Ads (728x90)

Latest Post

Kesehatan

Tips

SENANDUNG MUSIK NUSANTARA
Karya Asri Kusumawati

Aku bersantai di atas sofa,mendengarkan musik dari headset MP3 milikku sambil makan kentang goreng kesukaanku di depan tv. Aku ingat! Hari ini adalah hari paling menyenangkan bagiku. Bukan,ini bukan hari ulangtahunku maupun hari ulangtahun ayah dan ibuku,tapi aha! Ini Hari Kedatangan Nenek(Ssstt..itulah sebutanku untuk hari ini). Horree! Pasti sebentar lagi nenek datang. Ah,benar rupanya! Baru saja aku berkata,nenek sudah datang. “Neeeneeekk…” Aku pun menyambut nenek dengan pelukanku. “Nenek,aku kangen sekali. Kenapa baru datang? Ayo,Nek duduk di sofa,nonton tv bersamaku.” Kataku ribut. “Sayang,nenek kan masih capek. Biarkan nenek istirahat dulu di kamar ya..” Ibu menepuk pundakku dengan lembut. Ah,ya sudahlah! Aku nonton tv sendiri saja. Aku pun cemberut.
“Tidak apa-apalah,Nduk. Biar nenek menemani Nani saja. Nenek sudah kangen dengan cucu nenek yang bawel ini.”
“Yeyeyeyeye..Ayo,Nek duduk sini. Ini ada kentang goreng enak lho.” Aku menarik-narik tangan nenek dan mengajak beliau untuk bercerita.
“Ya sudah, Ibu ke dapur dulu kalau begitu.” Ibu pergi dengan menggeleng-gelengkan kepala.
“Oke dadah!” Kataku sambil melempar kentang goreng ke dalam mulutku yang sedang tertawa puas. Aku lalu menyilangkan kakiku dan ketika akan bicara..”Aww” Pekikku. Ada apa ya? “Kalau duduk itu yang bagus,rapi gitu lho.” Kata nenek membenarkan cara dudukku. Maklum nenekku dari Jawa Tengah,jadi cara dudukpun juga harus diperhatikan. Harus rapi semua.
 
Senandung Musik Nusantara
Setelah melihat acara tv cukup lama,
“Neneek??Kok tidur?”
“Eh,maaf,Nduk..nenek ketiduran.” Nenek geragapan.
“Ya sudah,mungkin nenek capek. Ayo,ke kamar saja. Nenek istirahat.” Kataku merasa bersalah,mengajak nonton tv padahal nenek harus istirahat.
Aku pun mengantar nenekku yang sudah tua renta itu ke dalam kamar. “Sekarang nenek tidur dulu ya.” Kataku sambil menyelimuti nenek. Dan benar saja tidak beberapa lama nenek sudah tertidur dengan pulas.

Sore hari. “Lho kok sudah pagi? Kapan sorenya ya?” Nenek sempoyongan sambil terus mengomel. Ckckckckck..nenek memang sudah pikun. “Nek,ini kan masih sore. Sudah,sudah sekarang nenek mandi saja dulu daripada tambah ngelantur nanti.” Kata ibu sambil tertawa. Di belakang ibu aku tertawa cekikikan. “Ehem,Nani,ayo antarkan nenek ke kamar mandi.” Ibu mendorong bahuku. “Aa..aa..aa..ya sudah deh. Ayo,Nek.” Kataku sembari menenteng tangan nenek dengan malas.
“Nan,ayahmu mana kok belum pulang?” Kata nenek saat mendengar adzan Maghrib. Aku pun menjawab nenek ketika bacaan komikku sudah selesai satu paragraf. “Hmm..Nek,ayah itu kan lembur sampai Isya nanti.” Akupun meneruskan bacaanku.
“Lho,nenek ada di sini ya?” Kata ayah saat pulang dari kantor. “Sssttt..Yah,nenek lagi tidur tuh. Nungguin ayah dari Maghrib tadi,sekarang ketiduran deh.” Kataku sembari meletakkan komikku di meja dengan hati-hati. “Hah,apa? Oalah,Le..le..kok baru pulang.Kerjaanmu itu apa sih? Kok sampai malam?” Ah,nenek mulai ngomel lagi deh. “Eh,iya,Nek maaf. Kan nenek sudah tau kalau aku kerja di kantor,Nek.” Ayahku mencium tangan nenek. Ayahku juga sangat sayang pada ibunya itu. “Sudah,sekarang sudah lengkap. Ayo makan malam dulu.” Kata-kata ibu mengagetkanku.Tapi.. “Ayooo..aku sudah lapar nih..Ayo,Nek.” Aku pun menggandeng tangan nenek.

“Nek,ceritakan kisah nenek di desa dong! Oh,iya..aku kangeen sekali sama Om Moody. Ceritakan ya,Nek..ya?ya?” Ucapku merengek pada nenek. Tidak beberapa lama nenek pun menceritakan kisahnya kepadaku. Isinya tentang petualangan nenek di peternakan. Nenek selalu ikut Om Moody untuk menggembalakan domba ke lapangan hijau. Dan nenek juga sering menyanyi saat menggembalakan domba,juga…”STOOOPPPPP dulu,Nek. Nenek memang bisa nyanyi? Nyanyi apa,Nek? Coba dong nenek nyanyi buat aku..boleh kaan??” Kembali aku merengak kepada nenek. “Oke. Ini lagu Jawa ya. Yen ing tawang ana lintang cah ayu…Nah,begitu,Nok.” Nenek menyanyi dengan semangat, walaupun beliau sudah tua tapi suaranya masih bagus di dengar. Nyaarriingg sekali. “Wah,suara nenek bagus. Oh,ya kenapa nenek memanggilku Nok?? Namaku kan Nani,Nek.”
“Nok itu panggilan sayang untuk anak atau cucunya. Itu panggilan orang Jawa,Nduk.”
“Oo..sama kaya kata ‘Nduk’ itu ya?” Kataku ber-oh-oh.
“Ya..betul..cucu nenek pintar rupanya.”
“Nek, ajari aku nyanyian yang Jawa tadi dong! Kayaknya aku berminat.”
“Oke. Tapi jangan sekarang.”
“Kenapa,Nek?”
“Ini kan sudah malam.” Nenek menunjuk jam dinding yang menunjukkan jam 09.00 WIB. “Nenek antar ke kamar ya.”
“Yaahh..tapi janji ya nanti ceritakan dongeng sama mmm..nenek nyanyi yang Jawa tadi.”
“Hadduuhh..kamu kok kaya anak TK..bukannya kamu sudah SMP? Tapi ya sudahlah. Nanti nenek bercerita untuk cucu nenek yang bawel ini.”

Cerita nenek yang sangat indah dan nyanyian nenek yang syahdu membawaku terlelap menuju mimpi indahku.
“Ibu,Ayah..pamit dulu ya..Asalamualaikum..Oh,ya neneekk??? Aku pamit dulu ya..dadah..” Pamitku saat akan berangkat ke sekolah. “Ya,tapi kalau pamit harus yang lebih sopan lagi ya..Oke,belajar yang benar ya.” Kata nenek sambil menyentil hidungku yang pesek. Ayah dan ibu hanya senyam senyum memandang tingkah laku kami berdua. Lalu aku berlari menuju bus yang telah menungguku.
“Neeneek..ibu aku pulaangg…Upps..salah.Assalamualaikum,Nenek,Ibu Nani pulang.” Kataku setelah ingat apa yang dikatakan nenek. “Kok sepi? Kemana semua orang?” Batinku. Aku pun melepas sepatuku dan mulai berkeliling rumah sambil meneriakkan, Ibuuu?? Neeneekk?? Hallo??..berulangkali. Aku pun menyerah lalu menghempaskan tubuhku ke sofa yang empuk.
“Nani,nani.”
“Ah,apa? Siapa?” Aku bangun geragapan.
“Kamu tertidur ya? Tadi ibu dan nenek berbelanja ke pasar dan saat pulang ibu lihat kamu ketiduran di sofa,jadi ibu tinggal masak ke dapur bersama nenek.” Ibu menjelaskan. Dan dengan penglihatanku yang masih kabur aku melihat samar-samar nenek membawa sebuah mangkuk besar. “Wah,masak apa ya? Jadi pengin makan.” Batinku setelah agak sadar. “Masak apa,Nek?” Aku melompat dari sofa dan langsung mendekati nenek. “Ini nenek masak dhawet ayu. Kamu mau?” Kata nenek sembari meletakkan mangkuk besar itu di meja. Ibu lalu menyalakan tv. “Waah,bermacam warna. Cantik,kayaknya enak. Boleh coba kan,Nek?” Kataku sambil mengambil mangkuk kecil dan satu buah sendok lalu meletakkan ke hadapanku. “Iya..iya..ayo ambil saja sesukamu.” Nenek mempersilahkanku. “Nek,asal usul nama dhawet ayu itu gimana sih?” Tanyaku penasaran sambil meminum air dari dhawet ayu. “Nenek sih tidak tahu pasti,tapi kalau artinya nenek tahu. Dhawet itu sejenis minuman bersantan dangan gula jawa yang di dalamnya ada cendolnya yang berwarna-warni itu lho,kalau ayu itu cantik karena ada macam-macam warna di dhawet itu dan jika dilihat warnanya terlihat cantik dan serasi.Begitu.” Penjelasan nenek yang panjang lebar membuatku tidak sadar bahwa mangkuk dhawetku telah kosong. Aku hanya bisa terbengong-bengong mendengar penjelasan nenek. Oh,iya aku ingat sesuatu! “Nenek,ajari aku lagu Jawa dong. Kan nenek sudah janji tadi malam.” Kataku pada nenek setelah membereskan mangkuk-mangkuk dhawet tadi.

Ah,siang ini aku mendapatkan kursus lagu jawa dari nenek. Aku sangat menikmati lantunan lagu dari mulut beliau. Wah,kapan aku bisa menyanyi seperti nenek ya?
Selama beberapa hari aku ikut kursus nenekku. Lebih tepatnya kursus khusus untukku,hehe. Aku sudah agak hafal satu lagu jawa dan menurut nenekku suaraku cukup bagus. Ah,apa iya? Seperti ini lagunya :
Suwe ora jamu
Jamu godhong telo
Suwe ora ketemu,ketemu pisan gawe gelo..

Hari ini ada kelas musik. Kenapa aku sangat bersemangat ya? “Ya anak-anak. Kalian pasti sudah bosan dengan lagu-lagu yang ibu ajarkan. Sekarang ibu beri kalian tugas untuk mencari lagu daerah kalian masing-masing sebanyak dua lagu. Kalian tulis di selembar kertas dan kalian hafalkan untuk presentasi kalian di depan ibu. Ibu beri waktu seminggu untuk mencari. Oke,sekarang kalian merenungkan dulu apa lagu yang akan kalian nyanyikan besok.” Kata Bu Ati mengawali pelajaran seni musik kali ini. “Waahh..beruntungnya akuu..Untung aku sudah belajar sama nenek,jadi aku sudah tau apa yang akan aku nyanyikan besok. Oh,ya..tapi dua lagu,apa lagu yang satunya ya?” Gumamku sambil membayangkan wajah nenek.
“Neenek..aku mau diajari lagu jawa yang satu lagi dong. Ada tugas nih dari sekolah.” Rengekku pada nenek ketika selesai makan siang. “Baiklah. Ayo ke ruang depan.” Ajak nenek. Aku langsung berlari mengambil selembar kertas,alat tulis,dan tape recorder lalu mulai membuntuti nenek.
Akhirnya setelah aku menceritakan tugas tadi siang aku sudah dapat lagu satu lagi. Ini lagunya :
Gundhul – gundhul pacul cul gemblelengan
Nyunggi – nyunggi wakul kul gemblelengan
Wakul ngglempang, segane dadi sak ratan
Wakul ngglempang, segane dadi sak ratan

