Walaupun terdapat penurunan nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) murni tingkat SMA tahun ini turun secara signifikan sebanyak 1,22 poin dibandingkan tahun lalu, dimana pada tahun sebelumnya dari 7,57 menjadi 6,35. termasuk persentase kelulusan juga terjadi penurunan dari 99,50 persen menjadi 99,48 persen. Namun,di Provinsi Jawa Barat, hanya ada satu siswa SMA dinyatakan tidak lulus UN, atau yang paling sedikit di seluruh Indonesia, termasuk tiga siswa SMK yang tidak lulus.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengungkapkan, penurunan nilai rata-rata UN murni tidak ada ada kaitannya dengan karut-marut pelaksanaan UN SMA yang ramai diberitakan sebulan belakangan. Penundaan pelaksanaaan UN di 11 provinsi Indonesia tengah, penggunaan kertas fotokopi, serta keluhan kualitas lembar jawaban dari berbagai daerah terbukti tidak mempengaruhi hasil akhir UN. “Substansi UN berjalan seperti biasa. Akan jadi perkara kalau ada angka ketidaklulusan yang sangat tinggi. Nyatanya kan tidak. Ketakutan bahwa anak bakal stres dan naskah tak terbaca pemindaian, tidak terbaca,” ujar Nuh dalam konferensi pers hasil UN SMA sederajat, di Jakarta, Kamis (23/5/13).
Dijelaskan Nuh, di 11 provinsi yang mengalami penundaan UN, tidak terjadi perubahan persentase kelulusan secara mencolok dibandingkan tahun sebelumnya. Di Sulawesi Tengah, persentase kelulusan turun dari 99,19 persen menjadi 97,68 persen. Sementara di Nusa Tenggara Timur (NTT) justru terjadi kenaikan kelulusan dari 97,68 persen menjadi 98,25 persen.
Menurutnya, penurunan rata-rata UN justru lebih tepat dikaitkan dengan penambahan persentase tingkat kesulitan soal UN. Jika tahun-tahun sebelumnya, persentase soal mudah adalah 20 persen dan soal sulit 10 persen, tahun ini komposisinya dibalik menjadi soal mudah 10 persen dan sulit 10 persen. dengan hasil ini Untuk tahun depan, kami akan serahkan seluruhnya pada BSNP. Apakah diubah lagi komposisinya atau justru ambang batasnya yang dinaikkan. dan ni akan menjadi bahan kajian yang menarik,” tuturnya.
Mendikbud memaparkan, UN kali ini diketahui terdapat 24 SMA yang 100 persen siswanya tidak lulus UN dengan total jumlah murid 899 orang. Tidak diperinci ada di mana saja ke-24 sekolah tersebut. namun sebaliknya, ada 25.476 SMA dengan kelulusan 100 persen.
Ketika ditanyakan apa yang harus dilakukan oleh pihak Kementrian pada 24 sekolah yang siswanya tidak lulus seratus persen, “Kebijakan untuk sekolah dengan ketidaklulusan 100 persen adalah intervensi.jawab Nuh, bentuknya bisa berupa peningkatan kualitas infrastruktur dan atau SDM. Nanti dipetakan dulu,” ucapnya.
Secara keseluruhan, dari 1,5 juta peserta UN SMA, ada 8.250 siswa yang tidak lulus. Di tingkat SMK, dari 1,1 juta peserta, terdapat 601 siswa yang dinyatakan tidak lulus. Di Jabar, hanya ada 1 siswa SMA dan 3 siswa SMK yang dinyatakan tidak lulus.
Terkait hasil UN ini Nuh berpesan, bagi mereka yang tidak lulus, jangan berkecil hati. Masih ada kesempatan lewat ujian paket. "Ini bagian dari perjalanan hidup". dan bagi yang berhasil, tidak perlu berlebihan merayakannya. Apalagi dengan cara-cara yang tidak baik,” harap Nuh.
Sumber :PR.com
Editor ;W.Sailan
Post a Comment