membuka kotak surat, hah ada amplop merah muda bertuliskan “secret admirer” isinya menyuruhku untuk pergi ke taman jam 5 sore nanti, tidak ada namanya siapa ini misterius sekali. Tapi dengan rasa penasaran aku pergi ke taman sore ini untuk melihat siapa pengagum rahasiaku itu. Ada sms dari seseorang yang tidak ku kenal, dia menyuruhku untuk menengok kebelakang, aku pun menurut dan ternyata oh myyy seorang lelaki menutup wajahnya dengan bucket bunga yang sangat besar. Perlahan bunga itu turun dan terlihatlah siapa lelaki itu ternyata Nino aku tidak menyangka dia pengagum rahasiaku. Dia berlutut menyodorkan bunga itu padaku dan mengatakan “would you be mine?” oh my god aku menjawab “yeah I’m never say no” waaa hari itu juga aku resmi menjadi kekasih Nino.
Hari-hariku selalu ditemani dengan senyuman Nino ya indah sekali hidupku, tidak terbayang jika aku ditinggalkannya entah bagaimana hidupku mungkin aku menjadi gila atau stress. Setiap hari dia selalu menjemputku pulang aku sekolah, dia membelikanku es krim coklat yang sangat aku sukai. Kami selalu menunggu matahari terbenam ditaman sambil bersanda gurau. Aku memberikannya gelang karet berwarna pink warna favoritku, dan dia memberikanku kalung bertuliskan namanya. Nino mengejarku karena aku mencubit pipinya tapi kakiku tersandung dan aku terjatuh tanganku berdarah rasanya sakit sekali aku menangis, Nino bingung dan diapun menghisap darah-darahku sampai darahnya tidak terlihat lagi, Nino memelukku dan mengusap rambutku berkata “udah gak apa-apa jangan nangis ya aku gak mau kamu nangis”. Sungguh bahagianya aku diperlakukan seperti ini oleh orang yang sangat aku sayangi, tidak ingin sekalipun aku berpisah dengannya.
Setiap aku mengikuti kompetisi dance dia selalu menemaniku, menonton penampilanku, mengabadika momen itu dengan merekam dan mempotret selama acara berlangsung. Dia membawakan tas-tasku, menyemangatiku, menyiapkan makanan untukku. Rasanya hampa jika aku kompetisi tidak ditemani Nino, tidak ada semangat dan rasanya kalah sebelum perang.
Aku sedikit pandai dalam membuat lirik lagu namun tidak terlalu pandai dalam merangkai kata-katanya. Saat sedang melamun aku membuatkan sebuah lirik untuk Nino ya mungkin tidak indah namun itu tulus dari lubuk hatiku, mungkin liriknya seperti ini.
Kebahagiaan ini hatiku bernyanyi
Lagu indah untukmu aku bernyanyi
Engkaulah cintaku cinta dalam hidupku
Tanpa dirimu aku menangis mengenangmu
Namun kuyakin takkan pernah itu terjadi
Takkan pernah aku menjauh darimu
Percayalah pegang janjiku untukmu
Karena kau yang pertama membuatku bahagia
Ingin kupeluk dirimu mendekap hangat cintaku
Kumohon selamanya tuk tetap bersamaku
Jangan ada kata berpisah
Laguku ini menjadi lagu favorit yang selalu kami nyanyikan jika kami sedang bersama. Saat kami sedang diam ditaman kami nyanyikan lagu ini, saat diperjalanan kami nyanyikan lagu ini, dimanapun kami berada kami selalu nyanyikan.
Tidak terasa esok hari jadi kami yang setahun, kami sudah merencanakan momen yang sangat indah untuk kami abadikan. Ya duduk ditaman jam 7 malam ditemani sekotak rainbow cake dan satu lilin kecil yang ditancapkan tepat ditengah cake itu, akupun sudah menyiapkan sebuah kamera yang akan mengabadikan momen besok, itulah rencana kami. Malam ini aku sudah menunggu Nino ditaman dengan hati senang berbunga-bunga, “krrriiiing” ada yang menelfonku mungkin dari Nino ternyata benar langsung kuangkat dan.
