Terdapat tiga pasang kelenjar saliva (kelenjar ludah). Kelenjar parotis merupakan kelenjar yang paling besar dan berada tepat di bawah telinga. Panjang kelenjar kira-kira 5 cm dan terbuka ke dalam mulut, berlawanan arah dengan gigi molar atas kedua. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang dipengaruhi oleh penyakit, yang umumnya disebut gondongan.
Kelenjar submandibular dan kelenjar submaksilaris, keduanya, terbuka ke dalam lantai mulut. Saliva disekresi secara refleks akibat adanya makanan di dalam mulut atau oleh refleks yang dikondisikan (atau dipelajari), yang memungkinkan saliva disekresi akibat penglihatan, bau, atau pikiran tentang makanan.
Saliva mengandung air dalam jumlah besar yang melembabkan dan melunakkan makanan, lendir mengombinasi makanan dan melumasinya sehingga dapat disalurkan ke bawah esofagus dan enzim amilase saliva, yang bekerja pada zat pati masak (karbohidrat) dan mengeluarkannya ke dalam maltosa dan dekstrin. Saliva juga membersihkan mulut dan gigi dan mempertahankan bagian lunak fleksibel.
Masalah air liur bau dan bau mulut (halitosis)
Masalah bau mulut (halitosis) adalah masalah yang cukup serius bagi sebagian orang yang aroma mulutnya sangat tajam dan menusuk hidung orang-orang di sekitarnya. Orang yang puasa biasanya mulutnya berbau tidak enak, namun hal ini wajar-wajar saja. Lain halnya jika bau mulut terjadi secara permanen tentu akan memberikan dampak atau citra yang negatif.
"Halitosis adalah bau mulut atau napas naga," ujar praktisi kedokteran gigi drg. Yudha Rismanto, Sp.Perio. Istilah napas naga diambil dari kata dalam bahasa Inggris dragon breath. Penyebab halitosis sebanyak 80% dari rongga mulut dan 20% karena masalah pencernaan.
Bau mulut yang berkepanjangan dapat mengakibatkan seseorang jadi tidak percaya diri dan bisa menjadi pertanda suatu penyakit seperti penyakit diabetes, penyakit jantung, gagal ginjal, liver, gangguan pada pencernaan, dan lain sebagainya. Di samping itu, bau mulut juga dapat ditimbulkan dari adanya lubang pada gigi, sisa makanan di dalam mulut, karang gigi/karies, dan lain sebagainya.
Tanda-tanda terjadinya bau mulut biasanya akibat terganggunya keseimbangan asam mulut seperti air liur kental, mulut kering, dan rasa tidak nyaman bicara. Selain itu, lawan bicara akan terlihat gelisah dan mengambil jarak dalam berbicara. Bisa juga seseorang akan komplain atas bau tidak enak yang tercium dan berasal dari mulut kita.
Penyebab munculnya bau mulut ketika puasa antara lain karena mulut mengalami kekeringan akibat kurangnya cairan ludah (saliva). Karena saliva berkurang, bakteri dalam mulut pun jadi lebih banyak sehingga muncullah bau mulut. Selain karena kekurangan cairan, secara umum bau mulut juga bisa timbul karena berbagai sebab seperti mengonsumsi makanan yang bisa mengundang bau mulut, misalnya buah durian, ikan, daging, jengkol, atau berbagai jenis produk susu.
Gigi berlubang dan infeksi gusi juga bisa menimbulkan bau mulut karena bersarangnya bakteri pada sisa-sisa makanan yang mengendap di sela-sela gigi berlubang. Gigi yang tidak terawat akan membentuk abses (pengumpulan nanah) dan bakteri yang ada di dalamnya akan memetabolismekan jaringan-jaringan mati sehingga menimbulkan bau.
Penyakit saluran pernapasan juga bisa memicu bau mulut seseorang karena ketika berpuasa mulut tidak mengunyah makanan. Bau mulut juga bisa muncul ketika seorang mengalami kesulitan untuk buang air besar. Termasuk kondisi lidah yang kotor karena jarang dibersihkan berporensi menumpuk bakteri sehingga menimbulkan bau mulut.
Disarankan memperbanyak mengonsumsi jenis makanan berserat. Karena makanan berserat akan memberi gerak pada rongga mulut sehingga gigi akan banyak mengunyah dan itu bisa mengurangi timbulnya bau mulut.
Menghindari makanan yang bisa mcmicu bau mulut seperti cokelat. Cokelat termasuk makanan yang bersi fat diuratic (merangsang pengeluaran urine). Akibatnya, mulut akan cepat mengalami kekeringan sehingga timbul bau tidak sedap di mulut.
Manfaat tambahan yogurt
Banyak orang mengonsumsi yogurt karena merupakan probiotik, yaitu mengandung kuman hidup yang baik untuk pencernaan. Kuman-kuman itu, terutama Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus, bukan saja baik untuk pencernaan, tapi bermanfaat juga untuk mencegah bau mulut dan air liur bau yang disebabkan kuman yang ada di mulut.
Dengan mengonsumsi sekitar 170 gram yogurt setiap hari dapat membuat napas menjadi segar dan mencegah bau mulut. Karena yogurt dapat menurunkan kadar bahan penyebab bau mulut, seperti hidrogen sufida yang ada dalam mulut.
Sebelum penelitian dari 24 partisipan sehat diminta untuk tidak mengonsumsi yogurt dan makanan probiotik lain yang mengandung kuman yang sama, seperti yang ada dalam yogurt, misalnya yang ada pada keju, selama dua minggu.
Kemudian peneliti mengambil air liur dan hapusan selaput lidah untuk mengukur kadar kuman penyebab bau mulut, termasuk juga kadar dari hidrogen sulfida tersebut. Kemudian pada saat penelitian, partisipan diminta untuk mengonsumsi sekitar 85 gram yogurt sebanyak dua kali sehari selama 6 minggu. Pada akhir penelitian sampel air liur dan hapusan selaput lidah diperiksa kembali.
Hasilnya, kadar bahan penyebab bau mulut, seperti hidrogen sulfida turun hingga 80% pada semua partisipan. Tambahan lain, tingkat plak pada gigi dan penyakit radang gusi menurun secara bermakna.
Walaupun penelitian ini memerlukan penelitian lanjutan untuk memastikannya, tapi tidak ada salahnya mengonsumsi yogurt setiap hari karena merupakan probiotik yang aman dan berguna untuk saluran cerna dan mencegah bau mulut.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment