KELAHIRAN SANG SRIGALA
Karya Meiliza Inayatur Rohmah
“Mie kuah lagi-mie kuah lagi.......! gak bosen loe makan itu-itu aja tiap hari?” Seorang berperawakan tinggi jangkung dengan handuk bergantung dilehernya berucap pada seorang temannya yang baru saja melahap mie kuah buatannya.
“Ya....beginilah nasib anak mandiri. Harus buat sarapan sendiri yang ce.......”
“Cepat saji dan praktis....! Iya dech,iya....! Udah hafal gue. Tiap hari setiap ditanya jawabnya itu-itu doank.” Cerocos cowok jangkung tadi memotong ucapan temannya. Sang teman terkekeh mendengar jawaban itu.
“Trik loe hebat juga!” Sambung seseorang lagi yang baru saja keluar dari kamar mandi.
“Trik apaan?” Jawab Sang cowok jangkung bersamaan dengan cowok yang baru menyelesaikan suapan mie kuah terakhirnya.
“Trik biar sarapan pagi loe gak selalu gue minta.” Jawab Langit menjitak kepala temannya yang paling rutin makam mie kuah, sambil berlalu menuju kamarnya.
“Buruan donk Tang......! Kayak cewek aja loe. Mau brangkat kekampus aja pakek dandan sejam” cowok tinggi jangkung bernama Awan menggedor-gedor pintu kamar sahabatnya yang sedari tadi ia tunggu.
“Apaan sich loe? Berisik banget. Loe tuch yang kayak cewek. Bawelnya minta ampun dari tadi.” Ucap Bintang yang baru saja keluar dari kamarnya dengan menyilangkan tas dibahunya.
Kelahiran Sang Srigala |
Dikampus siang itu terasa sangat panas. Mentari sepertinya sangat semangat menyinari belahan bumi yang memiliki 4 musim ini. “Cabut yuk......Booring nich dikampus terus.” Usul Langit pada kedua sahabatnya yang masih santai dengan handphone masing-masing. “Emang loe punya ide kemana?” tanya Awan tanpa mengalihkan penglihatannya dari handphone rastanya. “Uji nyali.....Kemarkas gagak hitam yuk.....Pada berani gak nich?” Usul Bintang bersemangat,sambil memasukkan handphone berstiker England kesayangannya. “Okhe. Siapa takut.” Jawab Langit berdiri dari duduknya. “Jangan dech....Jangan! gak usah cari gara-gara dech.” Ucap Awan pada kedua sahabatnya. “Tenang aja Wan! Ada kita yang bakalan ngelindungin loe. Loe ikutan aja. Sekali-kali uji adrenalin loe donk! Ya gak Tang?” Tantang Langit pada sahabatnya yang paling polos itu. “Betul......! Tenang aja shob,kita gak bakalan tinggalin loe dikandang singa kok.” Jawab Bintang merangkul sang sahabat. “Okhe,kita berangkat...” Ucap Awan lantang. “Nah gitu donk.” Jawab Bintang dan langit serempak.
Bintang, Langit, dan Awan adalah tiga sahabat yang terkenal pembuat onar dikampusnya. Tak ada mahasiswa yang tak kenal pada mereka bertiga. Mereka tinggal dikompleks J8, kontrakan minimalis menjadi tempat tinggal sekaligus markas mereka. Sampai dikomplek B5 yang berjarak 1 jam dari komplek mereka, ketiga sahabat itu mengendap-endap disamping pagar rumah besar yang sepertinya sudah lama tak terurus. Sebuah petasan besar Bintang lemparkan tepat didepan kelima penjaga diluar pintu rumah itu. Sontak kelima penjaga itu kanget dan berloncatan ria.
Awan yang mulanya terlihat tegang kini terbahak-bahak bersama kedua sahabatnya itu. Mendengar tawa ketiga anak muda itu tiga pria berbadan kekar berlari menghampiri gerbang pintu masuk rumah besar itu. Ketika melihat tiga pria kekar berlari Bintang sok berani. “Berani Loe sama gue? Okhe gue ladenin kalo loe brani.” Ucapnya lantang sambil berkacak pinggang. “Apaan sich loe Tang! Nyari mati loe?” Ucap Langit, Awan yang sudah mandi keringat menarik-narik lengan kedua sahabatnya untuk segera pergi dari komplek’s itu. “Bener Tang, jangan cari mati dech loe. Kalo Cuma tawuran dikampus sich gue berani.” Ucap Awan menambahkan ucapan Langit. Saat ketiga pria berbadan bodyguard itu sampai digerbang,satu kata yang terucap dari mulut Bintang. “KABUUUUUUUUUUUUUURRRR............!!!!”
