AYAH
Puisi Puisi Centeng The Patiens
Ku bayangkan sejak dalam kandungan..
sejak itu pula ayah berusaha keras menjadikanku bayi yang sehat..
tak lupa juga tiap malam membelai lembut perut ibu seolah memberikan kasih sayang sejak masih benih..
dan dia juga yang membantu persalinan ibu dan mendoakanku saat ku lahir..
Ku bayangkan pula ketika diriku masih bayi..
ayah terbangun di tidurnya karena aku menangis, dia pula yang menimangku saat tengah malam..
ayah selalu terbayang akan diriku kala ia bekerja berharap cepat pulang tak sabar menggendongku meski pun bajunya kotor akan pipis dan 'ee' ku..
Ku bayangkan kala aku balita..
ayah pula yang mengasuh dan memanjakan ku..
mengalah tuk memberikan apa saja yang ku pinta agar diriku bahagia, tertawa ceria..
walau pun kesal dia tetap tersenyum melihat aku yang lucu kala itu..
Ku bayangkan saat sekolah..
ayah memenuhi semua kebutuhan sekolah, berharap kelak anaknya menjadi seorang yang lebih baik darinya..
memberiku uang saku walau dirinya sendiri tak memegang uang sepeserpun..
tak pedulikan kebutuhan dirinya semua demi aku anaknya..
Tapi..
Ketika ku mulai dewasa dan bekerja..
belum juga aku bisa membalas jerih payahnya apa lagi untuk membahagiakannya..
meski ku tau ayah tak pernah mengharapkan balasan dariku..
Maafkan diriku ini..
di usiaku yang makin tua ini masih belum bisa menghapus bekas luka di pundakmu, karena bekerja keras kala itu demi aku anakmu..
Ampuni aku ayah tercinta..
sampai saat ini aku masih merepotkanmu, menyusahkanmu oleh masalah-masalah yang timbul karenaku..
Ayah Terimalah sembah sujudku..
aku tak pernah bisa menjadi seperti yang kau harapkan, yang kau impikan, dan yang kau cita-citakan..
Dan yakinlah wahai ayahku..
diri ini berjanji akan menjadi seorang yang bisa membanggakanmu..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment