Ads (728x90)

Latest Post

Kesehatan

Tips

TEMAN MAKAN TEMAN
Karya Nur Annisa Reskiana 

Senin 22 april 2013 ini aku males ngapa-ngapain, apalagi ini hari pertama libur setelah Ujian Nasional, jadi ini waktunya untuk bersantai. Saat sedang asyiknya main hp di tempat tidur tiba-tiba ibu dateng “dilla ... ada randy dan temen-temen kamu tuh” kata ibu “loh? Ngapain mereka kesini bu?” tanyaku “ibu nggak tau, kamu temuin dulu gih” kata ibu sambil keluar dari kamarku, aku langsung beranjak dari tempat tidur dan berbenah diri sedikit lalu segera menemui teman-temanku.

Di ruang tamu aku lihat teman-temanku juga randy pacarku “pagi sayang ..” sapa randy padaku “pada ngapain pagi-pagi kesini?” tanyaku “kita mo ke villanya septi nih dil, kamu ngikut yah” kata jack “ah masa aku ngikut juga sih ...” kataku males “yaiya lah kamu ngikut, masa randy sendirian” kata yuri “kamu ngikut say?” tanyaku ke randy “iyah, kamu ngikut kan??” tanya randy balik “yaudah deh aku siap-siap dulu, sekalian ijin ke ibu” pamitku menuju dapur “bu dilla pergi ke villanya septi ya bu ama temen-temen” ucapku “randy juga ikut?” tanya ibu “ikut kok bu” jawabku “yasudah, kamu cepetan siap-siap biar temen kamu nggak nunggu lama” kata ibu, aku pun langsung siap-siap.


Teman Makan Teman
Saatnya untuk berangkat, aku pun berpamitan ke ibu. Perjalanan menuju villanya septi memakan waktu sekitar lima jam lamanya, di dalam mobil aku pun menyempatkan untuk tidur. Waktu aku bangun kita semua sudah ada di kawasan dekat villanya septi “pulas amat tidurnya” kata randy sambil membenahi poni yang menutupi sebelah mataku, aku pun hanya tersenyum “sep .. punya cemilan nggak? Laper nih” kataku “nih” kata septi sambil melemparkan sebungkus plastik cemilan dari depan, aku pun mengambil satu dan memakannya, tak lama kemudian kami pun sampai di villanya septi “wah sep, betah nih aku disini” kata jack “yee kamu sih dimana ajah betah terus jack yang penting gratis” kata yuri, kami pun hanya tertawa saja “udah ah, masuk yuk” ajak septi, kami berenam pun masuk ke villa, di dalam ada mbok parni yang ngurusin villa selama nggak dipakek “dil, ri kamu tidur dikamar aku ajah yaa” kata septi “okeh” jawabku berbarengan dengan yuri “nah kalian bertiga bakalan tidur di kamar tamu, entar mbok yang anter” terang septi, kami bertiga pun menuju kamar septi di dekat tangga, saat di dalem kami pun menata baju-baju kami di lemari pakaian “eeh entar malem begadang yukk” kata yuri “hayukk .. ngajak yang cowok-cowok juga kan” kataku “yee nggak usah, kita bertiga ajah lagi, sekalian girls talk gitu” terang yuri “wah boleh tuh” kata septi “yaudah, pokoknya nanti malem kita harus begadang bareng, nggak ada deh yang namanya tidur duluan atau ketiduran” kataku “okeh” kata septi dan yuri serempak.

Malamnya kami semua makan malam dihalaman villa, pemandangan malam begitu asri, bulan dan bintang terlihat begitu jelas indahnya “sep besok-besok kalo kita reunian kesini ajah ya, tempatnya enak sep” kata yoyo “boleh, gampang kalo masalah itu mah” kata septi “sayang, aku entar malem begadang yah ama yuri and septi” kataku pada randy “kok pake acara begadang segala?” tanya randy “biasa, sih yuri ngajak girls talk ajah kok” jawabku “yaudah, tapi kamu jangan terlalu kecapekan loh, kalo ngantuk tidur” kata randy “iyah pasti” kataku melanjutkan makan lagi.

Waktu menunjukkan pukul 20:30 dan kami berenam masih ada diruang nonton melihat film dari dvd yang baru di beli kemarin sama jack “guys rencana kita besok mo kemana nih” kata yoyo “terserah sih, aku ngikut aja” kata yuri “eeh sep, kata kamu deket sini ada danau kan?” tanya randy “iyah ada, nggak jauh juga kok dari sini” jawab septi “yaudah besok kita kesitu ajah sekalian hunting foto” kata randy “ya aku sih mau ajah, tergantung yang lain deh” kata septi “wah boleh-boleh, kan kita bisa narsis bareng gitu kayak biasanya” kata jack “kita? Kamu kali jack” kata yuri “hehehe, tauu nih kan diantara kita semua kamu yang paling narsis jack” kataku “huh kalian ini selalu ajah aku” kata jack cemberut “udah udah, jadi besok kita fix ke danau nih ya?” tanya randy “okeh” kata kami serempak “dil ke kamar sekarang yuk” ajak septi “hanyukk, eeh yur ayuk ke kamar” kataku pada yuri, yuri hanya mengangguk dan berdiri dari tempat duduknya “loh pada mo kemana?” tanya yoyo “ke kamar, biasa mo girls talk” kata yuri “heleh dasar cewek” kata jack, aku, septi dan yuri pun cuek meninggalkan ketiga cowok itu “udahlah jack, kan udah kodratnya kayak begitu” kata randy “yee itu kan karna cewek kamu disitu juga makanya bilangnya gitu, coba kalo nggak” kata jack.

Dikamar kami pun mulai berbenah diri masing-masing, dari yang ke kamar mandi nyuci muka, ganti baju tidur, dll. Abis itu kami bertiga ngumpul diatas tempat tidur “enaknya ngobrolin apa yah??” tanya septi “aku juga nggak tau” kataku “eemm gimana kalo tentang cinta pertama ajah” kata septi “yee kamu tau sendiri aku ajah masih belum punya pacar, gimana mo cerita tentang cinta pertama” protes yuri “iyah juga sih, aku juga masih proses pdkt, kalo kamu dil? Ama si randy gimana? Dia kan cinta pertama kamu” kata septi “mmm sebenernya sih randy bukan orang yang pertama sep” kataku “kok bisa gitu dill?” tanya yuri “ya bisa lah yur” kataku “cerita cerita dong ... kita juga pengen tau dill” kata septi “tapi aku malu buat cerita sama kalian” kataku “nggak usah malu dilla ... anggap ajah kita disini lagi dengerin curahan hati kamu” kata yuri, aku pun mulai mengingat masa-masa itu.

Kamis 24 Desember 2009, hari ini aku sedang menunggu dito temen sekolahku di taman, katanya ada yang perlu dibicarakan. Lima belas menit aku ada disitu akhirnya dito datang, “dill maaf ya agak telat, kamu udah lama disini?” tanya dito, aku hanya menggeleng “baru lima belas menit ajah kok” kataku, kami berdua diam sejenak dan suasana menjadi hening “dil .. sebenernya aku mau ngomong sesuatu sama kamu” kata dito “emang mau ngomong apaan to? Ngomong ajah” kataku santai “sejak kita deket, aku tuh mulai suka sama kamu dill, aku nyaman deket kamu, kamu mau nggak jadi pacar aku dill?” perkataan itu terlontar dari mulut dito dan itu sangat sulit untuk aku percaya “jadi gimana dill?” tanya dito lagi yang masih menunggu jawabanku “gimana yah to? Boleh nggak sih aku nggak jawab sekarang?” tanyaku balik “okeh terserah kamu, aku tau ini pasti terlalu cepet buat kamu karena kita belum lama akrab” kata dito, aku hanya mengangguk, tiba-tiba hpku berbunyi tanda ada sms, aku pun melihatnya ternyata dari ibu “dito .. maaf aku harus pulang sekarang, ibu udah nunggu” kataku “aku anter yah dill” tawar dito “nggak perlu, makasih” kataku meninggalkan dito.

Besoknya disekolah aku menceritakan ini kepada ira “jadi aku harus gimana ra? aku bingung banget nih” kataku “yaudah dill terima ajah, kali-kali ajah emang jodoh” tanggap ira “yah nggak asik ah kamu” kataku kelimpungan “lagian, kamu tinggal terima ajah repot, kamu sendiri kan suka ama dia” kata ira “iyah juga sih, aku emang suka ama dia, apalagi dia baik banget” terangku “nah... itu kamu suka ama dia, nggak usah pake ditunda lagi, sikatt ajah, tapi ... kalo udah jadian jangan lupa traktirannya yah” kata ira “iih apaan sih kamu itu..” kataku sambil mendorong kecil tubuhnya, kami pun tertawa berdua.

Lusanya ditempat yang sama aku pun bertemu dito, dia masih memakai seragam sekolah, “baru pulang?” tanyaku “iyah, ada les dari pak cecep” jawab dito “jadi gimana dill jawaban kamu?” tanya dito “eh mmm iyah to, aku mau” kataku “mau apa?” tanya dito lagi “yah aku mau jadi pacar kamu” kataku “wah bener dill?? Makasih yah udah mau nerima aku” kata dito sambil memegang tanganku erat “engg jalan yuk dil, cari makan aku laper nih.. sekalian ngerayain jadiannya kita” lanjut dito, aku hanya mengangguk. Kami berdua pun menuju cafe yang biasanya kami kunjungi.

Hari demi hari begitu indahnya aku lewati dengan dito, dia selalu ada saat aku butuh. Ibu juga suka dengan dito, katanya dito itu anak yang baik dan bisa ngejaga aku. Hampir tiap sore dito datang kerumah. Belakangan ini disisi lain ternyata vivi sahabatku sekaligus tetanggaku sejak aku kecil selalu memperhatikan kedatangan dito dirumah, karena penasaran vivi pun menanyakannya kepadaku “dil .. siapa sih cowok yang sering kesini tuh?” tanya vivi saat dia dirumahku “oh itu... emm dia cowok aku vi” jawabku “wah kamu .. punya cowok kok nggak bilang-bilang sih ama sahabat sendiri” kata vivi “hehehe, maaf abisnya aku malu vi” ucapku “kapan-kapan kenalin ke aku yah dil, biar aku juga tau pacar sahabat aku kayak gimana” kata vivi “kamu beneran mau kenal dia??” tanyaku senang “iyah dong, masa aku nggak kenal ama pacar sahabat aku sendiri” terangnya “okeh yaudah, kalo gitu aku atur waktunya deh supaya kita bisa jalan bareng” ucapku.

Akhirnya aku pun mulai mengatur acara, supaya pacarku dan sahabatku bisa bertemu. Dan ... mana aku tau kalo hal itu ternyata bakalan membuat bencana buat hubungan aku. Sabtu sore aku dan dito ada diteras rumah menunggu vivi dateng “kamu ngajak siapa lagi sayang? Ira?” tanya dito “bukan, tungguin ajah yah .. paling bentar lagi nongol kok” jawabku, dua puluh menit aku dan dito menunggu, vivi pun datang “hai dill, sorry telat yah” kata vivi “iyah nggak apa” kataku “vi .. kenalin ini dito pacarku, dito ini vivi sahabat aku” lanjutku, mereka berdua pun bersalaman “kita jadi berangkat?” tanya vivi “jadi kok, ya kan sayang?” kataku pada dito “iyah, yaudah yuk berangkat” ajak dito, kami bertiga pun berangkat untuk jalan-jalan.

Setelah hari itu vivi sering ikut aku dan dito kalo lagi jalan, katanya sih biar nggak bete dirumah mulu, aku sebagai sahabat tidak buat nolak, jadi aku seneng ajah kalo dia ikut. Tapi rupanya dito kurang suka, dan saat jam istirahat disekolah dia bilang ke aku untuk menyuruh vivi jangan ikut terus kalo aku sama dito lagi jalan “gapapah lah , dia kan juga pengen ngikut maen dit” kataku “yah tapi kan aku juga pengen jalan berdua ama kamu sayang, masa setiap jalan kita selalu bertiga sih?? Kan nggak enak” protes dito, aku pun setuju dengan perkataan dito yang satu ini, kami berdua juga butuh privasi, akhirnya sepulang sekolah nanti aku berniat untuk menemui vivi.

