Ads (728x90)

Latest Post

Kesehatan

Tips

DIARY WANITA PENDERITA AIDS
Karya Indah Pratiwi .S

Dentang waktu tak dapat ku dengar…karena aku masih terpuruk dalam kesendirian dan kepedihan hidupku…Aku masih menyesali, kenapa harus begini jalan takdir yang ku lalui. Aku menjadi seakan bosan untuk menjalani hidup ini. Aku ingin agar semua orang yang mengalami hal sama sepertiku tak berputus asa. Karena masih ada kesuksesan yang pasti sedang menunggu. Jadi, jangan patah semangat dan jangan membiarkan siapapun menghancurkan segalanya. Just do the best!!! Kamu pasti bisa!!! Percayalah…semua pasti akan bisa tercapai. Jika kau mau berusaha dan berdoa. Tetap ingat 1 hal…Kamu Bisa!!! Jangan seepertiku…yang mengakhiri hidup hanya karena tak berani berusaha. Kini aku telah hancur hanya karena aku telah menyia – nyiakan kesempatan yang telah diberikan padaku. Kuharap tak akan ada lagi yang mengalami hal serupa sepertiku. Aku meninggalkan segalanya…tanpa memikirkan apa yang akan terjadi jika aku tak ada. Aku tak perduli pada keluargaku. Aku tak memperdulikan siapapun…hanya karena aku tak berani lagi menjalani hidup ini. Aku telah putus asa dengan semua ini. Aku tak kuat lagi. Hidupku bukan hanya hancur karena pahitnya hidup…tapi, karena kehidupan dalam keluarga yang kian rumit dan juga hatiku…

Diary Wanita Penderita AIDS
Sudah bertahun – tahun aku hidup dalam keterpurukanku. Obat – obatan, seks bebas, narkoba, clubbing, dan banyak hal – hal lain yang tak seharusnya aku lakukan. Orang tuaku terus – menerus berkelahi dan akhirnya bercerai. Adik perempuanku hamil diluar nikah dan akhirnya gila. Adik laki – lakiku terkena AIDS dan akhirnya di rawat di Rumah Sakit Rehabilitasi. Mama di London menikah lagi dengan selingkuhannya. Sedangkan Papa, dia pun menikah lagi dengan wanita asal Seoul dan menetap di Tokyo. Dan aku, aku tetap di Indonesia dan tinggal di rumah peninggalan Mama dan Papa. Aku terpaksa bekerja sebagai wanita panggilan. Agar aku bisa menghidupi adik – adikku dan diriku sendiri. Karena, uang kiriman Papa dan Mama tak cukup untuk kami. Belum lagi aku harus membayar biaya Rumah Sakit kedua adikku, dan juga biaya kuliahku.

Aku kuliah di Universitas Swasta di daerah Bogor. Aku masih semester III. Aku kuliah pagi hari, lalu sorenya aku menjenguk adik – adikku. Dan malamnya pukul 20.00 WIB, aku berangkat untuk melakukan pekerjaanku. Sesampainya di tempat clubbing, disitulah aku melakukan kegiatanku biasanya bersama teman – temanku yang juga wanita panggilan. Obat – obatan, minuman beralkohol, dan seks bebas. Pukul 03.00 WIB barulah aku pulang ke rumah. Kehidupanku memang benar – benar telah hancur. Ditambah lagi Joe, kekasih yang selama ini sudah aku anggap yang terbaik dalam hidupku. Ternyata, tega meninggalkanku hanya karena aku adalah wanita yang berasal dari keluarga Broken Home. Lebih sakit lagi, dia selingkuh dengan sahabatku sendiri. Aku tak menyangka…Tuhan memberikan aku cobaan yang tak ada habis – habisnya. Aku capek, aku muak, dan aku benar – benar telah terpuruk dalam kehancuran ini. Empat tahun ku menjalani kehidupan dan kegiatanku. Akhirnya, aku benar – benar terkena penyakit AIDS. Walaupun penyakit ini telah menggerogoti tubuhku, namun aku masih terusmelakukan pekerjaanku.

Awalnya aku tak perduli pada penyakitku ini. Tapi, lama – kelamaan aku tak kuat dengan semua ini. Aku merasa, aku tak sesehat yang biasanya. Aku pergi ke dokter dan memeriksa keadaanku. Awalnya, dokter yang bernama Danu itu tak mau memberi tahuku yang sebenarnya terjadi, tapi setelah ku desak dia mengatakan juga. Beberapa bulan di rehabilitasi, aku dirawat oleh dokter Danu. Dan ku dengar, adikku yang laki – laki telah keluar dari Rumah Sakit dan telah kembali melakukan kegiatannya seperti biasa. Sedangkan adik perempuanku, kini kesehatannya berangsur – angsur sembuh. Saat ini dia tinggal dengan adik laki – lakiku. Dan mereka jugalah yang merawatku dengan dokter Danu. Dokter Danu pria yang tampan, baik, pintar, penyayang, dan bisa dibilang dia lelaki yang tak pantas untuk wanita sepertiku.

Waktu terus berlalu, aku mulai menyukainya. Namun, perasaan ini tak dapat kukatakan padanya. Aku takut, dan aku tak mau dia terluka karena aku. Wanita yang sedang berjuang melawan depresi dan penyakit yang menimpaku. Aku hanya memendam dan terus memendam perasaan ini. Hingga suatu hari, adik laki – lakiku menjenguk. Dia kelihatan sangat tampan dengan pakaian yang dikenakannya. Dia benar – benar orang sukses sekarang. Aku bahagia melihatnya. Ditambah lagi, saat ku lihat seorang wanita disampingnya. Seorang muslimah, berjilbab gradasi ungu putih, dipadu dengan gamis ungu muda. Benar – benar anggun, dan parasnya sangat cantik. Aku kira dia kekasih adikku, apalagi wanitu itu menggandengnya. Tapi, setelah ku perhatikan lagi, ternyata dia adik perempuanku.

Melihat semua kejadian itu, tak terasa pelupuk mataku basah. Dan saat mereka mendekati dan memelukku, air mataku terus mengalir. Aku bahagia, ternyata semua yang kulakukan selama ini tidak sia – sia. Aku tak lupa mengucap syukur pada Yang Kuasa. Aku bahagia melihat mereka, dan aku berdoa semoga adik – adikku tak lagi salah dalam menapaki kehidupan. Aku ingin mereka memanfaatkan kesempatan yang diberikan untuk menjadi lebih baik.

Namun, disaat kebahagiaanku belum seutuhnya, Joe datang lagi padaku membuat masalah. Dia menghinaku, memojokkanku, menghancurkanku dan keluargaku. Aku tak kuat dengan semua itu. Apalagi sakit yang ku rasakan saat ini benar – benar sakit. Tubuhku tak berdaya. Aku kritis. Dan kondisiku saat ini membuat dokter Danu khawatir dan panik. Dya terus menjagaku, merawatku, menenangkanku, dan menguatkan aku. Tapi, aku masih terpuruk. Aku takut, aku malu pada dunia jika mereka semua melihatku. Kehampaaan,keterpurukan, dan ketakutan yang terus – menerus menghantuiku.

Hingga sampai diujung usiaku, aku selalu ditemani oleh dokter Danu, dan adik – adikku. Dokter Danu benar – benar sedih melihatku. Dya menggenggam tanganku dan mengelus kepalaku. Dan dya mengucapkan kata – kata yang tak pernah ku bayangkan. Dia mencintaiku. Dan dia tak mau kehilangan aku. Namun, apa yang dapat aku lakukan……aku hanya manusia yang telah dirundung dosa. Hmm…inilah jalan hidup yang telah pilih. Aku mengakhiri hidupku. Meninggalkan semua yang memilikiku dan yang ku miliki bersama semua kenangan pahit yang telah aku buat.

Pesan terakhirku untuk yang ku tinggalkan……
“ Dokter Danu, aku mencintaimu. Namun aku sadar…engkau tak dapat kumiliki. Karena, aku tak ingin menyakitimu. Kau pantas mendapatkan yang terbaik dan lebih baik. Maafkan aku.”
“ Buat adik – adikku, jangan lagi salah dalam melangkah. Aku bangga punya adik seperti kalian. Jaga Mama dan Papa ya… Walau mereka nggak perduli sama apapun yang terjadi sama kita. Aku sayang kalian.”
“Mama, Papa, maaf karena telah salah dalam mengambil langkah kehidupanku. Jaga kesehatan kalian. Semoga kalian bahagia. Dan aku harap, kalian mau berkunjung ke peraduan terakhirku. Aku sayang kalian.”
Terimakasih buat semua yang telah kau berikan padaku, Walaupun itu menyakitkan. Aku tetap berserah pada-Mu ya Allah…
- The End -

Air mataku berlinangan setelah ku baca Curahan Hati kakakku. Dya memang wanita yang tegar. Mungkin dya merasa…dya adalah wanita yang lemah. Namun bagiku, dya adalah segalanya. Dya kakak sekaligus orang tua yang baik bagiku. Dya adalah motivator bagiku. Dya segalanya. Semoga dya diterima disisi Yang Maha Kuasa………
- The End -

PROFIL PENULIS
Nama : Indah Pratiwi. S
Ttl : Merekraya, 07 Agustus 1994
Alamat : Jl. Kelapa Muda no.159 Rt 05/003 Jakarta Selatan 12620 DKI Jakarta
Fb : Q Cie Brinda
Twitter : @Indah_Brinda

Baca juga Cerpen Sedih yang lainnya.

Post a Comment