JEMBATAN TUHAN
Oleh Suryani Rizkiliyah
Sampaikah selangkah saja kakimu berpijak dijalan itu?
Sanggupkah jejakmu menghiasi setapak alur itu?
Sudahkah kau temukan jembatan itu?
Jembatan apa?
Jembatan Tuhan yang kini kucari.
Jembatan itu nyata, tak seperti fatamorgana
Tidakah kau juga mencoba menemukannya kawanku?
Jembatan itu yang setiap hari menemani langkah kecilmu.
Jembatan itu yang sekian kali kau caci dan kau maki.
Namun dia tetap menangis memohon untuk kebaikanmu.
Jembatan itu yang selalu kau tuntut untuk memenuhi segala keinginanmu.
Ya, dialah Ibu Bapakmu.
Ibu yang selalu lebih awal terjaga dari tidurnya, untuk apa?
Untuk sekedar menyiapkan sarapan untukmu pagi itu.
Lalu apa yang kau ucapkan? Terimakasih?
Bukan. Kau ucapkan �Ibu, aku bosan dengan makanan ini!�
Kau pikir kau siapa kawan?
Lihat Bapakmu, dia berusaha membelikanmu sepatu.
Dengan diam dan sunyinya, hingga tak kau dengar keluh kesah
saat dia merasa letih bekerja.
Apa yang kau ucapkan? Terimakasih?
Bukan. Kau ucapkan �Bapak, sepatu ini sudah ketinggalan jaman!�
Pernahkah dalam hati atau pikirmu mengucap tanya?
Bagaimana jika hati yang lembut itu harus tergores dengan ucapan yang menyakiti?
Bagaimana jika Tuhan marah padaku atas perlakuanku pada mereka jembatanku menuju Tuhan?
Bagaimana jika aku tak dapat meraih harapanku karena batu sandungan itu?
Ingat kawan..
�Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang Ibu Bapaknya, Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku, dan kepada dua orang Ibu Bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.�
Apa lagi yang kau ragukan?
Jembatan itu jelas terlihat.
Tidakkah kau mencoba dan berusaha menggapainya kawanku?
Nama : Suryani Rizkiliyah
Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Bogor
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment