Ads (728x90)

Latest Post

Kesehatan

Tips

Kabar Bungo - DITEMUI di Rumah Sakit Central Medica, Kelurahan Cadika, Rimbo Tengah, Bungo, Nurlina tengah beristirahat, Minggu (3/3). Menjelang magrib, ia ditunggui suami, ibu, mertua, serta beberapa keluarganya.
"Tinggal lemasnya. Alhamdulillah senang nian. Kami bersyukur nian dapat anak kembar tigo," ujar Lina, sapaannya.
Bayi kembar tiga dari pasangan Razali Azhari 
Lina sendiri belum banyak bicara. Kepada Tribun Razali menuturkan, ia dan istrinya tiba di rumah sakit swasta ini pada Sabtu (2/3), sekitar pukul 11.00. Pukul 16.00 diperiksa oleh dr Marlis Noer Spog. Dari hasil pemeriksaan, diputuskan operasi akan dilakukan Minggu (3/3) pagi pukul 08.00.
Tertunda 1,5 jam, operasi baru dilakukan menjelang pukul 09.30. Hanya butuh waktu sekitar 30 bagi Lina untuk melahirkan ketiga putra mungilnya melalui proses operasi caesar. Ketiga bayinya lahir selamat dan dalam keadaan sehat.
"Beratnya juga hampir sama, yang pertama 2,3 kg, kedua 2,2 kg, dan yang ketiga 2,1 kg," ujar Razali.
Razali menuturkan, pada awalnya ia agak tenang. Apalagi kandungan istrinya terus diperiksa secara berkala. Setiap kali pemeriksaan oleh dokter, kandungan dan kondisi fisik istri serta jabang bayinya selalu dinyatakan sehat.
Namun mendekati proses operasi, ia mengaku sangat tegang. PNS Sekretariat DPRD Merangin ini mengaku mencemaskan kemungkinan terburuk yang mungkin saja bisa terjadi atas istri atau bayi-bayinya.
Utamanya ketika mengantar sang istri ke ruang persalinan. Apalagi ketika dimintai bersalaman dan saling memaafkan oleh tim medis. Ia semakin dihantui oleh berbagai kemungkinan yang tak diharapkan.
"Aku benar-benar dak tahan lagi. Langsung pegi ke sano (menunjuk sudut kirim rumah sakit, red), nangis," ujar Razali.
Perasaannya baru lega ketika mengetahui proses pesalinan istrinya berjalan lancar. Bahkan Lina tidak perlu dibius total, hanya mendapatkan bius lokal dari tim dokter yang menanganinya.
Ternyata, kelahiran bayi kembar tiga memancing rasa penasaran warga sekitar. Warga langsung berdesakan di rumah sakit Central Medica karena ingin melihat kejadian langka tersebut. Begitu juga dengan keluarga pasien lainnya, ikut berdesakan ingin menyaksikannya.
Akibatnya, Razali harus berjuang keras untuk bisa melihat bayinya. Itu karena tidak mudah menembus pintu masuk dimana ketiga putra mungilnya dirawat, karena di depan pintu sudah dipenuhi warga.
"Banyak pulo yang minta foto dengan bayinyo. Mudah-mudahan itu doa bagi bayi kami supayo tetap sehat. Amien," ujarnya lagi.
Pria yang pernah menjadi ajudan mantan Wakil Bupati Merangin Almarhum H Ubay Ali ini, mengatakan dalam keluarga istrinya memang ada sejarah bayi kembar. Kakak kandung Lina, juga punya dua anak perempuan kembar yang kini sudah duduk si bangku SMA.
Tribun sendiri sempat melontarkan tanya terkait pilihannya untuk membawa istrinya ke Bungo, sementara di Merangin sendiri juga ada beberapa klinik bersalin dan dokter kandungan. Razali mengatakan persoalannya sederhana saja, yakni kebutuhan akan rasa nyaman dan pelayanan yang lebih baik.
"Kadang dokter di Bangko tu dak ado, sementara ini kan bukan urusan main-main. Kito dak mau ambil risiko," ujarnya pula.
Pasangan Razali dan Lina, sebelumnya sudah punya dua anak. Anak pertama Mutiara Diva sudah berumur sembilan tahun. Sementara anak kedua, Muhammad Figo sudah berusia lima tahun. Kini, dengan tambahan tiga putra, keduanya punya lima anak.

Ide gelang beda warna
Layaknya anak kembar identik, butuh cara untuk melakukan pembedaan. Apalagi jika anak kembar mempunyai kesamaan fisik yang benar-benar hampir menyerupai satu sama lainnya.
Nah, mengatasi ini, Razali sudah punya ide. Rencananya ia memakaikan gelang dengan warna berbeda pada ketiga bayi laki-lakinya yang baru saja lahir. Gelang beda warna ini akan menjadi pembeda ketiganya.
Jikapun nantinya tidak jadi menggunakan gelang beda warna, ia berencana menggunakan gelang atau kalung perak. Pada gelang atau kalung perak itu, akan diukir nama ketiga bayinya sehingga tidak `tertukar'.
Memangnya sudah punya nama? "Sebenarnya sudah. Cuma kini belum bisa dipastikan. Masih ado alternatif lain," ujar Razali.
Ia menuturkan, tanda-tanda akan punya bayi kembar tiga sudah dirasakan sejak kandungan berusia sekitar tiga bulan. Saat itu Lina, istrinya, sering merasa sakit pada perutnya. Namun sakit itu berpindah-pindah tempat.
Mereka beberapa kali memeriksakan kandungan ke seorang dokter spesialis di Bangko, Merangin. Karena ingin jawaban yang semakin akurat, mereka kemudian rutin memeriksakan kandungan ke dr Marlis Noer, di Muara Bungo.
Dikonfirmasi per telepon, dr Marlis Noer mengatakan kondisi ketiga bayi cukup baik. Ia mengatakan memeriksa ketiganya serta sang ibu. Menurutnya tidak ada yang patut dikhawatirkan dari kondisi mereka.
Dikatakannya, Lina memang tidak memungkinkan untuk melahirkan ketiga bayinya secara normal. Pasalnya posisi si jabang bayi semuanya melintang di dalam perut sang ibunda sehingga tidak ada jalan lain, kecuali operasi alias caesar.
"Usia kandungan sudah jalan sembilan bulan, memang sudah waktunya. Sudah seharusnya lah," ujar Marlis.
Jika tidak ada kendala ke depannya, ia memperkirakan ibu dan bayinya sudah bisa pulang dalam waktu tiga hari kedepan. "Semoga saja tidak ada kendala ya," ujar Marlis yang mengaku sudah tiga kali menangani bayi kembar tiga ini.

Penulis : muhlisin
Editor : fifi

Post a Comment