Karate diciptakan oleh master2 zaman dahulu adalah untuk mempertahankan diri, bukan untuk menyerang. Karena serangan Karate bisa sangat membahayakan Jika digunakan sembarangan maka akan mencelakai orang. Orang yang jadi korban bisa jadi cacat atau meninggal. Karena saking bahayanya ilmu Karate ini, maka oleh master2 dahulu diciptakanlah jurus/Kata yang tekniknya kebanyakan didominasi oleh tangkisan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar nantinya karate diharapkan tidak disalahgunakan dalam pengamalannya dikemudian hari. Seperti kita tahu bahwa dalam prinsip Karate tidak ada yang namanya menyerang terlebih dahulu alias jika kita diserang baru kita membela diri. Itulah sebabnya dalam setiap jurus Karate selalu dimulai dengan tangkisan. Dalam setiap tehnik Beladiri Karate selalu ditekankan untuk mempertahankan diri/melindungi diri terlebih dahulu, baru kemudian menyerang. Melindungi diri terlebih dulu maksudnya si pelaku karate dituntut untuk terus memprioritaskan belajar dan melatih gerakan tangkisan secara konsisten dari pada melatih gerakan memukul atau menendang. Di sini setiap murid karate ditekankan untuk lebih banyak belajar dan melatih tangkisan ketimbang pukulan. Hal ini bukan berarti melatih pukulan/tendangan dinomor duakan tetapi dalam pertarungan sebenarnya orang yang mempunyai skill menangkis yang lebih baik memiliki kemungkinan untuk menang lebih besar, walaupun skill pukulannya rendah atau paling tidak dalam kondisi terburuk orang tsb walaupun tidak slalu menang dalam pertarungan tapi ia dapat meminimalisir tingkat bahaya serangan musuh/dapat menahan gempuran serangan lawan sehingga tingkat cedera pada dirinya dapat diminimalisasi sekecil mungkin. Sekarang kita bandingkan dengan sebuah contoh:
- Si A belajar dan melatih tangkisan serta pukulan dengan kompasisi: latihan tangkisan =80%, latihan pukulan/tendangan=20%
- Si B belajar tangkisan dan pukulan dengan komposisi: latihan tangkisan=20%, latihan pukulan dan tendangan=80%
Ketika mereka berdua diadu dalam sebuah pertarungan, manakah diantara mereka yang menang? Apakah si A yang mempunyai pertahanan yang paling kuat atau si B yang mempunyai pukulan dan tendangan paling kuat dan cepat? Jawabannya adalah yang menang si A, karena sekuat dan secepat apapun si B melancarkan pukulan, pukulannya akan selalu meleset/tertangkis oleh si A, dan ketika kemudian si A membalas dengan menyerang melalui pukulannya ke si B, mungkin pada tahap ini serangan pukulan yang dilancarkan si A kualitasnya tidak sebagus pukulan yang dilancarkan si B. kualitas pukulan si A boleh jadi dari segi kecepatan rendah, dan dari segi kekuatan atau bobot pukulan juga rendah. Sehingga pukulan si A belum bisa segera membuat kapok si B atau menjatuhkan si B. Tapi lama-kelamaan seiring dengan akumulasi pukulan yang masuk ke tubuh si B, pukulan yang lemah sekalipun dapat mencedrai si B dan akibatnya si B ambruk ke tanah (kalah).
Melatih keterampilan menangkis juga membantu kita dalam bertahan dalam suatu pertarungan. Musuh yang melancarkan serangan terus-menerus secara bertubi2 tapi selalu berhasil kita tangkis, lama kelamaan akan menguras energi musuh juga, sehingga lambat laun kecepatan pukulannya akan melambat bahkan berhenti sama sekali. Di saat pukulannya lambat terbukalah peluang/celah untuk kita memukulnya.
Latihan menangkis juga dapat menghindarkan tubuh kita dari cedera yang serius akibat pukulan telak musuh. Sehingga kalau saat menit pertama saja kita sudah kena pukul telak dan terhuyung-huyung, bagaimana jika kita akan bertarung di menit2 selanjutnya, pasti lebih berat.
Dalam hal ini bukannya penulis mengabaikan latihan memukul/menendang. Tidak sama sekali tidak! Tetapi penulis hanya ingin sekedar meluruskan kembali muksud dan tujuan latihan karate. Penulis perhatikan banyak diantara para siswa2 Karate yang lebih enak melatih Karatenya hanya sebatas teknik memukul atau menendang saja, sedangkan mereka tidak bergairah untuk melatih tangkisan. Waktu mereka berlatih di Dojo, mereka terpaksa harus mengikuti sensei mereka dalam melakukan gerakan2 termasuk teknik tangkisan. Tapi teknik tangkisan yang mereka latih di Dojo atas intruksi senseinya tidak membuat mereka senang. Mereka tidak menghayati gerakan tangkisan yang mereka lakukan. Sesudah sampai di rumah mereka melupakan semua latihan teknik tangkisan waktu di Dojo, mereka kembali hanya melatih pukulan secara berulang2 tanpa melatih tangkisan sedikitpun. Mereka berlatih di rumah hanya bergairah untuk melatih pukulan saja. Sebenarnya ini tidak salah, banyak Karateka yang berlatih memukul Makiwara di rumah. Maksud penulis latihlah pukulan sampai baik dan perbanyaklah latihan Tangkisan, karena tangkisan dapat melindungi anda dari cedera dan kekalahan.
Post a Comment