Paris (MID) - Maret lalu, Anatoly Isaikin, Direktur Jendral Rosoboronexport mengatakan bahwa Indonesia telah membeli enam pesawat tempur multi peran Su-30MK2. Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia juga membeli mesin AL-31F Saturn dan perlengkapan lainnya untuk memperkuat armada Flankernya.
Dalam pengadaan tersebut, Indonesia dan Rusia melakukan fasilitas kredit ekspor melalui VEB Bank dan Kementerian Keuangan dengan nilai kredit ekspor sebesar $ 399.5 juta dalam jangka pembayaran selama tujuh tahun.
Setelah pengiriman pesawat baru pada bulan Februari, armada Sukhoi TNI AU menjadi 12 pesawat tempur Sukhoi diantaranya dua Su-27Sk, tiga Su-27SKM, dua Su-30MK, dan lima Su-30MK2. Dan empat Su-30MK2 lagi diharapkan telah tiba pada akhir tahun ini.
Sjafrie Sjamsoeddin, Wakil Menteri Pertahanan Indonesia mengatakan, Indonesia berencana memiliki satu skuadron 16 unit pesawat tempur Su-27/30 pada akhir tahun ini.
Diberitakan sebelumnya pihak Kemhan berniat untuk membentuk 10 skuadron tempur Sukhoi yang terdiri dari 180 pesawat dalam 15 sampai 20 tahun kedepan.
Wakil direktur Jendral Rosoboronexport, Victor Komardin juga mengatakan kepada media pada saat LIMA 2013 di Malaysia bahwa pihak Kemhan Indonesia telah meminta Rusia untuk membangun Joint Center atau pusat perbaikan dan pemelihara pesawat tempur Sukhoi, Helikopter Mi-17 dan Mi-35 di Indonesia.
Ia juga percaya perjanjian tersebut akan segera terealisasi sebelum penggantian Panglima TNI pada akhir semester kedua tahun ini. Setelah penggantian jabatan tersebut, kami berharap Rusia dapat melakukan negosiasi dengan pemerintah Indonesia untuk pengadaan Su-30MK2 dan bahkan pengadaan pesawat Su-35, serta alutsista yang diinginkan Kemhan Indonesia.
Sumber : AINoneline/MIK
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment