Teori Mengerikan : MH370 Mengalami "Penerbangan Hantu" - Pilot dan kopilot Malaysia Airlines ( MAS) MH370 yang diduga jatuh di Samudera Hindia diduga mengalami hipoksia,sehingga tak sadar. Hal ini menyebabkan pesawat terbang autopilot, dan penumpang mengalami "penerbangan hantu".
Seorang pilot penerbangan komersial Australia yang meminta namanya tak disebutkan mengatakan pintu kokpit pesawat MAS MH370 mungkin telah diperkuat demi alasan keamanan.
Pada saat bersamaan pilot dan kopilot mungkin dalam keadaan tidak sadar. Padahal, awak tidak bisa mengakses kokpit karena pintu kokpit tak bisa ditembus. Akhirnya penumpang dan awak menjadi tak berdaya karena harus terbang tanpa pilot dan kopilot.
"Tak ada jalan bagi mereka untuk menyalakan alarm (tanda bahaya)," kata pilot tersebut.
Alur terbang jet Malaysia Airlines itu, yang berhasil dipetakan perusahaan satelit Inggris Inmarsat melalui data ping pesawat memperlihatkan bahwa pesawat ini terbang selama lebih dari tujuh jam setelah berbelok dari jalur terbang seharusnya di atas Laut China Selatan pada 8 Maret 2014.
Belum ada yang tahu mengapa pesawat ini menyimpang dari lintasannya atau apakah karena kesengajaan pilot atau pesawat tengah dihadapkan pada kerusakan mesin.
Salah satu teori yang menyeruak adalah adanya kehilangan tekanan katastropik yang membuat semua yang ada dalam pesawat menjadi tidak sadar, sehingga pesawat menjadi terbang secara auto-pilot bagai "penerbangan hantu" sampai akhirnya jatuh di selatan Samudera Hindia.
Situasi seperti ini pernah terjadi sebelumnya pada 2005 ketika sebuah Boeing 737 Helios Airlines semula dikira telah dibajak saat pesawat ini jatuh di sebuah pegunungan di Yunani dengan menewaskan 121 orang.
Ternyata penyelidikan atas kecelakaan pesawat itu menyimpulkan bahwa pilot dan kopilotnya tidak sadar atau menyerah pada hipoksia (keadaan patologis yang ditandai dengan berkurangnya kadar oksigen dalam jaringan tubuh), sehingga keliru mengartikan sinyal dan lampu peringatan tekanan sebagai peringatan keamanan dalam pesawat.
Namun, seorang pilot komersial lainnya yang juga tak ingin namanya disebutkan mengungkapkan awak-awak kabin pesawatnya dilatih mengenai prosedur yang membuat para awak kabin ini bisa mengakses kokpit, andaikan pilot dan ko-pilot dalam keadaan tidak sadar.
Pilot pesawat Amerika yang juga penulis penerbangan dan bloger Patrick Smith mengatakan andai pun untuk alasan tertentu pilot dan kopilot tak sadar atau terputus hubungan dengan siapa pun di luar mereka (incommunicado), maka tak ada peluang bagi awak untuk memberitahukan keadaan pesawat mereka ke dunia luar.
Masih ada spekulasi lain yang berkembang, seperti mengapa tidak ada panggilan atau pesan telepon diterima dari penumpang atau awak pesawat hilang tersebut.
Namun, Smith mengatakan teori ini tidak begitu beralasan karena kecuali pesawat terbang rendah dan berada dalam jangkuan menara telepon seluler, maka ponsel tidak akan berfungsi.
Vincent Lau, profesor elektronik dengan spesialisasi komunikasi nirkabel pada Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong, mengatakan kepada New York Times bahwa ketinggian pesawat MH370 membuat ponsel tidak bisa berhubungan dengan menara telepon seluler di darat.
Menurut laman Malaysia Airlines, sistem hiburan dalam pesawat pada kelas bisnis Boeing 777-200 yang adalah model yang digunakan Penerbangan MH370 telah dilengkapi telepon satelit.
Smith mengatakan sistem ini bisa dimatikan sebagaimana terjadi pada transponder dan Aircraft Communications Addressing and Reporting System (ACARS) pesawat ini. Belum ada seorang pun yang mengetahui bagaimana dan mengapa sistem ini mati.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment