![]() |
| Ilusrasi Kelapa Sawit |
"Disbun Sulbar membakar sekitar 7.000 pohon sawit palsu yang dikembangkan masyarakat," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pengawasan dan Pemurnian Mutu Benih Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Sulbar Ir Tanawali di Mamuju, Minggu.
Ia mengatakan, kebun sawit palsu itu terdapat di Desa Tasokko, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju dan telah dikembangkan Kelompok Tani Puncak Beringin sejak tujuh lalu.
"Kebun sawit palsu itu dibakar karena sama sekali tidak berbuah setelah dikembangkan petani selama tujuh tahun lamanya," katanya.
Menurut dia, setelah petani sadar bahwa kebun sawit mereka palsu karena bibit kecambah sawit yang mereka tanam tujuh tahun lalu ternyata juga palsu.
Ia mengatakan, selama tujuh tahun lamanya petani mengalami kerugian karena menunggu hasil yang tidak pasti setelah mengembangkan bibit kecambah palsu.
Tanawali menyebutkan, selain di Kecamatan Korossa, Disbun Sulbar juga membakar bibit kecambah palsu yang telah berkembang menjadi perkebunan sawit yang tidak berbuah di Desa Lemo-Lemo Kecamatan Pangale Kabupaten Mamuju sebanyak 4.760 pohon yang dikembangkan kelompok tani Sipatuo.
Kemudian juga melakukan pembakaran sebanyak 4.760 pohon kebun sawit palsu yang dikembangkan Kelompok Tani Ladang Serumpun di Desa Bambamanurung Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju.
Lalu di Desa Tommo Kecamatan Tommo sebanyak 4.480 batang yang dikembangkan Kelompok Tani Cahaya.
Ia berharap masyarakat yang menjadi korban bibit kecambah palsu yang diecerkan pengusaha dapat melaporkan kepemerintah agar dapat dilakukan pemusnahan. (*/jno)

Post a Comment