Siklus menstruasi normal diatur secara cermat oleh sekresi gonadotropin dari hipofisis anterior ke sirkulasi sistemik. Dengan onset setiap siklus, folikel yang siap untuk pematangan dirangsang berkembang oleh FSH. Satu folikel (jarang lebih) melampaui yang lainnya untuk membentuk folikel de graaf Kemudian folikel yang tersisa akan mengalami regresi. Sementara itu estrogen dihasilkan oleh sel luein teka pada folikel. Estrogen ovarium yang utarna adalah estron (E1), estradiol (E2), dan sejumlah kecil estriol (E3). Pada siklus hari ke-8 dan ke-9, kadar estrogen berhenti meningkat dan kadar LH serta FSH mulai berfluktuasi. Pada sekitar hari ke-14, kenaikan kadar LH yang tinggi dan mendadak (LH surge) memicu pecahnya folikel dan ovulasi (lepasnya ovum). Terjadi sedikit perdarahan, dan folikel yang kosong segera terisi oleh darah yang menggumpal(folikel hemoragis). LH dan mungkin prolaktin merangsang luteinasi sel granulosa sehingga terbentuk korpus luteum. Sel lutein granulosa menghasilkan progesteron, yang mencapai puncaknya pada kira-kira hari ke-23 atau ke-24. Jika pada saat itu tidak terjadi fertilisasi dan nidasi ovum (kehamilan), korpus luteum mengalami regresi. Kemudian kadar progesteron dan estrogen turun mencapai kadar kritis pada sekitar hari ke-28 ketika terjadi perdarahan endometrium (menstruasi).
Pustaka
BS Obstetri dan Ginekologi Oleh Ralph C. Benson & Martin L. Pernoll
Post a Comment