Saling kejar antara ketiga Pria berbadan besar dan tiga mahasiswapun terjadi dikompleks itu. Bermodalkan lari kencang, mereka berani melemparkan petasan besar ke markas orang-orang seram tersebut. “Ayo....kejar gue kalo loe bisa” Awan menghentikan larinya,berkacak pinggang sok berani. Langit dan Bintang menarik kawan terpolosnya itu agar tak jauh dari mereka berdua. Saat mereka sampai di kompleks yang lumayan ramai,mereka terbebas dari kejaran tiga orang berbadan besar itu. Orang-orang yang berada dikompleks B tak akan berani berulah di kompleks J karena jumlah penduduk dikompleks itu cukup banyak dibanding orang yang tinggal dikompleks B,ketika sampai ditugu bertuliskan huruf J ketiga pria berbadan kekar itu berhenti dan berbalik arah. “Yessss..........!!! Huh,kita berhasil. Yeah....!” Ucap Awan sambil memegangi lututnya dengan kedua tangannya dengan nafas yang masih terpenggal-penggal karena lelah berlari.
Bintang dan Langit tertawa bersamaan dan tos ala mereka. “Seru....seru......” Ucap Awan ketagihan dengan uji adrenalin ala sahabatnya itu. Orang-orang yang ada dikompleks B5 itu salah satu cabang gembong narkoba terbesar dikota ini yang tak bisa terjamah polisi karena kerja mereka selalu bersih. Tapi mereka tak pernah berani bertransaksi diwilayah kekuasaan ketiga mahasiswa itu.
“Siapa yang nyuruh loe ngedarin nich barang dikompleks ini?” Langit memegangi kerah baju cowok berwajah lusuh dengan beberapa memar dibagian pelipis dan pipinya. Langit kembali hendak melayangkan tinjunya diwajah cowok itu. “Udah Ngit...! Ingat! Misi kita cuma mau ngejaga and ngelindungi nich komplek’s agar remaja muda yang ada disini gak teracuni tuch barang.” Bintang mengingatkan sang sahabat yang kelewat emosi.
“ Selamat loe kali ini. Awas loe ntar.” Ucap Langit mendorong cowok yang sedari tadi berada dalam kuasanya. “Eh....Loe! Bilang sama Bos loe. Jangan Cuma brani kirim orang. Kalo emang brani suruh datang sendiri kesini tanpa antek-anteknya.” Awan berkacak pinggang dan menuding cowok babak belur itu dengan tangan kirinya.
“Siapa yang nyuruh loe ngedarin nich barang dikompleks ini?” Langit memegangi kerah baju cowok berwajah lusuh dengan beberapa memar dibagian pelipis dan pipinya. Langit kembali hendak melayangkan tinjunya diwajah cowok itu. “Udah Ngit...! Ingat! Misi kita cuma mau ngejaga and ngelindungi nich komplek’s agar remaja muda yang ada disini gak teracuni tuch barang.” Bintang mengingatkan sang sahabat yang kelewat emosi.
“ Selamat loe kali ini. Awas loe ntar.” Ucap Langit mendorong cowok yang sedari tadi berada dalam kuasanya. “Eh....Loe! Bilang sama Bos loe. Jangan Cuma brani kirim orang. Kalo emang brani suruh datang sendiri kesini tanpa antek-anteknya.” Awan berkacak pinggang dan menuding cowok babak belur itu dengan tangan kirinya.
Semakin hari komplek’s B semakin ramai dibicarakan orang dikomplek’s J,semua orang tua yang punya anak remaja selalu khawatir pada anaknya. Takut-takut mereka terbuai dengan apa yang ditawarkan remaja-remaja komplek’s B. Ketakutan mereka tak bertahan lama saat sang Bos anak muda yang beberapa hari lalu babak belur berhasil dilumpuhkan ketiga sahabat dikomplek’s J. “Okhe...okhe! Gue janji gak bakalan ngedarin diwilayah loe lagi.” “Ini bukan wilayah kita,tapi tempat tinggal kita. So, kita gak mau tempat tinggal kita loe kotorin gitu aja. Inget loe?” Ucap Bintang masih sambil tetap memegangi kerah baju cowok yang sudah berdarah-darah itu. “Pergi loe.” Tambah Langit sambil menendang bokong cowok yang baru saja ia lepaskan dari cengkramannya. Malam itu di komplek’s B. “Gue udah bilang berkali-kali sama loe. Jangan pernah berhubungan sama anak komplek’s J. Apalagi sama gengnya Bintang.” Ucap Vino pada seorang cewek dengan kaos biru ketat.
“Loe gak berhak atas hidup gue. Gue udah dewasa...gue bisa ngatur hidup gue sendiri!” Sebuah tamparan mendarat diwajah mungil cewek dengan blouse biru itu. “Puas Loe?” Jawabnya kemudian berlalu pergi dengan menyambar tas kecil dimeja belajarnya.
Sebuah ketukan terdengar beberapa kali diluar pintu kontrakan Bintang. Langit yang kamarnya paling depan membukakan pintu, ia tercengang ketika melihat sesosok cewek yang sangat dia kenal. “Ngapain Loe kesini?” Ucap Langit berkacak pinggang. Sang cewek mungil tak menghiraukan ucapan Langit,ia malah celingukan kedalam rumah seperti mencari-cari seseorang. “Heh.........! Loe dengerin gue gak sich?” Bintang dan Awan keluar dari kamarnya masing-masing. “Ada apaan sich Ngit?” Ucap Awan. “Nayla....!” Bintang berucap dan menarik Nayla untuk masuk kedalam. “Loe kenapa memar begini? Kakak Loe lagi?” Tanya Bintang tak menghiraukan kedua temannya yang sedari tadi berkacak pinggang dan memandangi Nayla geram.
Nayla hanya mengangguk kemudian melirik Langit dan Awan bergantian. Bintangpun menarik kedua temannya menjauhi Nayla. “Dia cewek gue!” Ucap Bintang pada kedua temannya. “Gila loe Tang. Loe tau gak siapa dia?” Jawab Langit. “Iya gue tau. Adiknya Vino kan. Kaki tangan gembong Narkoba dikomplek’s B.” jawabnya yakin. Vino adalah kaki tangan Bos besar gembong narkoba dikomplek’s B,berasal dari keluarga Brokenhome ia memilih bekerja sebagai pengedar dari pada melanjutkan kuliahnya. Dan buruknya Bintang memacari adik Vino sudah hampir 3 bulan lebih tanpa sepengetahuan teman-temannya. Tiga hari berlalu, Langit dan Awan tak bertegur sapa pada sang sahabat karena kejadian malam itu. Namun dihari kelima, setelah mengetahui semua cerita Nayla kedua sahabat Bintang itu bisa mengerti. Mereka berkumpul kambali seperti sedia kala. Memang kalo sudah menyangkut hati tak ada yang bisa mencegah segala sesuatu yang diinginkan hati itu.
Pagi itu kembali terjadi saling kejar antara remaja komplek’s B dan komplek’s J. Masalahnya hanya karena komplek’s B memarkirkan beberapa mobilnya tepat digerbang tugu komplek’s C,satu-satunya gerbang yang langsung menuju jalan pantura tanpa melintasi komplek’s B. Alhasil Bintang cs yang hendak berangkat kuliah tak dapat melintas karena mobil-mobil tersebut, Bintangpun berbalik arah serta memanggil beberapa temannya untuk mendrong mobil-mobil extra bagus itu ke selokan dekat tugu tersebut. “Apa loe? Brani loe ngelawan kita cuma bertiga gitu? Panggil noh temen-temen loe! Keluarin semua kalo perlu.” Ucap bintang dengan berkacak pinggang dengan setengah menantang ketiga cowok tersebut sambil melayangkan tos ala dia pada beberapa teman disampingnya. Melihat kejadian itu ketiga cowok yang juga merupakan sang pemilik mobil tak trima serta merta memanggil beberapa temannya dari rumah kusut tak terurus itu.
Pagi itu kembali terjadi saling kejar antara remaja komplek’s B dan komplek’s J. Masalahnya hanya karena komplek’s B memarkirkan beberapa mobilnya tepat digerbang tugu komplek’s C,satu-satunya gerbang yang langsung menuju jalan pantura tanpa melintasi komplek’s B. Alhasil Bintang cs yang hendak berangkat kuliah tak dapat melintas karena mobil-mobil tersebut, Bintangpun berbalik arah serta memanggil beberapa temannya untuk mendrong mobil-mobil extra bagus itu ke selokan dekat tugu tersebut. “Apa loe? Brani loe ngelawan kita cuma bertiga gitu? Panggil noh temen-temen loe! Keluarin semua kalo perlu.” Ucap bintang dengan berkacak pinggang dengan setengah menantang ketiga cowok tersebut sambil melayangkan tos ala dia pada beberapa teman disampingnya. Melihat kejadian itu ketiga cowok yang juga merupakan sang pemilik mobil tak trima serta merta memanggil beberapa temannya dari rumah kusut tak terurus itu.
Beberapa pria kekar menuju tugu tempat Bintang cs berada dengan diikuti ketiga cowok tadi dibelakangnya. “Waduh.....Parah tuch Tang. Meski kita banyak tapi gak mungkin ngelawan otot-otot beton mereka dech kayaknya.” Ucap Awan tercengang. “Tang....Gue kayaknya bakalan remuk tuch kalo didekap mereka. Kita cabut aja dech Tang.” Ucap Langit juga. “Kalian apaan sich. Kenapa jadi cemen gini?” Jawab Bintang sok berani sambil sedikit menjitak kepala kedua temannya itu. “Emang Loe berani?” Tanya seorang remaja dibelakang Bintang. “Gue?” Ucap bintang memegang kausnya bajunya ala jagoan. “Jangan ditanya! Gue juga takut. KABUUUUUUUUUUURR” Ucap Bintang seketika. “Dasar Loe Tang! Kirain loe brani” Ucap Langit sambil terus berlari dibelakang Bintang menyusuri komplek’s demi komplek’s. Bintang cs berhenti berlari saat lemparan sikat cucian mendarat diwajah Awan yang berlari paling depan. Bintang menoleh kesekelilingnya. Beberapa ibu-ibu komplek’s menjemur cuciannya berderet didepan komplek’s. Awan dan kedua temannya saling pandang. “SIKAAAAAAAAAAAAATTT..............!” Ucap ketiga sahabat itu serempak. Otomatis beberapa ibu-ibu yang menjemur baju melempar sikat bahkan timba jemuran mereka karena teriakan ketiga sahabat itu, pada lelaki kekar yang juga berhenti mengejar Awan, Bintang, dan Langit.
Menerima hujanan sikat dan timba otomatis pria-pria kekar itu mundur dan berlari menghindari lemparan sikat cucian para ibu-ibu komplek’s. Ketiga sahabat itu menundukkan kepalanya serta membungkukkan badannya,Isyarat terima kasih pada ibu-ibu komplek’s dengan menyunggingkan senyum mereka masing-masing. Mereka terus terbahak-bahak menuju kontrakan mereka. “Gila loe Wan. Tumben ide loe berkelas kali ini.” Ledek Langit, kemudian meneguk hampir setengah botol air mineral. “Iya donk. Kali ini ide gue yang nyelametin kita kan!” jawab Awan bangga. “Bagus,bagus....! Lain kali jangan Cuma sikat Wan. Sekalian aja sama jemuran-jemurannya.” Jawab Bintang tertawa, dengan diikuti tawa kedua temannya itu. Dikamar kontrakannya bintang mengacak-acak laci kamarnya mencari obat yang biasa ia minum setiap hari. Hasilnya nihil. Saat ia berbaring sambil mengingat-ingat dimana ia menyimpan obatnya itu. “Loe cari ini?” Ucap Nayla yang tiba-tiba memasuki kamar Bintang dan memegang beberapa saset obat yang dicari Bintang tadi. Nayla memeluk Bintang, “Kenapa sich loe gak pernah bilang?”
“Karna gue gak mau ngeliat loe nangis-nangis gini.” Ucap Bintang membelai rambut Nayla yang masih memeluknya erat. “Lebay.....!” Jawab Nayla menampar sedikit pipi kanan Bintang. “Aduh......Loe tuch ya. Gue ngomong bener malah ditampar.” Jawab Bintang sambil memegangi pipinya yang sebenarnya tidak sakit. Keribuatan diluar sana menarik pehatian Bintang untuk keluar dari kamarnya. “Stop Vin.....!” Ucap Bintang mencegah tinju Vino yang hampir mendarat diwajah Langit. “Loe.........! Dimana loe umpetin adik gue? Hah?” Tanya Vino mencengkram erat kerah baju Bintang. Langit yang kelewat emosi hendak melayangkan balok kayu yang dipegangnya pada Vino namun Awan berhasil menahannya. “Gue gak bisa ngumpetin adik Loe dimana-mana,kecuali dihati gue. Dan satu hal,yang bisa menjawab pertanyaan loe cuma hati loe,So tanya dimana Nayla pada hati Loe .” Ucap Bintang menuding dada Vino.
“Karna gue gak mau ngeliat loe nangis-nangis gini.” Ucap Bintang membelai rambut Nayla yang masih memeluknya erat. “Lebay.....!” Jawab Nayla menampar sedikit pipi kanan Bintang. “Aduh......Loe tuch ya. Gue ngomong bener malah ditampar.” Jawab Bintang sambil memegangi pipinya yang sebenarnya tidak sakit. Keribuatan diluar sana menarik pehatian Bintang untuk keluar dari kamarnya. “Stop Vin.....!” Ucap Bintang mencegah tinju Vino yang hampir mendarat diwajah Langit. “Loe.........! Dimana loe umpetin adik gue? Hah?” Tanya Vino mencengkram erat kerah baju Bintang. Langit yang kelewat emosi hendak melayangkan balok kayu yang dipegangnya pada Vino namun Awan berhasil menahannya. “Gue gak bisa ngumpetin adik Loe dimana-mana,kecuali dihati gue. Dan satu hal,yang bisa menjawab pertanyaan loe cuma hati loe,So tanya dimana Nayla pada hati Loe .” Ucap Bintang menuding dada Vino.
Vino melepaskan cengkramannya,dan mengaba-abakan anak buahnya untuk mundur. “Hahahahaha.....Gila loe Tang. Punya nyali juga loe nyeramahin si brengsek,” Ucap Langit kegirangan. Bintang memegangi sebelah perutnya. Ia cepat-cepat menuju kamarnya dan menelan beberapa obat yang langsung ia temukan ditempat tidurnya. “Obat apaan tuch Tang? Banyak banget?” Tanya Awan ketika melintasi kamar sang sahabat. “Cuma vitamin doank.” Jawab Bintang enteng, kemudian berbaring ditempat tidurnya. Bintang adalah salah satu penderita maag kronis dan parahnya ia juga termasuk salah seorang remaja termalas dalam urusan makan.
Malam itu dikomplek’s J kembali terjadi keributan yang mengundang perhatian banyak orang. Beberapa remaja yang berjaga diPos blok J memukuli kaki dan lengan Vino dengan balok kayu. Dan anehnya Vino yang saat itu menggendong adiknya yang sepertinya tak sadarkan diri itu tak melawan sedikitpun. “Hei......Cukup,cukup! Kalian gila ya? Pakek otak donk. Kalo nich orang sampek mati kalian juga yang bakalan dipenjara.” Ucap Bintang yang baru saja datang. Ia menghampiri Vino yang berlutut lemah dengan beberapa bercak luka ditubuhnya karena pukulan keras remaja komplek’s J. “Tang.....Vino udah sadar.” Ucap Langit pada Bintang yang sedari tadi tak meninggalkan Nayla sedikitpun. “Gimana keadaan nayla?” Tanya vino ketika bintang menghampirinya. Bintang tak menjawab dan mendaratkan kepalan tinjunya keras-keras diwajah Vino. Vino tak melawan dan memegangi pipi kanannya yang kini memar dan darah mengalir dari hidungnya. “Sory Tang.....Sory...! Gue tau gue salah.” “Kakak macam apa loe? Yang tega ngejerumusin adiknya sendiri kelubang maut. Loe tau kan si Nayla jantungnya lemah.” Ucap Bintang emosi. Satu tinju mendarat lagi diwajah vino,bintang memberdirikan vino yang terpental dan hendak melayangkan tinjunya lagi,namun berhasil dicegah oleh Langit dan Awan. “Bukan gue yang ngelakuin itu” Ucap vino membela diri. “Lalu siapa yang ngelakuin itu? Mana mungkin dia sakau kalo gak makek barang Loe?” Teriak Bintang berapi-api. Keadaan mereda setelah vino menjelaskan apa yang telah terjadi pada adik satu-satunya itu. Kini vino sudah tidak bergabung dengan gagak hitam lagi,ia memilih keluar setelah tau bahwa adiknya sengaja dijerumuskan dengan paksa oleh bos besarnya. Bintang memberikan segelas air putih pada nayla yang baru saja sadar dari pingsannya. Bintang mencium kening Nayla lembut.
Malam itu dikomplek’s J kembali terjadi keributan yang mengundang perhatian banyak orang. Beberapa remaja yang berjaga diPos blok J memukuli kaki dan lengan Vino dengan balok kayu. Dan anehnya Vino yang saat itu menggendong adiknya yang sepertinya tak sadarkan diri itu tak melawan sedikitpun. “Hei......Cukup,cukup! Kalian gila ya? Pakek otak donk. Kalo nich orang sampek mati kalian juga yang bakalan dipenjara.” Ucap Bintang yang baru saja datang. Ia menghampiri Vino yang berlutut lemah dengan beberapa bercak luka ditubuhnya karena pukulan keras remaja komplek’s J. “Tang.....Vino udah sadar.” Ucap Langit pada Bintang yang sedari tadi tak meninggalkan Nayla sedikitpun. “Gimana keadaan nayla?” Tanya vino ketika bintang menghampirinya. Bintang tak menjawab dan mendaratkan kepalan tinjunya keras-keras diwajah Vino. Vino tak melawan dan memegangi pipi kanannya yang kini memar dan darah mengalir dari hidungnya. “Sory Tang.....Sory...! Gue tau gue salah.” “Kakak macam apa loe? Yang tega ngejerumusin adiknya sendiri kelubang maut. Loe tau kan si Nayla jantungnya lemah.” Ucap Bintang emosi. Satu tinju mendarat lagi diwajah vino,bintang memberdirikan vino yang terpental dan hendak melayangkan tinjunya lagi,namun berhasil dicegah oleh Langit dan Awan. “Bukan gue yang ngelakuin itu” Ucap vino membela diri. “Lalu siapa yang ngelakuin itu? Mana mungkin dia sakau kalo gak makek barang Loe?” Teriak Bintang berapi-api. Keadaan mereda setelah vino menjelaskan apa yang telah terjadi pada adik satu-satunya itu. Kini vino sudah tidak bergabung dengan gagak hitam lagi,ia memilih keluar setelah tau bahwa adiknya sengaja dijerumuskan dengan paksa oleh bos besarnya. Bintang memberikan segelas air putih pada nayla yang baru saja sadar dari pingsannya. Bintang mencium kening Nayla lembut.
Ketika Bintang hendak beranjak dari duduknya,nayla menarik tangan kekasihnya itu. “Mau kemana?” tanya nayla lirih. “Temenin............” tambah nayla pada bintang. Bintang membatalkan niatnya untuk menyerang markas gagak hitam bersama vino. “Tang......kita...” belum selesai menyelesaikan kalimatnya Langit melihat aba-aba bintang untuk diam, jari telunjuk bintang menyilang didepan mulutnya. Satu tangannya masih merangkul nayla yang bersandar didadanya. “Mesra banget.....! Ikutan donk” Ucap Langit mengalihkan pembicaraan saat nayla menatapnya dengan senyum manisnya dan berlalu pergi. “Punya acara sama temen-temennya?” tanya nayla. “Gak kok. Gampanglah.....itu bisa ditunda.” Jawab bintang santai. “Kalo mau keluar,jangan lupa jaga hati ya?” Jawab nayla “Pasti......! For you. Apa sich yang Gak” Jawab bintang kembali mengecup kening nayla. Nayla tersenyum simpul dan hendak berucap namun terlambat karena ciuman Bintang mendahuluinya. “Lebay......! Iya! Gak usah bilang, gue juga udah tau loe bakalan bilang itu.” Jawab bintang juga tersenyum. “Satu hal. . . . yang ingin gue sampein! Janji mau mengingatnya meski gue gak disamping loe ntar?” “Iya janji.....apaan?” “Ngelawan orang emosi itu jangan pakek emosi juga tapi harus dengan kepala dingin, hati tenang dan rencana matang.” Ujar nayla tegas. Bintang tersenyum. “Iya bu’..........Beres! saya laksanakan.” Ucapnya masih dengan senyum simpulnya. “Ih.....nyebelin! Srius.” Ucap nayla manyun karena nasehatnya menjadi bahan ledekan bintang. “Iya.iya limarius dech.” Jawab bintang masih dengan candanya, sambil menutupi wajahnya menghindari amukan bantal yang nayla layangkan kewajahnya.
“Gue punya ide bagus.” Ucap Bintang pada Vino, Langit, dan Awan diruang tengah.
“Vin.....Gue minta Loe balik kemarkas gagak hitam malam ini.” Ucap bintang
“Apa? Gak dech Tang...gue udah janji gak bakalan nginjak tuch markas lagi.”
“Gini Vin....Maksud gue, Loe balik kesana pura-pura tetap mau menjadi anggota mereka. Gue mau loa jadi mata-mata kita disana. Trus loe informasiin ke gue ada berapa jumlah orang yang berada disana. Dengan begitu kita bisa dengan mudah melumpuhkan tu markas. Gimana?”
“Ide bagus. Okhe malam ini gue balik ke markas mereka,tapi bagaimana kalo mereka butuh bukti gue srius apa gak?.” Ucap vino. “Loe lakuin apa aja yang mereka mau. Buat mereka percaya kalo loe bener-bener mau kembali bergabung bersama mereka. Lakuin apa saja seolah-olah loe itu beneran mau tetap bergabung.” Usul Langit. “Setuju...!” tambah Bintang.
“Gue punya ide bagus.” Ucap Bintang pada Vino, Langit, dan Awan diruang tengah.
“Vin.....Gue minta Loe balik kemarkas gagak hitam malam ini.” Ucap bintang
“Apa? Gak dech Tang...gue udah janji gak bakalan nginjak tuch markas lagi.”
“Gini Vin....Maksud gue, Loe balik kesana pura-pura tetap mau menjadi anggota mereka. Gue mau loa jadi mata-mata kita disana. Trus loe informasiin ke gue ada berapa jumlah orang yang berada disana. Dengan begitu kita bisa dengan mudah melumpuhkan tu markas. Gimana?”
“Ide bagus. Okhe malam ini gue balik ke markas mereka,tapi bagaimana kalo mereka butuh bukti gue srius apa gak?.” Ucap vino. “Loe lakuin apa aja yang mereka mau. Buat mereka percaya kalo loe bener-bener mau kembali bergabung bersama mereka. Lakuin apa saja seolah-olah loe itu beneran mau tetap bergabung.” Usul Langit. “Setuju...!” tambah Bintang.
Awan masih serius menyimak pembicaraan mereka. “Kalo gue diperintah ngedarin barang dikomplek’s ini lagi gimana?” Tanya Vino lagi. “Gampang! Lakuin aja. Natr loe info-in ke kita dimana loe bertransaksi. Setelah transaksi itu,selanjutnya biar kita yang urus.” Jawab bintang yakin. Malam itupun vino kembali kemarkas gagak hitam dan bergabung dengan anggota mereka kembali.
Predeksi vino benar,dia diperintahkan mengedarkan barang itu di komplek’s J lagi. Tiga hari komunikasi antara vino dan bintang lancar, semua rencana yang ia siapkan berjalan tanpa hambatan. Hingga suatu ketika, handphone Bintang bedering bertanda ada pesan masuk. Setelah membaca pesan itu bintang mengambil jaket dan kunci motornya. Ia pergi entah kemana. Nayla memasuki kamar bintang dengan wajah pucat dan berantakan. Ia melihat handphone bintang tergeletak ditempat tidurnya dengan 1 pesan yang sepertinya baru dibaca oleh sang pemilik handphone England itu.
Cwe Loe da dlm kuasa gw saat ni. Jka loe sayg dy loe bakln ksni sndri.
Jln. Melati no.8B.
Gagak Hitam
Sebuah pesan berhasil nayla baca meski matanya berkaca-kaca karena menahan sakit dibeberapa tubuhnya saat ini. “Ngit..........ini gue. Nayla. Bintang dalam bahaya. Dia dijebak gagak hitam di Jln. Melati nomer 8B.” Telfonpun ditutup dari sebrang sana.
Vino yang sampai ditempat itu pertama kali, karna dia yang berada dijarak paling dekat dengan alamat yang diberkan Awan padanya. Nayla membersihkan luka-luka ditubuh Bintang dengan sabar. Ia tampak begitu pucat pasi.