Saat dirumah aku pun mengsms vivi buat dateng kerumah, “ada apaan kok nyuruh aku dateng dil?” tanya vivi “nggak papah, aku Cuma pengen ngobrol ajah” kataku “eh dill kapan kamu ama dito jalan lagi? Aku ngikut lagi yah” kata vivi “engg sebenernya itu yang mau aku omongin vi..” kataku “si dito kurang suka kalo kamunya ..” kataku , tiba-tiba hp vivi berbunyi “halo? Iyah ma .. oh yasudah abis ini vivi pulang” ucapnya mengakhiri telpon “dill sorry yah aku harus balik, mama nyuruh pulang, nanti ajah kita lanjutin ngobrolnya” kata vivi lalu meninggalkan aku.

Esoknya aku mencoba lagi untuk bicara dengan vivi, tapi nggak tau kenapa vivi selalu menghindar kalo aku mau bicara. Akhirnya aku pun menyerah dan pasrah dengan keadaan. Disekolah aku pun menceritakan hal ini pada ira “dilla ... kamu ini gimana sih? Harusnya kamu itu lebih tegas lah ama vivi” kata ira “tapi mau gimana lagi ir, dia selalu menghidar gitu” kataku “kamu juga sih ... kenapa juga tiap dia mau ikut kamu bolehin, emang kamu nggak takut apa kalo dia ngambil dito dari kamu?” tanya ira “kok ngomongnya gitu ra... dia kan sahabat aku” kataku “terus kalo sahabat nggak bisa nyakitin perasaan kamu gitu, kamu pikir dia nggak bisa ngerebut dito, bisa ajah kan temen makan temen??” tanya ira dengan penuh emosi “udahlah ira.. vivi nggak mungkin kayak begitu kok, percaya deh ama aku” ucapku “ya ampun dill, kamu terlalu baik sih ... aku kasih tau ya terlalu baik ama bego nggak jauh beda loh dill” kata ira “iih kok gitu sih ira..” kataku.

Setelah lama berhubungan aku dan dito pun harus terpisah secara sementara, karena sekarang udah musimnya ujian aku dkekang oleh ibu untuk nggak megang hp dan pergi-pergi dulu, “yah kok gitu sayang ..” kata dito saat aku sudah menyampaikan kabar itu “yah abis ibu yang ngelarang .. jadi ya mau gimana lagi” terangku “nggak asyik dong” kata dito “gapapah, lagian Cuma seminggu doang kan ..” ucapku “tapi seminggu itu lama sayang” kata dito sambil memasang wajah yang jeleknya, aku hanya tersenyum dan memegang tangannya “udah .. kita jalanin ajah dulu yah” ucapku. Seminggu sudah aku dan dito tidak berhubungan, akhirnya setelah ujian ini aku memutuskan untuk jalan-jalan dengan dito, and jelas vivi pun nggak ketinggalan buat ikut, sebenarnya aku masih ragu karena takut dito nggak suka, tapi ternyata kali ini dito nggak nolak kayak biasanya, dan aku pun cukup senang dito udah mau nerima kehadiran vivi.

Hari selasa ira dateng kerumah buat belajar kelompok, “ir aku lagi seneng nih” kataku “seneng kenapa? Dapet kado dari dito?” tanya ira “nggak, aku seneng soalnya dito udah nggak nolak-nolak lagi kalo vivi ngikut jalan bareng” jawabku “apah?? Kayak gitu kamu nggak curiga?” kata ira “lah emang apa yang mau dicurigain sih ir?” tanyaku “aduh dilla .. kamu ini yah, ternyata emang bener deh kayaknya terlalu baik ama bego itu nggak jauh beda” kata ira “maksudnya kamu?” tanyaku “udah deh .. mending belajar ajah jangan bahas itu” kata ira.

