Al-Qur'an Tertua di Dunia
Di sebuah sudut gelap
di ibukota negara
Uzbekistan, Tashkent,
terdapat satu
peninggalan paling
bersejarah bagi umat
Islam, yaitu Al-Qur'an
tertua di dunia. Al-
Qur'an ini berasal dari
masa pemerintahan
khalifah ketiga yaitu
Utsman bin Affan.
Utsman bin Affan
merupakan perintis
pembukuan Alquran
pertama, setelah
sebelumnya Al-Qur'an
hanya dihafal atau
ditulis di atas lembaran
kayu dan tulang unta.
Pembukuan Al-Qur'an
pertama ini dilakukan
Utsman bin Affan
ketika berada di
Madinah. Pembukuan
Al-Qur'an ini selesai
pada tahun 651 atau 19
tahun setelah
meninggalnya
Rasulullah SAW.
Pembukuan ini
dilakukan Utsman
untuk mencegah
perselisihan dan
perbedaan versi dari
ayat Alquran, sehingga
beliau memutuskan
untuk
membukukannya. Di
Tashkent, Al-Qur'an ini
disimpan di sebuah
kawasan yang dikenal
dengan nama Hast-
Imam sebuah lokasi
yang jauh dari
keramaian orang.
Letak lokasi
penyimpanan Al-Qur'an
ini berdekatan dengan
makam ilmuwan dari
abad ke-10, Kaffel
Sashi. Penyimpanan
Alquran ini berada di
kawasan bangunan
yang menjadi pusat
aktivitas Mufti
Uzbekistan atau
pimpinan keagamaan
tertinggi di negara ini.
Al-Qur'an tertulis
pertama yang
dibukukan ini sangatlah
berharga, karenanya ia
disimpan dalam sebuah
lemari kaca yang
menempel ke dinding.
Sayangnya, karena
sudah berusia ratusan
tahun, Al-Qur'an ini
tidak utuh lagi. Saat ini
yang tersisa hanya
tinggal sepertiganya
saja atau sekitar 250
halaman lagi. Ayat-
ayatnya ditulis dalam
bahasa Hejaz dan
ditulis di atas kulit
rusa.
Disebutkan bahwa
Khalifah Utsman
membuat lima salinan
dari Al-Qur'an ini dan
menyebarkannya ke
berbagai wilayah Islam.
Selain yang ada di
Tashkent, salinan
lainnya juga masih
tersimpan di Topkapi
Palace di Istanbul,
Turki.
Tidak jauh dari lokasi
penyimpanan Al-
Qur'an , ada juga
sebuah rumah yang
ternyata menaungi
benda bersejarah
lainnya, yaitu helai
rambut Rasulullah SAW.
Selain Al-Qur'an tertua,
helai rambut ini juga
menjadi salah satu
koleksi bersejarah yang
dimiliki Asia Tengah
dalam keterkaitan
mereka dengan sejarah
Islam.
Di lokasi yang sama
juga terletak
perpustakaan yang
menyimpan kekayaan
dengan koleksi
bersejarahnya.
''Diperkirakan di
perpustakaan itu ada
sekitar 20 ribu buku
dan tiga ribu
naskah,''ujar Ikram
Akhmedov, asisten sang
mufti.
Buku-buku itu rata-rata
adalah buku tentang
sejarah abad
pertengahan,
astronomi, dan
kedokteran. Namun
ada juga Al-Qur'an dan
buku-buku tentang
ilmu hukum. ''Namun
benda tertua di
perpustakaan ini
adalah Alquran yang
berasal dari abad
ketujuh atau dari masa
pemerintahan khalifah
Utsman bin
Affan,''jelasnya.
Keberadaan Al-Qur'an
tertua di dunia ini
mengingatkan kita
betapa kawasan Asia
Tengah memberikan
peranan sangat penting
dalam sejarah
perkembangan agama
Islam. Ini juga
merupakan fakta yang
tidak bisa dipungkiri,
bahwa harta karun
umat Islam berada di
negara yang dulunya
merupakan pecahan
negara komunis
terbesar di dunia, Uni
Soviet.
Sejarah sampainya Al-
Qur'an dari dinasti
pemerintahan Utsman
bin Affan ke Tashkent
ini sangatlah luar biasa.
Setelah kematian
Utsman bin Affan,
sebagian orang
menyatakan bahwa Al-
Qur'an ini dibawa oleh
Ali bin Abi Thalib ke
Kuffah atau yang
sekarang dikenal
sebagai Irak.
Tujuh ratus tahun
kemudian, ketika
Tamerlane (penakluk
kawasan Asia Tengah)
datang ke daerah ini, ia
menemukan Al-Qur'an
ini dan membawanya
ke ibukotanya di
Samarkand, Al-Qur'an
ini berada di
Samarkand lebih dari
empat abad, hingga
orang Rusia
menaklukan kota ini
pada tahun 1868.
Saat itu, Gubernur
Rusia mengirimkan
Alquran ini ke St
Petersburg dimana Al-
Qur'an ini kemudian
disimpan di
perpustakaan kerajaan.
Namun setelah
pecahnya revolusi
Bolshevik, Lenin yang
sangat bernafsu
menguasai daerah
umat Islam
mengirimkan Al-Qur'an
ini ke Ufa atau yang
kemudian dikenal
sebagai Bashkortostan.
Namun akhirnya,
setelah berulang kali
diminta oleh Muslim
Tashkent, Al-Qur'an ini
akhirnya kembali lagi
ke Asia Tengah pada
tahun 1924. Sejak saat
itu, Al-Qur'an ini
ditempatkan di
Tashkent dan
berlangsung hingga
saat ini. Sejak awal
keberadaannya, Al-
Qur'an ini telah
menarik banyak orang
termasuk petinggi
umat Islam untuk
mengunjunginya.
Sehingga dirasakan
sangat aneh karena
Alquran ini masih
ditempatkan di lokasi
tersebut.
Barangkali ini
merupakan ketakutan
pemerintahan
Uzbekistan yang
banyak diwarisi oleh
nilai-nilai dari era
komunis Soviet. Hingga
kini mereka masih
tidak mempercayai
Islam karenanya
mereka juga masih
memandang Islam
dengan penuh
kecurigaan.
Mufti yang juga
mengelola serta
menjaga keberadaan
benda ini menyatakan
bahwa Al-Qur'an ini
tidak dipertontonkan
dan dijaga agar tidak
terlalu menarik banyak
perhatian. Ini dilakukan
untuk menjaganya dari
hal-hal negatif yang
mungkin terjadi.
Source: kaskus.us
Post a Comment