“Nay....Loe gak pa-pa kan?” Tanya bintang memegangi pipi nayla lembut. Nayla tersenyum manis. “Gak pa-pa kok.” Jawabnya kemudian, nayla juga memegangi tangan bintang yang masih menempel diwajahnya. “Gue sayang Loe” ucap nayla mencium pipi kiri Bintang. Saat nayla beranjak dari duduknya,baskom yang berisakan air hangat terlepas dari tangannya dan ia pun serta merta terjatuh tak sadarkan diri. “Jantungnya sangat lemah.” Ucap dokter lirih,seolah dia tak ingin mengatakan hal itu pada Bintang dan Vino.
Predeksi vino benar,dia diperintahkan mengedarkan barang itu di komplek’s J lagi. Tiga hari komunikasi antara vino dan bintang lancar, semua rencana yang ia siapkan berjalan tanpa hambatan. Hingga suatu ketika, handphone Bintang bedering bertanda ada pesan masuk. Setelah membaca pesan itu bintang mengambil jaket dan kunci motornya. Ia pergi entah kemana. Nayla memasuki kamar bintang dengan wajah pucat dan berantakan. Ia melihat handphone bintang tergeletak ditempat tidurnya dengan 1 pesan yang sepertinya baru dibaca oleh sang pemilik handphone England itu.
Cwe Loe da dlm kuasa gw saat ni. Jka loe sayg dy loe bakln ksni sndri.
Jln. Melati no.8B.
Gagak Hitam
Sebuah pesan berhasil nayla baca meski matanya berkaca-kaca karena menahan sakit dibeberapa tubuhnya saat ini. “Ngit..........ini gue. Nayla. Bintang dalam bahaya. Dia dijebak gagak hitam di Jln. Melati nomer 8B.” Telfonpun ditutup dari sebrang sana.
Vino yang sampai ditempat itu pertama kali, karna dia yang berada dijarak paling dekat dengan alamat yang diberkan Awan padanya. Nayla membersihkan luka-luka ditubuh Bintang dengan sabar. Ia tampak begitu pucat pasi.
“Nay....Loe gak pa-pa kan?” Tanya bintang memegangi pipi nayla lembut. Nayla tersenyum manis. “Gak pa-pa kok.” Jawabnya kemudian, nayla juga memegangi tangan bintang yang masih menempel diwajahnya. “Gue sayang Loe” ucap nayla mencium pipi kiri Bintang. Saat nayla beranjak dari duduknya,baskom yang berisakan air hangat terlepas dari tangannya dan ia pun serta merta terjatuh tak sadarkan diri. “Jantungnya sangat lemah.” Ucap dokter lirih,seolah dia tak ingin mengatakan hal itu pada Bintang dan Vino.
Bintang meninju tembok dan menghela nafas panjang. Bintang dan Vino memasuki ruangan Nayla dirawat. Nayla berusaha bangun dari tidurnya,dengan dibantu oleh awan dan langit nayla berhasil duduk. Ia tersenyum pada kakak dan kekasihnya. “Kenapa senyum? Ada yang lucu?” Ucap bintang membalas senyum nayla. “Cuman senyum doank. Emang harus ada yang lucu baru boleh senyum.” Jawab nayla. Senjapun berlalu. Malam itu Bintang, Langit, dan Awan mengumpulkan teman-teman sekomplek’snya, malam ini ia merencanakan penyerangan kemarkas gagak hitam. Diruang lain Vino membagi-bagikan minuman dan macam-macam gorengan pada anggota gagak hitam yang berjaga didepan markas lusuh itu, jumlahnya cukup banyak yang berada diluar untuk kali ini.
“Wah.....Dalam rangka apa nich bagi-bagi makanan gini?” Ucap salah satu pria pelontos ala abri. “Job gue lagi nanjak. Dapet banyak tip’s dari bos. Lumayan lah bagi-bagi kegembiraan.” Jawab vino enteng. Segelintir orang didalam ruangan ada yang tertidur dan ada yang bergabung keluar bersama yang lain. Ada yang ikutan makan dan minum namun ada juga yang hanya memandangi mereka. Setelah semuanya tak memperhatikan vino, ia cepat-cepat menyelinap pergi dari markas itu dengan sigap.
“Okhe. Semuanya beres.” Ucap Vino setelah ia bertemu dengan bintang dan kawan-kawannya.
“Wah.....Dalam rangka apa nich bagi-bagi makanan gini?” Ucap salah satu pria pelontos ala abri. “Job gue lagi nanjak. Dapet banyak tip’s dari bos. Lumayan lah bagi-bagi kegembiraan.” Jawab vino enteng. Segelintir orang didalam ruangan ada yang tertidur dan ada yang bergabung keluar bersama yang lain. Ada yang ikutan makan dan minum namun ada juga yang hanya memandangi mereka. Setelah semuanya tak memperhatikan vino, ia cepat-cepat menyelinap pergi dari markas itu dengan sigap.
“Okhe. Semuanya beres.” Ucap Vino setelah ia bertemu dengan bintang dan kawan-kawannya.
