1. Koreksi Hipertiroidisme
a. Menghambat Sintesis Hormon Tirid
Obat yang dipilih adalah profiltiourasil (PTU) atau metimasol. PTU lebih banyak dipilih karena dapat menghambat konversi T4 menjadi T3 di perifer. PTU diberikan lewat selang nasogastrik dengan dosis awal 600-1000 mg kemudian diikuti 200-250 mg setiap 4 jam (dosis total 1200-1500 mg/hari). Metimasol diberikan dengan dosis 20 mg tiap 4 jam (dosis total 120 mg/hari), bisa diberikan dengan atau tanpa dosis awal 60-100 mg
b. Menghambat Sekresi Hormon Yang telah Terbentuk
Obat pilihan adalah larutan kalium yodida pekat (SSKI) dengan dosis 5 tetes setiap 6 jam atau larutan Lugol 30 tetes perhari dengan dosis terbagi 4.
c. Menghambat Konversi T4 menjadi T3 di perifer, termasuk: PTU, Ipodate atau Ioponoat, penyekat (propanolol), kortikosteroid.
d. Menurunkan Kadar Hormon Secara Langsung.
Dengan plasmaferesis, tukar plasma, dialisis peritoneal, transfusi tukar, dan charcoal plasma perfusion.
Hal ini dilakukan bila dengan pengobatan konvensional tidak berhasil.
e. Terapi Definitif.
Yodium radioaktif dan pembedahan (tiroidektomi subtotal atau total).
2. Menormalkan Dekompensasi Hemeostasis
a. Terapi Suportif
— Dehidrasi dan keseimbangan elektrolit segera diobati dengan cairan intravena
— Glukosa untuk kalori dan cadangan glikogen
— Multivitamin, terutama vitamin B
Obat aritmia, gagal jantung kongestif
— Lakukan pantauan invasif bila diperlukan - Suplemen Oksigen
— Obati hipertermia (asetaminofen, kompres dingin). Glukokortikoid (hidrokortison 100 mg setiap 8 jam atau deksametason 2 mg setiap 6 jam)
Sedasi jika perlu
b. Obat Antiadrenergik
Yang tergolong obat ini adalah: penyekat Beta, reserpin, dan guanetidin. Reserpin dan guanetidin kini praktis tidak dipakai lagi, diganti
dengan penyekat Beta. Penyekat Beta yang paling banyak dipakai adalah propanolol. Dosis propanolol adalah 20-40 mg po atau 1-5 mg iv setiap 6 jam, bila diperlukan dapat dinaiklcan sampai 240-480 mg/ hari/po. Pada penderita dengan kontraindikasi terhadap penyekat Beta, dapat diberikan guanetidin dengan dosis 1-2 mg/kg/hari dosis terbagi atau reserpin 2.5-5 mg setiap 4-6 jam.
3. Terapi Untuk Faktor Pencetus
Obati secara agresif faktor pencetus yang diketahui. Terutama mencari fokus infeksi, misalnya dilakukan kultur darah, urine dan sputum, juga foto dada.
Pustaka
Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam
Post a Comment