Berpikir dalam Perspektif Al - Qur’an
Manusia dan hewan sama-sama mempunyai kemampuan persepsi indrawi. Akan tetapi, manusia berbeda dengan hewan berkat akal yang dianugerahkan allah swt kepadanya serta kemampuan berpikir yang membuat manusia dapat mengkaji dan meneliti berbagai perkara dan peristiwa, menarik kesimpulan secara induktif, serta membuat kesimpulan secara deduktif. Kemampuan manusia untuk berpikir inilah yang menjadikannya pantas melaksanakan tugas ibadah serta memikul tanggung jawab ikhlas dan kehendak itulah yang membuat manusia layak mengemban kekhalifahan di bumi.
Langkah-langkah berpikir dalam mengatasi masalah
Dalam kehidupan manusia akan ditemui banyak masalah yang perlu diatasi. Setiap pertanyaan yang ditujukan manusia kepada dirinya dan ia tidak mengetahui jawabannya di pandang sebagai masalah. Manusia dituntut untuk menjawab banyak situasi yang dianggap sebagai masalah. Masalah itu timbul manakala manusia mempunyai tujuan tertentu yang ingin diwujudkannya, tetapi ia tidak mengetahui cara yang dapat ditempuh untuk menggapai tujuannya itu atau manakala manusia menghadapi berbagai kendala yang menghalangi pencapai tujuan itu.
Adapun langkah-langkah berpikir dalam mengatasi masalah yaitu sebagai berikut:
Dalam kehidupan manusia akan ditemui banyak masalah yang perlu diatasi. Setiap pertanyaan yang ditujukan manusia kepada dirinya dan ia tidak mengetahui jawabannya di pandang sebagai masalah. Manusia dituntut untuk menjawab banyak situasi yang dianggap sebagai masalah. Masalah itu timbul manakala manusia mempunyai tujuan tertentu yang ingin diwujudkannya, tetapi ia tidak mengetahui cara yang dapat ditempuh untuk menggapai tujuannya itu atau manakala manusia menghadapi berbagai kendala yang menghalangi pencapai tujuan itu.
Adapun langkah-langkah berpikir dalam mengatasi masalah yaitu sebagai berikut:
- Merasakan Adanya Masalah
Berpikir dimulai dari ketika manusia merasa ada masalah yang berkaitan dengan dirinya. Manusia akan merasakan sebuah motivasi kuat yang mendorongnya untuk mengatasi masalah tersebut untuk mencapai tujuan yang ingin direalisasikannya. Merasakan adanya masalah adalah langkah awal dalam proses berpikir. - Mengumpulkan Data-data yang Berkaitan dengan Objek Masalah
Ketika merasakan ada masalah, seseorang akan memeriksa objek masalah di berbagai aspek supaya bisa dipahami dengan baik. Ia akan mengumpulkan semua informasi dan data yang berkaitan dengan masalah itu. Ia juga akan memeriksa semua informasi dan data itu untuk mengetahui tingkat kesesuaiannya atau ketidaksesuaiannya dengan objek masalah.
- Membuat Hipotesis
Pada saat mengumpulkan berbagai informasi dan data yang berhubungan dengan objek permasalahan, terpetiklah di dalam benak seseorang beberapa kemungkinan pemecahan masalah atau beberapa hipotesis. Hipotesis adalah pemecahan yang diusulkan untuk mengatasi masalah. - Menguji Hipotesis
Tatkala seseorang menyusun hipotesis untuk mengatasi suatu masalah, ia akan menguji dan mempertanyakan hipotesis tersebut sesuai dengan informasi dan data yang ada. Ini dimaksudkan untuk mempertegas kesesuaian dan kecocokannya dalam penyelesaian masalah. - Memverifikasi Kebenaran Hipotesis
Setelah mengingkirkan hipotesis yang tidak sesuai dan memperoleh hipotesis yang sesuai untuk memecahkan masalah, seseorang akan menghimpun data-data lainnya dan mengadakan observasi atau eksperimen untuk meyakinkan hipotesis tersebut.
Penelitian eksperimental
Kita temukan juga dalam al-qur'an dasar-dasar metodologi penelitian eksperimen untuk memverifikasikan kesahihan informasi serta untuk mencapai pengetahuan yang pasti berkenaan dengan permasalahan yang sedang kita teliti. Al-qur'an tidak hanya mengajak kita untuk mengadakan observasi, kontemplasi, dan penelitian tentang berbagai fenomena alam, tetapi juga memberi kita dua contoh nyata berhubungan dengan penelitian eksperimental, yaitu ketika ibrahim a.s., ingin kalbunya benar-benar mantap dalam keimanan dengan meyakinkan eksperimen nyata mengenai cara allah swt menghidupkan orang-orang mati. Seperti dalam surat al-baqarah ayat 26:
وإذ قال ابراهيم رب ارنى كيف تحيى الموتى قال اولم تؤمن
Beberapa Kekeliruan Berpikir
- Berpegang pada Pemikiran-pemikiran Lama
Berpegang pada pemikiran-pemikiran lama serta pada tradisi dan kebiasaan merupakan faktor penting yang menyebabkan kejumudan berpikir serta keengganan menerima pemikiran-pemikiran baru yang ada dihadapannya. - Ketidakcukupan Data
Tidaklah mudah bagi manusia untuk berpikir secara valid tentang suatu permasalahan tanpa memiliki data yang cukup dan informasi penting yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dipikirkan itu. Pemikirannya tidak akan sampai pada konklusi yang benar. - Bias Emosi dan Perasaan
Segala kecenderungan, motivasi, emosi dan perasaan manusia akan memberikan pengaruh kepada pemikirannya dan membuatnya terjebak pada kesalahan-kesalahan parsialistik. Beberapa studi eksperimen modern dalam bidan psikologi telah mengungkapkan terjadinya kesalahan berpikir sebagai akibat bias emosi dan perasaan. Oleh karena itu, penting bagi seorang pemikir, agar terbimbing kepada kebenaran, untuk membebaskan pengaruh kecenderungan emosi dan fanatismenya yang membelenggu dan menghalangi pemikirannya untuk sampai pada kebenaran.
Kesimpulan
Berpikir kreatif dan penuh inisiatif merupakan hal yang terpenting dalam segala hal dan tentunya sangat penting untuk menyampaikan dakwah islami.
Post a Comment