Penyerangan dilaksanakan tepat pada jam 00.08WIB. Bergabungnya Vino dengan ketiga sahabat pembuat onar itu melahirkan generasi serigala baru dikomplek’s J. Bintang,Vino, Langit dan Awan berada dibarisan paling depan. Merekalah yang menjadi pemimpin kalangan remaja dikomplek’s J saat ini dalam rangka penyerangan markas gagak hitam. Serangan berlangsung begitu menegangkan otot-otot tubuh. Beberapa pukulan balok kayu dan pentungan besi mendarat di tubuh kawanan gagak hitam. Karung beraspun berfungsi dalam pertempuran itu. Awan yang tak bisa ilmu bela diri menutupi kepala beberapa kawanan gagak hitam didalam rumah yang tertidur pulas tak mendengar apa yang terjadi diluar markasnya. “Banjir.....Banjir....!” Teriak Awan didekat telinga orang-orang yang kepalanya telah ia baluti dengan karung beras. Sontak orang-orang itu terbangun kelabakan. Seketika itu juga Awan melayangkan balok kayu yang dipegangnya pada orang-orang yang masih kelabakan dengan karung dikepalanya. “Yes! Tau rasa loe” Ucap awan kegirangan karena telah bisa melumpuhkan 3 orang kekar sendiri tanpa bantuan temannya.
Dibelakang awan seorang berperawakan tinggi besar siap melayangkan pukulan mautnya. Langit melemparkan pentungan besinya kearah awan, awan yang baru melihat temannya melemparkan pentungan besi kearahnya sontak menunduk dan alhasil pentungan besi itu mendarat tepat diwajah orang yang berdiri dibelakang awan. Awan tersenyum lega dan mengacungkan jempolnya pada Langit ketika tau ia telah menyelamatkannya. Serigala komplek’s J berhasil melumpuhkan gagak hitam dikomplek’s B. Pertempuran berakhir saat semua anggota kawanan gagak hitam tergeletak ditanah dan beberapa polisi datang dan mengaba-abakan semua orang untuk angkat tangan. Gembong Narkoba gagak hitam berhasil ditangkap oleh polisi. Namun ketegangan 4 serigala baru komplek’s J masih terus berlanjut pasca penyerangan markas gagak hitam, karena saat mereka kembali kekontrakan mereka menemukan nayla lagi-lagi kembali tak sadarkan diri dikamar kontrakan bintang. “Tenang saja. Dia baik-baik saja. Dia hanya berusaha melawan keinginannya untuk mengkonsumsi heroin lagi dan usahanya berhasil. Dia hanya butuh banyak istirahat.” Ucap dokter dengan senyumnya.
Bintang, Vino, Langit dan Awan bernafas lega. Nayla selalu mendapat perhatian lebih dari Bintang pasca sakaunya beberapa waktu lalu. Vino kini bisa bernafas lega karna sang adik sudah mau kembali kerumah mereka dan ia tidak lagi bekerja sebagai pengedar, kini ia menekuni bisnis barunya membuka Cafe.Net didekat kontrakan Bintang yang kebetulan ada tempat strategis untuk membuka warnet, dengan dibantu nayla ia berhasil merintis warnet itu menjadi tempat tongkrong favorite anak-anak muda. Langit dan Awan beradu cepat mendapatkan cewek idaman mereka masing-masing.
Pasca penyergapan markas gagak hitam kini banyak remaja komplek’s B yang bergabung dengan Bintang Cs, kekuatan mereka bertambah dengan bergabungnya dua komplek’s tersebut. Kini komplek’s mereka aman dari genjatan barang haram yang selalu Bintang dan kawan-kawan haramkan dilingkungan mereka. Meski kini mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing namun tetap saja selalu ada pertempuran antara 4 serigala komplek’s dengan geng yang menentang keberadaan Sang Serigala tersebut, dikampuspun masih saja Awan, Langit, dan Bintang yang menjadi pelopor adanya tawuran antar jurusan bahkan antar kampus. Motto yang mereka pegang teguh masih saja berlanjut “Siapa yang Kuat, Dia yang Menang” kekuatan otak tak lagi terpakai. Kekuatan Otot mengalahkan Akal Sehat mereka.
The End
Pasca penyergapan markas gagak hitam kini banyak remaja komplek’s B yang bergabung dengan Bintang Cs, kekuatan mereka bertambah dengan bergabungnya dua komplek’s tersebut. Kini komplek’s mereka aman dari genjatan barang haram yang selalu Bintang dan kawan-kawan haramkan dilingkungan mereka. Meski kini mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing namun tetap saja selalu ada pertempuran antara 4 serigala komplek’s dengan geng yang menentang keberadaan Sang Serigala tersebut, dikampuspun masih saja Awan, Langit, dan Bintang yang menjadi pelopor adanya tawuran antar jurusan bahkan antar kampus. Motto yang mereka pegang teguh masih saja berlanjut “Siapa yang Kuat, Dia yang Menang” kekuatan otak tak lagi terpakai. Kekuatan Otot mengalahkan Akal Sehat mereka.
The End
PROFIL PENULIS
Nama : Meiliza Inayatur Rohmah
FB : Meilizaelfidahz@ymail.com
FB : Meilizaelfidahz@ymail.com
Baca juga Cerpen Remaja yang lainnya.
Post a Comment