Minggu sore aku mengajak dito untuk nonton di bioskop tapi dia nggak bisa karena bakalan ada acara keluarga, aku pun mengajak vivi tapi dia bilang mau pergi dengan mamanya, akhirnya tanpa pikir panjang pun aku mengajak ira. Saat nyampe di mall aku dan ira memutuskan untuk berkeliling sejenak sebelum ke bioskop 21, tapi waktu jalan si ira ngelihat dito sedang berdua dengan cewek disebuah restoran “eh dil .. dilla, lihat deh .. itu dito kan??” tanya ira “yang mana sih? Kamu salah liat kali” kataku “itu loh ... sana yang lagi ama cewek” kata ira sambil menunjuk yang dia maksud “loh?? Itu kan dito ama vivi” ucapku “ah masa? Kamu yakin?” tanya ira “iyah itu pasti mereka” kataku yakin “yaudah kalo gitu kita samperin ajah” kata ira, kami berduapun menghampiri tempat dito dan vivi “dito .. vivi” ucapku “dilla?? Kok kamu disini?” tanya dito dengan ekspresi sangat kaget “harusnya aku yang tanya gitu ke kamu, kamu ngapain juga berduaan ama vivi, kamu kan bilangnya ada acara keluarga” ucapku “tapi dill .. kamu jangan mikir macem-macem dulu yah .. ini semua” “halah .. udah berhenti! Kamu jahat to, kamu nggak bisa dipercaya, dan kamu vi .. nyesel aku punya sahabat kaya kamu” potongku lalu meninggalkan tempat itu, dito sempat mau mengejar aku namun vivi menahannya “udah dito .. biarin ajah, toh dia juga udah tau kan?” kata vivi “eh vi .. tega banget ya kamu, pacar sahabat sendiri diembat emang kamu nggak laku?? Dan kamu to, aku nggak nyangka yah kamu bisa kayak begini, kalian berdua emang nggak punyak hati!!” ucap ira lalu pergi menyusul dilla.

Setelah kejadian itu aku tidak lagi berhubungan dengan vivi dan dito, aku ngerasa hubungan kami semua sudah selesai.

Selasa 23 April 2013 01:00 , “ooh jadi kayak gitu dill ceritanya??” tanya yuri “yaah kurang lebih gitu deh” jawabku “pantesan dulu randy nembak-nembak kamu tapi kamunya nggak nerima. Itu karena kejadian waktu itu yah dill??” tanya yuri lagi “huss yuri .. nanyaknya kok gitu sih..” kata septi “nggak apa sepp, emang kaya gitu kok, waktu itu aku masih trauma” terangku “terus kamu tau sekarang mereka dimana?” tanya septi , aku hanya menggeleng “sudahlah kawan ... itu kan Cuma masa lalu .. sekarang?? Masa mendatang kan udah ada randy” ucap yuri sok bijak padahal nggak sama sekali “yee kamu apaan sih ri ngomongnya lebay” kataku “tauuk nih .. kamu ketularan jack yah” canda septi, aku pun tertawa, “ih kalian ini apaan sih” kata yuri cemberut, melihat itu aku dan septi malah ketawa berdua “hoooaaaammm, udah ahh tidur yukk ngantuk” ucap yuri “yailah ... tadi katanya mo tidurnya entar pagi ajah” kata septi “yee kan si dilla udah tuh ngedongengnya jadi sekarang waktunya tidur” kata yuri, aku pun melemparkan bantal kecil ke yuri “dasar sialan... masa aku dibilang ngedongeng sih ..” kataku, yuri hanya mengejek aku “sudah .. ada benernya juga kita tidur sekarang, soalnya kita besok kan harus bangun pagi” kata septi, akhirnya kami bertiga pun tidur bareng. Sebelum tidur aku sempat memikirkan kejadian itu lagi, sungguh rasanya begitu sakit mengingat dan menceritakannya lagi seperti tadi, tapi yuri adabenarnya juga, itu Cuma masa lalu dan masa sekarang aku sudah punya randy cowok yang baik dan nggak akan ninggalin aku. :)

PROFIL PENULIS
Nama : Nur Annisa Reskiana
Sekolah : SMK PGRI 2 Sidoarjo
T.T.L : Makassar, 05 Juli 1997
Fb : noer annizza rezkiana (nannizza44@gmail.com)

No. Urut : 911
Tanggal Kirim : 28/04/2013 10:34:58
Baca juga Cerpen Remaja yang lainnya.

Post a Comment