Dulu singkong identik dengan makanan orang kampung. Malah ada sindiran, “Anak Singkong” yang ditujukan untuk orang kampung. Dulu singkong atau dalam bahasa ilmiahnya Cassava, biasa langsung direbus atau digoreng saja ditambah sedikit garam. Cocok jadi teman minum teh.
Tapi ternyata dengan berbagai inovasi baru, singkong bisa dijadikan ladang usaha yakni dengan mengubahnya menjadi keripik atau panganan dengan aneka rasa.
Ada rasa jeruk, strawberry, BBQ, ayam, balado, pedas manis, sampai keju. Weleh..weleh..
Dan orang pertama yang melakukan inovasi ini lalu dijadikan sebagai komoditi bisnis adalah Eko Yulianto, pebisnis jebolan Ekonomi Manajemen UPN Yogyakarta.
Eko dan teman-temannya menamai produknya “Tela-Tela Fried Cassava”. Nama itu diambil dari bahasa Jawa Telo (tela, artinya singkong) dan bahasa Inggris Fried Cassava (singkong goreng). Nama ini kata Eko biar punya daya jual.
Setahun berjualan Tela-Tela Fried Cassava, ternyata animo pembeli cukup tinggi di kota Yogyakarta. Apalagi bahan baku singkong relatif mudah didapat Akhirnya Eko bersama tiga temannya mulai melebarkan sayap dengan menjajal sistem bisnis Franchise atau waralaba. Dan berhasil!
Seiring waktu sejak pertama kali dibuka tahun 2004 dengan model jualan ala kaki lima, kini usaha yang dimotori 4 anak muda dari Jogja ini sudah memiliki lebih dari 1500 outlet yang tersebar dari Aceh hingga Papua, dengan total omset sebulan mencapai 3 miliar.
Selain itu Tela – Tela Fried Cassava telah mendapatkan berbagai penghargaan tingkat nasional ataupun daerah, diantaranya adalah penghargaan dari ISMBEA ( Indonesia Small and Medium Business Enterpreneur Award ) tahun 2008 sebagai entrepreneur muda Indonesia yang menghasilkan usaha baru yang inovatif.
Untuk bisa berbinis Tela-Tela Fried Cassava memang relatif tak memerlukan modal banyak. Bahkan hingga sekarang model jualan Tela-Tela Fried Cassava masih menggunakan gerobak ala kaki lima.
Seiring perjalanan usahanya, Tela – Tela telah mengalami perbaikan dan inovasi beberapa produk dan outletnya. Untuk gerobak Tela – Tela selalu mengalami perubahan setiap tahunya, ini dilakukan untuk menarik konsumen serta membantu para franchisee di seluruh Indonesia. Untuk inovasi produknya, pihak Tela – Tela telah menambah varian dari produknya berupa nugget. Nugget Tela ini dicetak dengan berbentuk stick dengan panjang 3cm dan ketebalan lebih dari 1 cm, kemudian dilumuri dengan bahan pelapis untuk mendapatkan rasa crispy saat digoreng. Selai itu juga ada produk Bola Keju, Fla Tela dan Kentang.
Sampai sekarang Tela – Tela Fried Cassava adalah perusahaan pelopor dan pemimpin pasar dalam industri snack ketela. Tela – Tela Fried Cassava diolah dengan bumbu kualitas terbaik, digoreng, dan disajikan hangat dengan berbagai pilihan rasa. Singkong yang digunakan dalam produk Tela-tela adalah singkong dengan jenis kulit yang berwarna merah (meni), kulit merah muda (meni sukun) dan singkong berkulit putih (ketan), dengan diameter +- 7-10cm dan berumur panen sekitar 10-12 bulan.
Untuk menjalin kerjasama dengan Tela - Tela Fried Cassava ada beberapa pilihan yang bisa kita ambil
1. Master Franchise adalah Pewaralaba yang diberi kewenangan untuk menangani / mengelolasuatu wilayah Kabaputen, yang terdiri dari beberapa outlet.
Fasilitas Master Franchise :
- Mendapatkan training produksi
- Mendapatkan marketing support
- Mendapatkan share profit dari omset outlet - outlet yang ada di wilayahnya
Kewajiban :
- Melakukan pemasaran di wilayahnya.
- Melakukan investasi Rp 15.000.000 untuk mengelola 2 outlet di wilayahnya.
2. Franchise : pewaralaba yang mengelola satu outlet
Fasilitas :
- Mendapatkan Training Penjualan Outlet
- Mendapatkan 100% Profit dari outletnya
Kewajiban
- Melakukan investasi Rp 6.000.000 untuk satu outlet
- Melakukan pembayaran Royalti Fee setiap bulan sebesar 6% dari total omset
Selain itu pihak CV. Effa Indoboga sebagai manajemen Tela - Tela F.C memberikan support sistem dan marketing untuk mendukung kegiatan berbisnis para pewaralaba.
1. Support Sistem : Pembukuan, Laporan, Stock Bahan Baku, dll
2. Support Outlet : Pembuatan Stand/Gerobak, Pemilihan Lokasi, Kontroling Outlet,
3. Support Marketing : Training Penjualan, Branding Product, Promosi, dll
4. Support Product : Training produksi ( Master Franchise ), Pengelolaan produk,
Analisa Keuangan
Investasi Awal Franchise : Rp 5.500.000,00
Pendapatan / bln
50 paket x @ 3.500 x 30 hari : Rp 5.250.000,00
Pengeluaran / bln
Harga Pokok Bahan ( 40% ) : Rp 2.400.000,00
Royalti Fee ( 6% ) : Rp 315.000,00
Sewa Tempat : Rp 150.000,00
Gaji Karyawan : Rp 500.000,00
TOTAL Rp 3.365.000,00
Laba Bersih = Rp 1.885.000,00 / bln
Proyeksi Break Event Point (BEP ) = 3 bulan
sumber : http://www.kabarinews.com/article/Berita_Indonesia/Bisnis/Bisnis_Singkong_Omset_Miliaran/32963
Post a Comment