Peter Grant
Australia Selatan
Placebo adalah bahan-bahan tanpa sifat-sifat farmakologis, misalnya gula atau pil palsu. Mereka digunakan secara luas sebagai kontrol dalam eksperimen untuk menguji efek sebuah obat. Placebo ini dibuat sedemikian sehingga tampak dan berbau sama seperti obat yang sedang diuji. Cara kerja placebo masih kontroversial, tetapi secara umum orang percaya bahwa fisiologis pengaruhnya lebih psikologis: manfaat terjadi karena orang percaya bahwa pil yang mereka minum akan mendatangkan pengaruh positif. Pengaruh itu juga muncul karena kondisioning: pasien yang mengharapkan khasiat sebuah obat cenderung akan mendapatkan khasiat tersebut.
Kita ambil contoh placebo yang digunakan dalam pengujian obat pereda nyeri (analgesik). Salah situ penjelasan untuk mekanisme placebo dalam kasus ini adalah bahwa obat yang asli di harapkan merangsang pelepasan bahan kimia mirip opium dari otak yang berfungsi meredakan nyeri. Sebuah studi menemukan bahwa rasa nyeri berkurang kendati yang diminum sebetulnya placebo karena pasien percaya bahwa obat itu obat yang sesungguhnya, akan tetapi efek itu menghilang begitu pasien diberi obat yang berfungsi menetralkan pengaruh bahan kimia mirip opium tadi.
Efek negatif placebo disebut efek nocebo, dari kata bahasa Latin nocebo yang berarti "saya ingin mencelakai." Pasien yang diberi pil palsu kadang-kadang mengalami efek samping seperti cemas dan depresi. Ini diduga terkait dengan harapan orang atas efek-efek merugikan pada sebuah terapi. Dalam sebuah uji orang melaporkan bahwa perempuan yang percaya mereka berpeluang menderita penyakit jantung hampir empat kali lebih berpeluang meninggal karena penyakit jantung dibanding perempuan dengan faktor risiko sama yang tidal memiliki kepercayaan itu.
Placebo menghadirkan sebuah dilema etik. Di sini seorang dokter membohongi pasien dengan meminta mereka percaya bahwa yang diberikan adalah obat aktif, padahal sesungguhnya mereka tidak menerima obat seperti itu. Andai mereka juga menderita efek samping yang buruk dari efek nocebo, keadaan dapat menjadi lebih buruk.
Ian Smith
London,
Ya, efek placebo negatif, atau efek nocebo, sungguh ada. Nocebo, seperti placebo, menimbulkan efek fisik, walaupun tidak harus melalui mekanisme fisik. Tidak mustahil efek tersebut berasal dari keyakinan pasien. Ketika orang berpikir tentang jatuh sakit, maka sakitlah ia. Ini efek nocebo, yang berlawanan dengan efek placebo: ketika orang berpikir tentang sembuh, maka sembuhlah ia.
Tipe pasien yang paling cenderung mengalami efek nocebo ketika diberi suatu obat biasanya memiliki sejarah pengobatan dengan diagnosis yang sulit sehingga yakin bahwa terapi apa pun tidak akan mengatasi masalah. Pengharapan yang rendah tadi mau tidak mau berakibat buruk, efek nocebo juga berpengaruh terhadap hasil operasi. Dokter bedah enggan menangani pasien yang yakin bahwa mereka akan mati. Penelitian telah dilakukan terhadap pasien-pasien operasi yang mengatakan bahwa mereka ingin mati agar dipersatukan kembali dengan yang mereka cintai. Hampir semua orang ini sungguh meninggal.
Penelitian tentang nocebo sedikit sekali, kebanyakan untuk alasan etika bahwa Dokter seharusnya tidak membohongi orang sehat dengan mengatakan bahwa mereka sakit. Standar etika yang berubah pun menyulitkan upaya mengulang beberapa eksperimen nocebo klasik. Artikel kedokteran terbaru tentang efek nocebo diterbitkan dalam tahun 2002 oleh Arthur Barsky dan kawan-kawan (The journal of the American Medical Association, volume 287, halaman 622).
Ross Firestone
Winnetka, Illinois, AS
Efek placebo negatif memang ada. Manifestasinya yang terkenal adalah voodoo, dan macam-macam klenik yang dikaitkan dengan kutukan. Praktik-praktik tersebut hampir selalu meliputi mekanisme yang membuat korban tabu bahwa ia telah dikutuk, dan ini satu-satunya yang memungkinkan maksud jahat mereka tercapai.
Steven Reitci
West Allis, Wisconsin, AS
Referensi
Mengapa Rambut Menjadi Uban? - Mick O'Hare
Post a Comment