“hallo sayang lagi dimana aku udah ditaman nih” ucapku bahagia,
“maaf benar ini dengan mba Flora?” seseorang menanyakan itu,
“ya benar ini dengan siapa?” dengan nada heran,
“saya dari pihak RSMH ingin mengabarkan bahwa saudara Nino mengalami kecelakan hebat dijalan tadi dan sudah dilarikan kerumah sakit ini, mohon untuk segera datang karena keadaannya sangat kritis” ucapnya yang membuatku terkejut,
“apa?” aku menjatuhkan handphoneku dan terkulai lemas segera pergi ke rumah sakit.
Sampai aku dirumah sakit aku menuju kamar Nino, aku memegang tangan Nino yang sedang tertidur. Ya Tuhan aku tidak tahan untuk menahan rasa sakitku melihat keadaan Nino yang harusnya hari ini bahagia menjalankan rencana yang telah kami buat, semuanya hancur begitu saja tidak tersisa satupun. Aku menangis memeluk tubuh Nino yang terpasang perban-perban, kenapa harus Nino yang mengalami ini kenapa tidak aku saja Tuhan? Aku tak kuasa menahan sedihku ini sakit Tuhan. Saat aku sedang menangis tangan Nino bergerak memegang tanganku, dia sadar dia sadar.
“sayang happy anniversary 1st year ya I love you so much honey” berbicara terbata-bata,
“sayang aku mohon kamu sembuh ya, oh iya ini tiup lilin bareng-bareng yu buat rayain hari jadi kita satu..dua..tiga huuuufffttt yeee ayo nyanyi lagu kita sayang” berusaha tersenyum meski dalam tangis,
Nino tersenyum dan kami menyanyikan lagu itu, air mata terus mengalir mengiringin nyanyian kami, tapi Tuhan apa yang terjadi engkau memanggil Nino diaat kebahagiaan ini tiba untuk kami, Nino meninggalkanku untuk selamanya Tuhan. Aku tidak bisa terima semua ini.
Hari-hariku semenjak ditinggalkan oleh Nino aku menjadi pemurung dan terus menangis mengingat dia, hari-hariku menjadi suram tidak bergairah melakukan kegiatan apapun. Ingin sekali aku ulangi hari-hari bersama Nino tapi tak mungkin itu terjadi semuanya sudah berlalu. Kenapa Tuhan tega mengambil Nino secepat itu, jika bisa aku ingin menggantikan tempat itu biar Nino yang hidup bukan aku. Namun meski Nino sudah pergi untuk selamanya cintaku untuknya tidak akan mengakhiri semuanya, Nino akan tetap dihatiku untuk selamanya seperti janjiku yang tidak akan meninggalkannya. Aku berfikir untuk menyusul Nino kesana, karena apalah artinya hidup tanpa ada Nino menemaniku percuma jika aku ada didunia ini. Ku ambil pisau didapur aku berjalan perlahan menuju kamar mandi sambil ku nyanyikan laguku itu dan kugoreskan pisau itu tepat diurat nadiku.
PROFIL PENULIS
Nama gw Desi Septiani, gw lahir tanggal 6 september 1996, tempat tinggal gw di Pasteur Bandung, gw kelas 2 di salah satu SMK swasta Bandung. Gw punya hobi dancing sama nulis cerpen. Cita-cita gw jadi orang sukses disegala apapun bidang yang gw suka. Kalo pengen kenal gw lebih jauh bisa add fb gw dessyseptiani45@yahoo.co.id atau follow twitter gw @desiseptiani2 . Arigatou :)
Baca juga Cerpen Cinta yang lainnya.
Post a Comment