Bahkan aku juga di ajari nenek ekspresi juga gerakan atau solah bawa untuk menyanyikan lagu ini. Oh,iya solah bawa itu sebutan di Jawa. Akhirnya aku siap dengan tugas seni musikku walaupun masih seminggu lagi pengumpulannya. Sore itu kugunakan untuk berlatih dan berlatih.
“Nenek kok beres-beres sih? Mau kemana?” Tanyaku pada nenek di malam hari. “Nenek mau pulang ke desa besok pagi,Nduk.” Kata nenek. “Apa? Nenek sudah mau pulang?” jleg. Hatiku berdebar. “Yah,nenek tidak bisa mengajari aku lagi dong,Nek? Terus gimana dengan kelas musikku besok?” Tak terasa peluh dan air mataku menetes secara bersamaan. Tiba-tiba nenek memelukku. “Nenek sangat ingin bersama Nani terus,tapi nenek juga harus pulang mengurus kakekmu yang sedang sakit.” Nenekpun menangis. Ibu yang sejak tadi melihat hanya bisa mengelus pundak nenek. “Ya sudah, yang penting kakek segera sembuh dan tidak kumat lagi agar bisa kesini bersama nenek ya,Nek?” Kataku sambil terus memeluk nenek.
Malam ini terasa hampa,entah kenapa tiba-tiba aku sangat tidak bersemangat. ckrekk..ada seseorang yang membuka pintu kamarku. “Kamu masih sedih,Nan?” Oh,ternyata ibu. Akupun menangis di pangkuan ibu. “Aku masih ingin bersama nenek. Kanapa aku merasa kehilangan sekali ya,Bu?” Air mataku semakin deras mengalir. “Itu karena kamu sangat sayang pada nenek. Ini sudah malam. Sekarang tidur dulu ya.” Aku mengangguk. Ibu mengelus rambutku lalu menyelimutiku. Dan akupun langsung tertidur.

“Nenek pulang dulu ya sayang.” Kata nenek mencium keningku. Aku sudah tidak sedih lagi. “Nek,salam buat kakek ya..semoga cepat sembuh ya..” Kataku. “Dadaaahhh..” Teriakku saat taksi yang ditumpangi nenek melaju menjauh. “Ayah,ibu..aku juga pamit dulu ya..” Kataku lalu berlari menuju bus jemputan warna kuning. Aku janji akan membuat nenek bangga seminggu lagi karena akan ada kelas musik. Yess!!
Seminggu setelah itu. Aku menyanyi dengan sebisaku dan yang diajarkan oleh nenek. “Bagus sekali,Nan..siapa yang mengajari?” Tanya Bu Ati setelah aku selesai bernyanyi. Teman-temanku pun bertepuk tangan. Aku hanya tersenyum memandang semua teman-temanku.
Nek,aku bisa menyanyi seperti yang nenek ajarkan. Terimakasih untuk semuanya ya..Aku sayang nenek..Bagaimana keadaan kakek? Semoga cepat sembuh.

Salam Cantik,
Nani.
Tulisku pada kertas lalu ku pos kan agar sampai ke tempat nenek. Aku menyebut kenangan bersama nenek dengan Senandung Musik Nusantara yang mengajarkan kepadaku bahwa Indonesia memiliki bermacam-macam budaya.
 
PROFIL PENULIS
Hallo, Namaku Asri Kusumawati, aku bersekolah di SMP N 1 Eromoko. Aku sangat ingin menjadi penulis dan berharap karyaku dapat diterbitkan.
Alamat fb : Asri Kusumawati

Terimakasih... :D

Post a Comment