Ads (728x90)

Latest Post

Kesehatan

Tips


Kiprah pelajar Indonesia di kancah internasional terus menanjak. Paling baru, kontingen pelajar Indonesia menjadi juara umum dalam 1st International Science Projects Olypiad (ISPrO) 2013 yang berlangsung di Indonesia. Indonesia menjadi juara umum setelah menyabet enam medali emas, serta perak dan perunggu masing-masing empat medali. 

Pengumuman pemenang kontes ISPrO ini dilakukan di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jumat (24/5). Sedangkan pagelaran lomba dilaksanakan di Universitas Indonesia, Depok. Rangkaian kontes ini berlangsung sejak 19 Mei lalu hingga kemarin. 

Delegasi Indonesia yang mendapatkan medali emas adalah pasangan Angela Lois Iskandar dan Regina Palma Pranata dari SMA Santa Laurensia Serpong, lalu Vania Erriza dan Shafira Raudya Aidina (SMA Semesta Semarang), Allice Fajri C.S dan Primananda Rahmalida (SMAN 3 Semarang), Amelia Nugrahaningrum dan Krisnanto Wibowo (SMAN 1 Jogjakarta), Jeni Purnamawati dan Queen Votka Rosady (SMK Boedi Oetomo 2 Gandrangmangu, cilacap), serta Jeffry Wicaksana dan Sheren Devina Soenario (SMA Santa Laurensia Serpong). 

Angela Lois Iskandar mengaku bangga bisa mendapatkan medali emas dalam kontes ini. Dia melakukan penelitian terhadap penggunaan kulit udang dan bambu untuk menyerap logam berat yang dihasilkan industri tekstil. "Logam berat itu sangat berbahaya jika mengenai lingkungan masyarakat di sekitar pabrik," ujarnya. 

Penyerahan medali emas ini sedianya dilakukan langsung oleh Mendikbud Mohammad Nuh. Tetapi karena ada rapat bersama Presiden SBY, maka digantikan oleh Wamendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim. Dalam sambutannya tertulisnya, Nuh mengatakan lomba ini sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan kebiasaan penelitian di kalangan akademisi. "Peneliti di Indonesia masih relatif rendah. Bisa dilihat dari jumlah doktornya yang belum banyak," tutur dia. 

Nuh mengatakan ke depan Kemendikbud akan memperluas gaung pelaksanaan ISPrO. "Harus mendapat pengakuan luas dari komunitas peneliti dunia," kata dia. Nuh menegaskan jika kontes ISPrO ini menggunakan pendekatan proyek penelitian yang ramah lingkungan. Bukan seperti olimpiade yang menyuguhkan pertanyaan-pertanyaan tertulis seperti ujian nasional. Menteri asal Surabaya itu mengatakan jika peningkatan budaya meneliti ini sejalan dengan penerapan kurikulum baru 2013. Dia menuturkan jika sejak SD, para murid sudah dibiasakan dengan aktifitas penelitian. Diantaranya adalah dengan melakukan pengamatan langsung terhadap fenomena alam di sekitar sekolah. 

Lomba ini sendiri merupakan kerjasama antara Kemendikbud dengan Pasific Countries Social and Economic Solidarity Association Indonesia (Pasiad). Kontes tahunan ini yang baru lahir ini diikuti 270 peserta dari 24 negara. Selain Indonesia ada Macedonia, Belarus, Tajikistan, Kyrgyzstan, Bosnia and Herzegovina, Azerbaijan, Filiphina, Tajikistan, Moldova, dan Turki. Kemudian juga ada Pakistan, Kazakhstan, Turkmenistan, Malaysia, Kamboja, Myanmar, Thailand, Madagaskar, dan Bangladesh. Negara lain yang meraih pedali emas adalah Macedonia, Belarus, dan Tajikistan. Sejak awal persaingan ketat diprediksi akan dijalani kontingen dari Indonesia dengan negara-negara pecahan Uni Soviet. (wan)

Editor  :W.Sailan

Post a Comment