Ads (728x90)

Latest Post

Kesehatan

Tips


Suasana Hati Dalam Khusuk Yang Tiada Henti



Alangkah Indahnya suasana dalam hati ketika seseorang telah mencapai derajat kekhusukan dalam shalatnya. Kalimat demi kalimat yang diucapkannya terasa sangat berkesan.

Kalimat takbir, bacaan ayat-ayat suci Al Qur’an dan doa-doa lainnya bergitu sangat menghanyutkan serta menerbangkan jiwa ke haribaan yang Maha Kuasa.

Dan setiap gerakan demi gerakan dilaluinya dengan segenap ketenangan hati dan keindahan rasa. Alangkah nikmatnya dalam mengerjakan ibadah disaat hati, jiwa dan raga menyatu untuk rukuk dan bersujud serta merendahkan diri di hadapan Ilahi Rabbi.

Menurut Ibnu Al-Qayyim Rahimahullah, khusyuk yang benar itu adalah kekhusyukan iman. Menurut beliau, kekhusyukan iman ialah kekhusyukan (ketundukan) hati kepada Allah swt dengan cara mengagungkan-Nya, merasa takut kepada-Nya dan juga merasa malu kepada-Nya.

Kemudian setelah itu, memasrahkan hati kepada-Nya dalam bentuk kepasrahan yang disertai perasaan takut, malu, mengakui nikmat-nikmat-Nya dan juga mengakui kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya.

Jika perasaan seperti ini sudah bersemayam dalam hati, maka hati seseorang pasti akan khusyuk (tunduk) dan hal ini akan diikuti oleh organ-organ tubuh yang lainnya.”

Khusyuk ialah merasakan keagungan Allah Ta’ala dan kekuasaan-Nya disaat kita berdiri di depan-Nya. Khusyuk juga adalah pengakuan terhadap seluruh nikmat yang Allah swt berikan yang tidak dapat dihitung jumlahnya. Khusyuk juga akan mengingatkan kita akan kelalaian dalam mengelola dan memanfaatkan nikmat yang telah diberikan selama ini.

Hati seseorang akan berada di puncak ketundukan (khusyuk) disaat dia mengingat kembali kemaksiatan yang pernah ia lakukan. Kemudian ia juga akan ingat tentang kelalaian dirinya terhadap rahmat dan kasih sayang Allah swt kepadanya.

Sedang khusyuk palsu, maka itulah khusyuk kemunafikan menurut Ibnu al-Qayyim. Ia berkata, “Organ tubuh terlihat mengerjakan hal-hal yang dipaksakan dan hati tidak khusyuk.

Salah seorang sahabat berkata, ‘aku berlindung kepada Allah dari Khusyuk kemunafikan.’ Ditanyakan kepada sahabat itu, ‘apa itu khusyuk kemunafikan?’ Sahabat itu menjawab, ‘Tubuh terlihat khusyuk, tapi hati tidak khusyuk’.”
Suasana Hati Dalam Khusuk Yang Tiada Henti

Post a Comment