Interval antar periode menstruasi bervariasi sesuai usia, keadaan fisik dan emosi, serta lingkungan. Siklus menstruasi normal umumnya tetap setiap 28 hari, tetapi interval 24-32 hari masih dianggap normal kecuali siklusnya sangat tidak teratur. Pada awal dan akhir masa reproduksi, siklus menstruasi mungkin tidak teratur dan tidak dapat diperkirakan, sebagai akibat kegagalan ovulasi. Keadaan ini merupakan contoh alamiah perbedaan antara menstruasi ovulatoir dan anovulatoir. Saat mencapai maturitas, kira-kira dua per tiga wanita tnempertahankan periodisitas yang kurang lebih teratur, kecuali saat hamil, stres atau sakit.
Duras/ rata-rata erdarahan menstruasi adalah 3-7 hari tetapi dapat pula bervariasi. Kehilangan darah rata-rata pada periode menstruasi normal sekitar 35-90 ml. Kira-kira tiga per empat darah ini hilang dalam 2 hari pertama. Wanita berusia <35 tahun cenderung kehilangan lebih banyak darah dibanding mereka yang berusia >35 tahun.
Cairan menstruasi mengandung darah, sel epitel vagina dan endometrium yang terkelupas, lendir serviks, dan bakteri. Prostaglandin dapat ditcmukan pada darah menstruasi, bersama dengan enzim dan fibrinolisin dari endometrium. Fibrinolisin ini mencegah menggumpalnya darah mcnstruasi kecuali terjadi perdarahan yang berlebihan. Namun demikian, dapat terbentuk bekuan darah kecil yang rapuh dan kekurangan fibrin dalam vagina karena adanya mukoprotein dan glukosa dalam keadaan basa.
Faktor-faktor berikut dapat mempengaruhi perdarahan menstruasi: (1) fluktuasi kadar hormon ovarium, hipofisis, prostaglandin dan kadar enzim, (2) variabilitas sistem sarafotonom, (3) perubahan vaskularisasi (stasis, spasme-dilatasi), (4) faktor-faktor lain (misal, status nutrisi dan psikologis yang tidak biasa).
Pustaka
BS Obstetri dan Ginekologi Oleh Ralph C. Benson & Martin L. Pernoll
Post a Comment