Ads (728x90)

Latest Post

Kesehatan

Tips

Facebook jadi Tuhan baru masyarakat modern - Diakui atau tidak, jejaring sosial populer bernama Facebook kini telah menjadi kebutuhan hampir keseluruhan masyarakat dunia. Lantas, pernahkah Anda berpikir bahwa Facebook telah mengubah bahkan membuat Anda ketergantungan dengan Facebook?

Jika diperhatikan, pengguna Facebook di Indonesia mengalami sebuah pergeseran makna pemakaian jejaring sosial pada dasarnya. Secara sadar atau tidak, Anda dapat melihat status seorang teman yang 'seakan berdoa' pada Facebook.

Berdasarkan sebuah buku karya Nurudin berjudul 'Tuhan Baru Masyarakat di Era Digital', banyak pengguna Facebook saat ini memanjatkan doa atau mengeluh melalui status, seperti "Semoga semua berjalan dengan baik", "Ya Allah, mudahkanlah jalanku ini", "Mohon ampunanMu, aku masih berniat memperbaiki semua, bantu aku menjalani semua proses ini ya Allah", atau "Ya Allah, kenapa dia meninggalkan aku? Apa salahku?" dan sebagainya.

Seharusnya, memanjatkan doa bukanlah pada Facebook atau jejaring sosial lainnya. Facebook bukanlah Tuhan yang dapat mengabulkan semua permintaan. Apakah Tuhan dapat melihat apa yang ditulis di Facebook? Apakah Tuhan memiliki Facebook sehingga dapat mengomentari status tentang permohonan tersebut?

Mereka tidak lagi berdoa pada Tuhan, namun melalui Facebook. Bukankah seharusnya berdoa kepada Tuhan hanya urusan dengan diri sendiri dengan Yang Maha Kuasa? Mengapa harus diketahui orang lain? Bisa jadi maksud dari status tersebut hanya untuk mendapatkan simpati atau sekadar 'amin' dari pengguna lain.

Meski tidak semua pengguna Facebook melakukan hal ini, namun kebanyakan dari mereka pernah, atau setidaknya sekali melakukannya. Akan tetapi paradigma ini bukanlah mutlak apa yang terjadi pada setiap individu, namun apa yang menjadi tulisan di status berbau permohonan tersebut 'seakan' menuhankan Facebook.

Terlepas dari itu semua, status Facebook bukanlah semata-mata menjadi tempat untuk berdoa bagi semua orang, artinya hanya sebagian dari pengguna Facebook yang melakukan hal tersebut. Semua kembali pada diri masing-masing, bagaimana setiap individu berlaku bijak dalam menilai maksud dari sebuah status pada Facebook.[merdeka]

Post a Comment